Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2015 surplus USD477 juta. Hal ini disebabkan karena nilai ekspor Juni mencapai USD13,44 miliar, lebih besar dari nilai impor mencapai USD12,96 miliar.

Secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2015 juga surplus USD4,35 miliar. Ini disebabkan karena nilai ekspor pada periode tersebut mencapai USD78,29 miliar, lebih besar dibandingkan nilai impor USD73,93 miliar.

“Impor turun karena impor minyak dan gas (migas) kita turun 17,42 persen year on year (yoy). Dan eskpor migas kita naik 5,91 persen dari bulan Mei. Sebenarnya terjadi penurunan dua-duanya, hanya penurunan impor lebih tajam, sehingga kita surplus,” ujar Kepala BPS, Suryamin di kantor BPS Jakarta, Rabu (15/7).

Lebih lanjut dikatakan Suryamin, neraca perdangan migas pada Juni defisit USD1,12 miliar, minyak mentah defisit USD290 juta, hasil minyak defisit USD1,40 miliar, dan gas surplus USD571 juta.

“Semoga nanti ini lebih baik ke depannya. Nanti dari pemerintah juga akan mengusahakan bagaimana caranya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: