Jakarta, Aktual.com – Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, dianggap sebagai sosok anak dusun yang berkarier cemerlang. Selain karirnya melejit sebagai Panglima TNI, dia juga kini fokus mengembangkan sektor pertanian di Indonesia.

Dunia ini dianggap bukan hal asing baginya. Pasalnya, dia sebagai salah satu anak seorang petani yang sukses dan menjadi negarawan. Hal ini seperti yang tertuang dalam buku yang berjudul “Panglima TANI Moeldoko: Anak Dusun Yang Jadi Negarawan”.

Lahir dari keluarga miskin, menurut dia, masa kecilnya cukup kelam. Bahkan dirinya kerap kesulitan jika ingin memakan nasi beserta lauk pauk yang cukup kala masih kecil. “Sering saya ambil ubi dari kebun sebelah (rumah) dulu,” cerita dia, di Jakarta, Rabu (11/7).

Namun meski hidup susah, dia tetap religius. Di tengah keprihatinan, dia menghadapinya dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa. Ia sering bertirakat dengan melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis sambil membantu kakaknya mengangkat batu dan mengangkut pasir dari sungai.

Dia juga sosok yang tak pernah berhenti belajar. Selain sering mengikuti pendidikan kemiliteran di lingkungan TNI termasuk Lemhannas, Moeldoko juga terus menimba ilmu di dunia pendidikan umum hingga dapat gelar doktor ilmu administrasi pemerintahan dari Universitas Indonesia.

“Ayah saya mendidik dengan keras. Tapi ibu membimbing dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Kontradiksi ini justru menjadi sebuah paradok dalam diri saya. Jadi saya bisa tegas namun juga dapat memiliki empati pada lingkungan,” papar dia.

Lebih jauh dia menegaskan, kiprahnya di TNI merupakan cita-citanya yang ingin menjadi tentara. Dan kemudian karirnya melejit sejak menjabat Kasdam Jaya (2008) itu.

Bahkan pada 2010, dia mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat mulai dari Pangdiv 1/Kostrad (Juni-Juli 2010), Pangdam XII/Tanjungpura (Juli-Oktober 2010) dan Pangdam III/Siliwangi (Oktober 2010-Agustus 2011). Dua bulan berikutnya, Moeldoko naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dengan jabatan Wakil Gubernur Lemhannas.

Lalu pada Februari 2013 Moeldoko menjadi Wakasad dan naik lagi jadi Kasad pada 22 Mei 2013 dengan pangkat bintang empat (jenderal). Hanya tiga bulan berikutnya setelah menjabat Kasad, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkannya sebagai calon tunggal Panglima TNI.

“Sikap saya sangat jelas, tegas, dan tidak kenal kompromi dalam menjaga kedaulatan NKRI. Saya, Jenderal TNI Moeldoko siap memimpin TNI,” ujarnya kala itu saat fit and proper test.

Pensiun dari TNI, Moeldoko ditunjuk untuk menjabat sebagai ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017-2020. Memang dunia pertanian bukan hal asing baginya. Maka seusai meninggalkan dinas keprajuritannya ia memilih menjadi petani.

Selama menjabat sebagai ketua HKTI, Moeldoko berharap HKTI bisa menjadi mitra strategis dan positif pemerintah dalam hal ketahanan pangan bagi rakyat dan pemerintah Indonesia. Harapan baru bagi rakyat bagaimana mewujudkan kesejahteraan, harapan pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan dalam rangka ketahanan pangan.

Kiprahnya dipuji Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Menurutnya, Moeldoko sebagai ketua umum HKTI yang telah berbuat banyak untuk pertanian Indonesia. “Seandainya ada 100-200 jenderal seperti Pak Moeldoko yang turun ke pertanian, bisa bergetar ini Indonesia,” kata Amran.

Selain bertani, Moeldoko juga banyak melakukan aktivitas bisnis yang inovatif dan visioner. Salah satunya mendirikan pabrik bus bertenaga listrik. Bus buatan dalam negeri ini diberi MAB (Mobil Anak Bangsa). Moeldoko juga aktif di ranah ekonomi syariah. Bersama putranya ia mendirikan fintech syariah yang berorientasi membantu pelaku bisnis UMKM. Dan aktif di Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Kini, dia menjadi Kepala Staf Presiden (KSP) menggantikan Teten Masduki. Moeldoko menegaskan, ia siap melaksanakan tugasnya sebagai KSP secara profesional.

Salah satu filosofi hidupnya adalah “Urip iku urup” atau hidup itu harus menghidupi. Intinya, hidup harus memberikan manfaat bagi orang lain. Filosofi Jawa tersebut menjadi pegangan hidup Moeldoko. “Jadi setiap hari harus memberikan manfaat,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh: