Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 51 poin menjadi Rp14.626 dibanding sebelumnya Rp14.575 per dolar AS.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS seiring cukup kuatnya sinyal kenaikan suku buga The Fed.

“Pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole memberi sinyal kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, kondisi itu membuat sebagian pelaku pasar di negara berkembang menahan diri dalam menyikapi sentimen yang ada,” katanya, Senin (27/8).

Ia menambahkan belum adanya sentimen positif yang datang dari dalam negeri turut menjadi faktor yang menahan pergerakan rupiah terhadap dolar AS di pasar valas domestik.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang akan melakukan kenaikan suku bunga Fed secara gradual dan terus mencermati data-data ekonomi dianggap sebagai pernyataan yang dovish bagi investor.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid