Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) sebelum memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/4). Presiden meminta pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara membangun infrastruktur pendukung sektor pertanian seperti Bendungan Ladongi, Bendungan Pelosika serta pembangunan infrastruktur irigasi lain. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/Spt/17

Jakarta, Aktual.com – Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan keberhasilan selama menjabat sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Dibawah kepemimpinannya, semua perusahaan BUMN saling akur dan tidak ada yang saling berantem dan saling jegal.

Padahal, selama ini kondisinya tidak sehat dan kerap terjadi perselisihan sebelum dirinya menjabat sebagai Menteri BUMN.

“Pada waktu sekitar 3-4 tahun lalu, saya menyaksikan antar perusahaan BUMN justru saling jegal. Berkompetisi tak sehat. Yang paling terlihat adalah sektor bank,” ujar Rini, di Jakarta, ditulis Jumat (14/4).

Dia menegaskan, kondisi seperti itu terlihat sebelum dirinya jadi menteri BUMN. Empat bank pelat merah, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT BRI (Persero) Tbk, dan PT BTN (Persero) Tbk, saat itu kerjaannya selalu bertarung untuk bersiang tak sehat.

“Jadi, jika Bank Mandiri menawarkan pinjaman ke PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dengan bunga 10 persen, maka saya yakin BRI juga akan berani menawarkan dengan bunga 9,5 persen,” tuturnya.

Mestinya, kata Rini, jika dilihat dalam kancah persaingan, saat ini justru perusahaan pelat merah ini banyak memiliki pesaing, baik lokal maupun internasional. Sehingga antar BUMN sendiri mestinya tak saling jegal.

“Kenapa antar-BUMN mesti berantem. Kenapa nggak share saja (pasarnya)? Jika kita begitu (saling jegal), mereka (kompetitor) akan senang,” ucapnya.

Untuk itu, sudah saatnya perusahaan BUMN bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sehingga jangan lagi saling jegal dan perlu didorong adanya sinergi antar BUMN.

“Saya ingin menekankan betul kalau kita satu keluarga. Kalau bisa sinergi, saling share, dan efisiensi, itu akan menurunkan cost. Sehingga kita akan menjadi sangat kuat dan profitable,” paparnya.

Menurut Rini, sinergi itu penting karena saat ini ada 118 perusahan di 13 sektor industri. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan efektivitas kepemimpinan BUMN, tahun ini BUMN juga meluncurkan Kartu BUMN yang merupakan kartu identitas multifungsi.

Selain sebagai kartu identitas, Kartu BUMN juga dapat berfungsi sebagai alat pembayaran (uang elektronik), kartu program loyalty (pengumpulan, transfer, dan penggunaan poin di antar BUMN), serta kartu fasilitas seperti akses ke infrastruktur perusahaan maupun ke fasilitas layanan kesehatan.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: