Paris, Aktual.com – Pemerintah Mesir mengusir seorang jurnalis asal Prancis bernama Remy Pigaglio, di Bandara Internasional Kairo, Selasa (24/5). Pigaglio yang sudah bertugas di Kairo sejak 2014, diusir setelah sempat ditahan semalaman.

Belum ada penjelasan dari pihak Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri Mesir atas insiden yang menimpa koresponden koran “La Croix” dan radio RTL itu.

Namun sumber keamanan di Bandara Kairo, seperti dikutip La Croix, menginformasikan Pigaglio diusir karena dianggap melakukan tindakan yang merugikan dan mengancam keamanan Mesir.

Kemenlu Prancis yang sempat turun tangan untuk mencegah pengusiran, menyatakan menyesal atas sikap Pemerintah Mesir.

Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault juga menyampaikan penyesalan yang sama. “Saya tidak bisa membiarkan situasi yang merusak kebebasan pers. Saya menyesalkan keputusan Mesir,” kata dia kepada La Croix, di Paris.

Sikap Mesir dinilai bisa memicu kemarahan Paris yang telah menjalin kerjasama dengan Kairo di bidang ekonomi, militer dan politik sejak Presiden Abdel Fattah Assisi berkuasa.

Prancis dan Mesir juga sudah menandatangani sejumlah kesepakatan kerjasama senilai 2 miliar Euro (22,6 triliun rupiah) dengan Mesir saat Presiden Francois Hollande berkunjung ke Kairo bulan lalu.

Menuai kecaman jurnalis Prancis

Dalam pernyataan bersama, sejumlah koresponden Prancis yang berada di Kairo mengecam penahanan dan pengusiran yang menimpa rekan mereka. Tindakan yang dianggap sebagai pertanda pembungkaman atas kebebasan menyampaikan pendapat di Mesir.

“Seluruh koresponden Prancis di Mesir melihat meningkatnya penindasan yang tidak bisa diterima. Dilakukan oleh pihak berwenang Mesir terhadap media asing,” demikian kata mereka dalam pernyataan bersama.

Beberapa waktu terakhir memang bukan saat mesra antara kalangan media dan Pemerintah Mesir. Media terus lontarkan kritik terhadap Sisi, jenderal purnawirawan yang menggulingkan presiden terpilih Mohamed Mursi di pertengahan 2013 lalu.

Sang jenderal juga menggilas pendukung Ikhwanul Muslimin. Bahkan beberapa bulan belakangan kebijakan keras itu terus meningkat saat perekonomian sulit dan penindakan terhadap penentangnya meluas.

Kemendagri Mesir juga meringkus sindikat pers di Kairo bulan ini. Dua jurnalis oposisi ditangkap. Pengadilan Mesir di bulan yang sama bahkan menyarankan hukuman mati terhadap tiga wartawan, yang didakwa membahayakan keamanan negara lantaran membocorkan rahasia di Qatar.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara