Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). IHSG pada Senin sore ditutup menguat tipis sebesar 9,40 poin atau 0,2 persen ke 4.464,58 dengan 100 saham menguat, 175 melemah, dan 76 stagnan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/15.

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan akhir pekan ini masih akan mengalami pelemahan.

Selain sentimen global tak ada yang menunjukkan sebagai katalis positif, dari domestik sendiri masih minim sentimen yang bisa mengangkat pola gerak rupiah menuju ke tren positif.

“Masih minimnya sentimen dari domestik, membuat laju rupiah tak dapat terhindarkan dari pelemahan,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Jumat (14/10).

Keadaan tersebut, kata dia, membuat pergerakan rupiah menembus level support yang diprediksi NH Korindo sebelumnya di level 13.065. Sehingga, sangat berpeluang untuk melanjutkan pelemahannya dalam jangka pendek.

“Untuk itu, pada perdagangan hari ini, level resisten rupiah akan berada di rentang 13.054 dan tingkat support akan di kisaran 13.097. Waspadai sentimen yang ada,” papar Reza.

Pelemahan rupiah ini sepertinya tak bisa memanfaatkan momentum, di mana mata uang global juga mengalami pelemahan. Nilai tukar poundsterling melemah setelah pelaku pasar kembali merespon adanya peluang The Fed menaikkan tingkat suku bunga AS dalam Fed minute release.

“Terlihat laju GBP-USD bergerak sempat melemah -0,36% di level 1,21,” jelasnya.

Sementara itu, lanjutnya, laju USD juga menurun tipis -0,03% terhadap mayoritas mata uang dunia. Sehingga menyebabkan laju Yen bergerak menguat, yang kemudian direspon negatif oleh para pelaku pasar valuta asing (valas) Asia.

Di satu sisi, pergerakan harga minyak mentah dunia yang mudah berubah akibat masih adanya pro-kontra terkait rencana pembatasan produksi dari anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non OPEC turut menekan mata uang kawasan.

“Kondisi itu telah menekan laju rupiah. Padahal kami berharap rupiah mampu meneruskan trend positifnya,” pungkasnya.

 

*Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: