Sekjen Apkasi, Nurdin Abdullah yang juga Bupati Bantaeng-Sulsel (tengah) didampingi Sekretaris Direktur Eksekutif Apkasi M.Rifqi Karsayuda ( kanan) dan Kepala Divisi Potensi Daerah & Pengembangan Bisnis APKASI Syaifuddin CH Kai usai menggelar softlaunching “APKASI Otonomi Expo 2017 " bertajuk International Trade, Tourism and Investment” di Jakarta, Kamis (15/9).

Makassar, Aktual.com – Calon Gubernur (Cagub) Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) dinilai melakukan kebohongan publik. Menyusul, janji NA saat debat kandidat yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi nasional tidak terbukti.

Sugianto Pattanagara, seorang tim komunikasi Ichsan Yasin Limpo yang menjadi salah satu pesaing NA, mengemukakan bahwa janji yang dilontarkan NA terkait ekspor nikel perdana dari Bantaeng pada 5 Mei 2018, ternyata tak terbukti.

“Lagi-lagi, NA sekadar mengumbar janji demi pencitraan. Tak hanya itu, pernyataan NA ini sudah masuk kategori kebohongan publik sehingga yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan pernyataannya itu di hadapan publik,” ujar pria yang akrab disapa Anto di Makassar, Sulsel, Senin (7/5).

Dalam debat antar Cagub dan Cawagub Sulawesi Selatan pada beberapa waktu lalu, NA sempat menyatakan bahwa kota yang dipimpinnya, yakni Kabupaten Bantaeng, akan melakukan ekspor nikel perdana pada 5 Mei 2018. Namun, hingga jatuh tempo, ternyata janji itu tidak terwujud.

Saat itu, NA bahkan sempat mengajak Cagub lainnya, Agus Arifin Nu’mang, untuk menyaksikan momentum bersejarah tersebut. Agus yang juga mantan Wakil Gubernur Sulsel kala itu memang menanyakan perkembangan pabrik smelter di Bantaeng kepada NA.

Tapi, menurut Anto, sapaan akrabnya, fakta di lapangan tidak terbukti. Pada waktu seperti yang disebut NA, 5 Mei 2018, tidak ada aktivitas sama sekali yang menunjukan adanya proses produksi untuk ekspor nikel di Bantaeng.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari lapangan, hingga Sabtu (5/5) lalu memang sama sekali tidak ada tanda-tanda aktivitas persiapan pelaksanaan ekspor perdana nikel dari Bantaeng. Hal ini tampak dari dua pabrik nikel, yaitu pabrik smelter milik PT Huadi Nickel Alloy Indonesia dan PT Titan Mineral Utama.

Nihilnya aktivitas ekspor nikel ini juga tampak di pelabuhan yang berada tepat di depan PT Huadi Nickel Alloy Indonesia.

Namun, pada hari yang sama, NA dikatakan oleh Anto, justru secara massif memasang iklan di sejumlah media massa yang intinya menjelaskan ekspor nikel di Bantaeng tetap berjalan, namun memang tidak tepat waktu pada 5 Mei 2018.

“Cara yang dilakukan NA dengan memasang iklan di media massa lagi-lagi menunjukkan, apa yang dilakukan NA hanya sebatas pencitraan yang berujung kebohongan publik. Untuk itu, NA harus klarifikasi sekaligus meminta maaf kepada masyarakat karena berkali-kali berbohong,” jelas Anto.

Kalau seorang Cagub berbohong, menurut Anto, kebohongan itu pasti akan diteruskan oleh timnya serta loyalis di bawahnya tanpa melalui penyaringan terlebih dahulu.

“Ini bisa menjadi insiden buruk di kemudian hari dan bisa juga menjadi bumerang bagi NA,” tutupnya.