EVAKUASI ORANG UTAN SUMATRA

Jakarta, Aktual.com – Seekor orang utan (Pongo pygmaeus) koleksi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), yang diberi nama Meri, mati terindikasi karena mengalami komplikasi.

Satwa dilindungi berjenis kelamin betina tersebut dilaporkan mati sejak Jumat (10/8) pukul 16.37 WIB setelah menjalani perawatan medis dari dokter hewan setempat.

“Kondisi kesehatannya sudah dapat tergambar dari pola makan selama kurun satu tahun belakangan,” kata Kepala Bidang TMSBK Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi, Ikbal di Bukittinggi, Sabtu (11/8).

Dari pola makannya, jika petugas memberikan buah, Meri hanya memakan sarinya sedangkan ampasnya tidak ikut dimakan. Kemudian ketika kondisi cuaca memburuk nafsu makan Meri juga langsung turun.

Kondisinya memburuk sejak tiga hari lalu sehingga sempat diberikan infus dan alat bantu pernapasan. Pihaknya juga sudah menginformasikan kondisi itu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.

“Ketika mengecek kondisinya, dicoba disentuh dengan kayu. Saat sehat Meri akan balas memegang erat kayu, namun saat sakit kemarin dipegang dengan sangat lemah sehingga kami beri tindakan medis,” ujarnya.

Saat ini, katanya menambahkan, Meri sudah dikubur di dalam area TMSBK dan beberapa organ dalam diambil untuk diperiksa lebih lanjut memastikan penyakitnya yaitu organ jantung, hati, paru-paru dan pencernaan.

Meri yang kini usianya diperkirakan sekitar 32 tahun masuk TMSBK pada 1996 dan didatangkan dari Yogyakarta.

Di TMSBK ia ditempatkan di kandang bersama orang utan jantan usia sekitar 45 tahun dan diberi nama Bambam. Kini Bambam tinggal sendirian di kandangnya.

Di penangkaran usia hidup orang utan bisa mencapai 50 sampai 65 tahun, dan di TMSBK beberapa tahun lalu pernah hidup orang utan hingga mencapai usia 75 tahun.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby