Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Jakarta, Aktual.com —  Rilis inflasi di bulan Agustus sebesar 0,39 persen tampaknya tidak membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. Meski angka inflasi tersebut cukup bagus, namun dipersepsikan lain oleh pelaku pasar dimana penurunan inflasi tersebut sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat sehingga tidak memberikan positive surprise bagi pelaku pasar.

“Di sisi lain, imbas pelemahan bursa saham global turut direspon negatif pelaku pasar. Apalagi pelemahan tersebut dipicu oleh masih adanya pelemahan pada sejumlah data-data makroekonomi di Asia dan beberapa kawasan lainnya sehingga membuat pelaku pasar bereaksi negatif terhadap sentimen yang ada,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam risetnya, di Jakarta, Rabu (2/9).

Penguatan sebelumnnya pun hanya dimanfaatkan pelaku pasar untuk profit taking, sehingga memberi tekanan dan menghambat laju IHSG untuk dapat melanjutkan penguatannya.

Sementara itu, faktor dari adanya pertemuan IMF dan Indonesia serta adanya demo buruh dinilai Reza tidak terlalu besar porsi sentimennya kepada pasar.

Pada perdagangan Rabu (2/9) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 4.435-4.485 dan resisten 4.517-4.528. Kembali munculnya sentimen negatif membuat laju IHSG terkena aksi jual, sehingga potensi penguatan lanjutan menjadi berkurang.

“Tetap mewaspadai laju bursa saham global dan sentimen yang ada terutama sentiment dari rilis makroekonomi luar negeri yang dapat berimbas pada laju IHSG,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka