Jakarta, Aktual.com – Ratusan nelayan Teluk Jakarta hari ini berunjukrasa di Jalan Kebon Sirih depan Gedung DPRD DKI. Usai hujan yang mengguyur Jakarta reda, para nelayan langsung melontarkan orasinya menyatakan menolak reklamasi di Teluk Jakarta.
Aksi digelar berbarengan jadwal paripurna dewan untuk mengesahkan Rencana Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K). Paripurna dijadwalkan digelar pukul 14.00Wib. Raperda zonasi diketahui merupakan karpet merah bagi proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Massa nelayan meneriakkan penolakan terhadap proyek reklamasi Teluk Jakarta yang hingga hari ini terus dikerjakan pengembang yang mendapat restu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ketua DPW Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) M. Taher menyayangkan sikap pemerintah yang seolah menutup mata pada persoalan yang mencekik leher nelayan.
“Reklamasi jelas-jelas merusak lahan tangkap nelayan pesisir. Tapi hingga kini DPRD masih saja menutup mata menutup telinga terhadap persoalan yang membunuh hidup nelayan,” ucap dia kepada Aktual.com, di depan Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Kamis (25/2).
Taher menegaskan pembahasan raperda zonasi dan Kawasan Strategis Pantura Jakarta harus segera dihentikan. “Karena Reperda zonasi tidak mengakui adanya nelayan tradisional yang lahan tangkapnya dirampas oleh proyek reklamasi,” imbuh dia.
Taher melanjutkan, dengan berlangsungnya reklamasi yang terus menerus di wilayah tangkap nelayan telah mengakibatkan nelayan banyak menjadi pengangguran. “Banyak temen-temen kita dari nelayan Rampus, nelayan Tiker jadi bekerja serabutan buat memenuhi kebutuhan keluarganya,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan Aktual.com, massa membentangkan spanduk besar berukuran 4×10 meter yang berisikan warga nelayan menolak reklamasi di Teluk Jakarta. Aksi itu sendiri tidak mempengaruhi kepadatan lalu lintas. Kendaraan yang berlalu-lalang di depan Gedung DPRD tetap bisa melaju lancar tanpa tersendat oleh massa aksi.
Artikel ini ditulis oleh: