Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta Agung Laksono memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/1). Pertemuan tersebut membahas soal konflik kepengurusan di tubuh Partai Golkar di mana pemerintah memberi keleluasaan kepada Partai Golkar untuk menyelesaikan masalahnya sesuai mekanisme internal dan menjamin tidak akan melakukan intervensi apapun. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta Agung Laksono menyambut baik putusan Mahkamah Partai Golkar (MPG) yang menginstruksikan penyelenggaraan Musyawarah Nasional bersama selambatnya Maret 2016.

“Saya kira kami sambut gembira Mahkamah Partai Golkar sudah mendengarkan suara dari berbagai elemen Golkar bahwa masalah Golkar harus diselesaikan. Satu-satunya cara terbaik melalui munas bersama,” kata Agung dijumpai di acara Musyawarah Besar II Gerakan-Gerakan Di Lingkungan Kosgoro 1957 (GPPK, NMK, HPK, dan HIMA) di Jakarta, Jumat (15/1).

Agung menekankan, fokus utama saat ini adalah penyelenggaraan munas untuk menciptakan kepemimpinan dan kepengurusan baru Partai Golkar secara demokratis agar kepemimpinan Golkar tidak vakum.

Dirinya juga menyerahkan kepada Mahkamah Partai Golkar terkait penunjukkan dirinya sebagai anggota tim transisi penyelenggara munas bersama.

Berkaitan dengan peluangnya untuk maju kembali sebagai calon Ketua Umum Golkar, Agung menyatakan hal itu akan dipikirkannya nanti, yang terpenting munas bisa segera dilaksanakan.

“Soal maju sebagai ketua umum lagi itu kita lihat nanti. Itu tidak terlalu penting, yang terpenting munas dulu,” kata Agung Laksono.

Mahkamah Partai Golkar bersidang secara terbuka dan mengeluarkan putusan penyelenggaraan munas bersama selambatnya Maret 2016, untuk mempersatukan kembali Partai Golkar.

Mahkamah juga menunjuk BJ Habibie dan Jusuf Kalla untuk memimpin tim transisi penyelenggara munas, dan anggotanya antara lain Ginandjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latief, Siswono Yudo Husodo, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Theo L Sambuaga, dan Sumarsono.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara