Jakarta, Aktual.com — Sahabat, sebagai umat Islam tentunya kita patut menyadari bahwa ibadah salat merupakan salah satu amalan ibadah yang pertama kali dihisab di Yaumul Akhir nanti. Kemudian, dari ibadah salat yang benar itulah, akan menghantarkan kita pada kebaikan-kebaikan amal dan sifat dalam diri kita. Sebagaimana dalam Hadis yang menyebutkan:

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلاَةُ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah salatnya. Bila salatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika salatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)

Nabi Muhammad SAW dalam perintah-Nya melalui peristiwa Isra’ Mi’raj, mengajak dan mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk menjalankan perintah salat lima waktu dalam sehari dan hukumnya wajib untuk ditunaikan.

Mengapa? Karena, ibadah salat merupakan indikator pembeda antara orang yang benar-benar beriman dan orang kafir. Mengingat, dalam hal ini orang yang kafir termasuk dalam golongan orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang tidak mentaati perintah Allah SWT. Seperti dikutip dalam firman-Nya:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا

مَوْقُوتًا

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah SWT di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103)

Saudaraku, mau tahu seperti apa sih syarat sah salat yang menjadikan salat kita lebih baik dan sempurna? Bersama Ustadzah Hj. Herlini Amran MA, berikut Aktual.com hadirkan kajiannya:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS Thaha: 132)

Dalam pertemuan kali ini, Ustadzah Herlini menjelaskan hal-hal apa saja yang termasuk dalam syarat sah salat, yaitu: (1) menghadap kiblat, (2) sudah masuk waktu salat, (3) bersih badan, pakaian, dan tempat dari najis, (4) tidak dalam keadaan hadas besar dan hadas kecil, dan (5) menutup aurat.

Dari poin syarat sah salat ini, Ustadzah Herlini menegaskan bahwa lima poin tersebut harus diperhatikan oleh seluruh umat Muslim dalam melaksanakan ibadah salat, baik itu yang sifatnya wajib, rawatib dan nawafil.

Dalam konteks tersebut, Ustadzah menguraikan poin ke 2 tentang masuk waktu salat dan kemudian membaginya menjadi tiga golongan, yaitu orang yang lupa atau tertidur, orang yang melalaikan salat, dan orang yang sengaja meninggalkan salat.

Lantas, pada kasus tertidur dan melalaikan salat sangat sesuai dengan Hadis Rasulullah SAW berikut ini:

أَمَا إِنَّهُ لَيْسَ فِيَّ النَّوْمِ تَفْرِيطٌ، إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلَاةَ حَتَّى يَجِيءَ وَقْتُ الصَّلَاةَ الْأُخْرَى، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلْيُصَلِّهَا

حِينَ يَنْتَبِهُ لَهَا

“Sebenarnya bukanlah kategori lalai jika karena tertidur. Lalai adalah bagi orang yang tidak salat sampai datang waktu shalat lainnya. Barang siapa yang mengalami itu maka shalatlah dia ketika dia sadar”.  (HR. Muslim, 311/681)

Lalu, untuk orang yang meninggalkan salat dengan sengaja, hal ini merupakan dosa besar dan bagi pelakunya harus melakukan taubat nasuha dan memperbanyak shalat sunnah untuk menutupi salat-salatnya yang ditinggalkan selama ini.

Dari hal tersebut, kita wajib menyadari pentingnya salat sebagai asupan wajib ruhiyah kita sehari-hari. Karena, salat merupakan bentuk penghambaan kita kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya selama ini kepada kita hamba-hamba-Nya.

Maka, sudah sepantasnya bagi kita untuk tidak melalaikan apalagi meninggalkan perintah salat dalam kehidupan kita.

Artikel ini ditulis oleh: