Mangupura, Aktual.com – Museum Pasifika, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, menyimpan koleksi surat bersejarah dari Presiden Republik Indonesia Soekarno, yang ditujukan kepada pelukis asal Belgia Adrien-Jean Le Mayeur, yang terkirim pada 30 Oktober 1950.

“Surat ini memang menjadi koleksi berharga kami. Sengaja diletakkan tidak jauh dari lukisan Le Mayeur. Memang itu surat Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Le Mayeur,” kata Manager Museum Pasifika Sanya Annisa Basyah, di Nusa Dua, Sabtu (2/1).

Pengunjung museum, ujarnya, banyak yang melihat-lihat dan mengagumi surat itu, sebagai kenangan dari Sang Proklamator RI. Surat itu sengaja disimpan dan dibingkai untuk melindungi aset bersejarah itu.

Museum Pasifika didirikan pada tahun 2005 dan dibuka tahun 2006, yang dibangun pria asal Prancis Philippe Augier bersama Popo Danes (seniman Bali) dan Moektaryanto (pengusaha dari Yogyakarta). Setidaknya ada 600 karya seni dari negara Asia dan Pasifika yang telah menjadi koleksi museum, hasil karya sejumlah seniman dari 35 negara. Karya itu mencakup 400 lukisan dan 200 patung seni peradaban pertama.

Museum sengaja dibangun dengan tiga misi utama. Pertama, sebagai wahana edukasi bagi siswa-siswa sekolah. Sudah lebih dari 22.000 siswa sekolah dan mahasiswa di Bali yang telah diundang ke museum untuk melihat serta mempelajari karya bernilai yang merupakan koleksi museum. Kadang diadakan lomba melukis dan hasil lukisan para pemenangnya akan dipajang di museum, sehingga membangkitkan rasa percaya diri dan kebanggaan bagi siswa yang memiliki bakat seni.

Misi kedua museum ialah menampilkan objek wisata budaya berstandar internasional dan ditampilkan dengan mengedepankan kekentalan sisi Asia dan Pasifika. Desain artistik bangunan museum makin mengokohkan warna Asia-Pasifika.

“Misi ketiga adalah untuk memberikan sesuatu yang lebih dan berbeda dengan museum lain karena kini memang manusia berada pada peradaban kompetisi global. “Baru saya mendirikan Museum Pasifika, negeri sebelah langsung membikin museum setipe. Malah langsung dua sekaligus mendirikan museum sejenis Pasifika,” kata Philippe.

Hingga kini, sudah lima orang presiden yang pernah berkunjung dan melihat-lihat koleksi Museum Pasifika. Meliputi Presiden Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono, Presiden Swis, Presiden Mexico, Wakil Presiden India dan Direktur General of UNESCO. Karya-karya museum menjadi daya tarik para pemimpin negara untuk menyaksikan langsung produk seni bersejarah itu.

Artikel ini ditulis oleh: