Jakarta, Aktual.co — Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dalam waktu dekat.
Meski hal itu akan memenyakitkan rakyat, namun pemerintah seakan tidak peduli dan tetap akan menaikan harga BBM bersubsidi dengan alasan ketidak mampuan APBN menopang subsidi BBM, ataupun subsidi BBM tidak tepat sasaran.
Menanggapi hal itu, anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Ramson Siagian mengatakan, penaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 menyakitkan hati rakyat. Terlebih, saat Jokowi-JK kampanye di Pilpres lalu, keduanya tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi.
“Begitu dilantik yang diekspos justru penaikkan BBM,” kata dia di gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (11/11).
Bekas politikus PDI Perjuangan itu juga menyayangkan wacana penaikan itu. Sebab, wacana penaikan digulirkan saat harga minya mentah dunia sedang turun dari 105 dolar AS perbarel ke arah kurang dari 80 dolar AS.
“Harga minyak mentah dunia di Singapura sekitar 80 dolar AS perbarel, sudah turun kok malah mau dinaikkan,” kata anggota Komisi VII itu.
Lebih menyakitkan lagi, kata dia, pemerintah yang tidak tranparan mengenai harga pokok penjualan BBM tiba-tiba menuduh bahwa rakyat yang mengkonsumsi BBM subsidi telah membakar uang negara sebanyak Rp 714 triliun pertahun.
“Itu itung-itungannya darimana? Gimana? Kan menyakitkan, harus transparan kalau belum diberi masukkan oleh menteri-menterinya jangan beliau mengklaim seperti itu,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh: