FILE - In this Sunday, Jan. 25, 2009 file photo, an F-15 warplane of the Saudi Air Force flies over the Saudi Arabian capital Riyadh during a graduation ceremony at King Faisal Air Force University. The Obama administration is expected to notify Congress on Wednesday, Oct. 20, 2010 of a multibillion-dollar sale of fighter jets and military helicopters to Saudi Arabia, including as many as 84 new F-15 fighter jets and three types of helicopters, officials said Tuesday, Oct. 19, 2010. (AP Photo/Hassan Ammar, File)

Moskow, Aktual.com – Kementerian Pertahanan Rusia, menuding cuaca buruk sebagai pelanggaran singkat terhadap wilayah udara Turki oleh satu pesawat Rusia di dekat perbatasan Suriah.

“Peristiwa tersebut adalah akibat dari cuaca yang tak mendukung di daerah itu. Orang tak boleh mencari teori persekongkolan di sini,” kata kementerian tersebut dalam siaran pers daring, dikutip dari Xinhua, Selasa (6/10).

“Pada 3 Oktober, menuntaskan penerbangan tempur yang direncanakan, saat bermanuver di atas wilayah pegunungan dan daerah berhutan sebelum kembali ke pangkalan Hmaimim di Suriah, pesawat milisi Rusia SU-30 sempat melintas, untuk beberapa detik, ke dalam wilayah udara Turki,” kata kementerian tersebut.

Pesawat kadangkala harus terbang ke pangkalan udara dari sisi utara dalam kondisi cuaca tertentu, yang mungkin mengakibatkan kesalah dengan memasuki wilayah udara Turki sebab pangkalan udara itu berada sekitar 30 kilometer dari perbatasan Suriah-Turki, kata kementerian tersebut.

Turki pada Senin (5/10) menyatakan satu pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udaranya pada Sabtu (3/10) di Kota Kecil Yayladagi di Provinsi Hatay, bagian selatan negeri itu, di dekat perbatasan Suriah.

Duta besar Rusia di Turki dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Turki pada Senin pagi. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu menyampaikan protes selama percakapan telepon dengan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin juga mengatakan pertemuan Dewan Atlantik Utara direncanakan diselenggarakan pada sore hari yang sama guna membahas situasi keamanan di Turki.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tindakan yang perlu dilakukan guna mencegah terjadinya kasus serupa pada masa depan. Kementerian tersebut menyatakan penjelasan dikirim melalui atase militer di Kedutaan Besar Turki di Moskow pada Ahad (4/10).

Kementerian itu juga menjelaskan bahwa pasukan udara Rusia di Suriah tak memiliki hubungan dengan pesawat MiG-29, yang tak dikenal dan menurut Turki menggangu dua jet F-16 Turki yang berpatroli di perbatasan dengan Suriah pada Minggu (3/10).

Artikel ini ditulis oleh: