Jakarta, Aktual.com — Komite Olimpiade Asia (OCA) meminta Indonesia mampu menekan dana penyelenggaraan Asian Games atau tidak melebihi pengeluaran Korea Selatan pada Asian Games 2014 mengingat terjadi peningkatan sejak ajang ini dihelat di beberapa negara.

Ketua Departemen Asian Games OCA Haider Farman di Palembang, Sabtu (13/6), dalam kegiatan pemantauan kesiapan Sumsel sebagai tuan rumah bersama Wakil Dewan Kehormatan OCA Wei Jizhong, mengatakan, kenaikan dana pelaksanaan Asian Games ini akan memberikan kesan negatif sehingga menurunkan minat negara-negara di Asia menjadi tuan rumah.

Hal ini terbukti dengan mundurnya Vietnam sebagai tuan rumah Asian Games 2018, sehingga OCA memutuskan dialihkan ke negara lain yakni Indonesia.

“Berdasarkan riwayat ini, Indonesia harus berjuang untuk menekan seminimal mungkin pengeluaran karena Asian Games ini sejatinya digelar untuk rakyat, jika fasilitas yang megah dibangun tapi tidak bisa dimanfaatkan rakyat, lantas untuk apa,” kata dia.

Jika perlu, ia melanjutkan, pemerintah Indonesia membatasi pengeluaran sehingga tidak melebihi perhelatan Asian Games di Incheon (Korea Selatan) tahun 2014 yang menghabiskan dana sekira dua triliun won atau sekitar USD2 miliar.

“Jika bisa, Asian Games di Indonesia harus lebih murah 30 persen dari Asian Games Incheon. Itulah mengapa OCA sangat senang jika kota-kota yang diproyeksikan sebagai penyelenggara sudah memiliki arena olahraga berkelas internasional, seperti Palembang. Sehingga Indonesia tidak perlu membuat yang baru karena akan menyedot dana yang sangat besar,” kata dia.

Terkait dengan dana yang besar ini, Wakil Dewan Kehormatan OCA Wei Jizhong mengatakan hingga kini pemerintah Indonesia belum menyatakan kesiapan dana yang dimiliki sebagai wujud dari keseriusan sebagai penyelenggara.

Sebagai otoritas yang memastikan pelaksanaan Asian Games sesuai perencanan, OCA mengharapkan pemerintah Indonesia segera memiliki rekening khusus untuk menampung asupan dana.

Dana ini dapat diperoleh dari beragam sumber, dari pemerintah, kalangan swasta, hingga bantuan dari masyarakat.

“Dana yang dibutuhkan sangat besar sekali, dan ini memberatkan jika tidak disiapkan dari jauh-jauh hari. Sebaiknya, dana yang sudah dialokasikan disimpan di bank sebagai bukti keseriusan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games,” kata dia.

Mengenai dana ini, Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sempat menyatakan bahwa pemerintah akan menekan seminimal mungkin penggunaan dana APBN dan APBD untuk Asian Games, tapi lebih mengedepankan dana dari pihak swasta.

Indonesia ditetapkan OCA sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 pada 20 November 2014 menggantikan Vietnam yang mengundurkan diri karena persoalan finansial.

Indonesia terakhir kali menjadi tuan rumah pada 1962 di Jakarta. Pada perhelatan serupa yang dijadwalkan tahun 2018 dilaksanakan di tiga tempat yakni Jakarta, Palembang, dan Bandung.

Sementara bagi Sumatera Selatan, perhelatan ini menjadi ajang multievent internasional ketiga setelah SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2013, dan Asian University Games 2014 dengan mengusung konsep “Jakabaring Sport City”.

Artikel ini ditulis oleh: