25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 109

DPR Minta Instruksi Presiden soal Bencana Sumatra Dieksekusi Tanpa Birokrasi Berbelit

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Abdul Hadi, mendesak pemerintah mengeksekusi instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan bencana secara cepat, tepat, dan terukur. Desakan itu ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Kepala BMKG dan Kepala Basarnas di Gedung DPR RI, Senin (1/12).

Abdul Hadi menegaskan situasi kebencanaan yang meluas menuntut mobilisasi penuh seluruh aparat negara, mulai BNPB, TNI, Polri, hingga kementerian terkait. Ia menekankan bahwa keselamatan rakyat tidak boleh terhambat prosedur birokrasi.

“Anggaran darurat harus bisa dicairkan melalui mekanisme cepat namun tetap akuntabel. Negara wajib hadir seketika saat rakyat membutuhkan,” tegasnya.

Ia juga meminta Basarnas dan BNPB memperkuat operasi tanggap darurat, terutama pencarian korban hilang, evakuasi warga terisolasi, distribusi logistik, dan layanan kesehatan. Kelompok rentan seperti anak, lansia, dan ibu hamil, kata dia, harus menjadi prioritas.

Di sisi pemulihan, Abdul Hadi mendesak Kementerian PUPR memprioritaskan rekonstruksi jalan nasional, jembatan, tanggul, dan sistem air bersih dengan standar infrastruktur adaptif terhadap perubahan iklim.

“Rekonstruksi harus berbasis DAS dan dibangun lebih tangguh menghadapi bencana ke depan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penguatan sistem peringatan dini BMKG melalui impact-based forecast yang terintegrasi hingga tingkat desa agar masyarakat mendapat peringatan real-time.

Selain itu, ia meminta pemerintah melakukan evaluasi nasional atas izin pertambangan, perkebunan, dan aktivitas ekstraktif di hulu yang diduga memperparah kerusakan lingkungan.

“Bencana ini tidak boleh ditutup-tutupi. Izin bermasalah harus dicabut dan ekosistem dipulihkan,” tegasnya.

Abdul Hadi menutup dengan menekankan perlunya koreksi serius terhadap arah pembangunan nasional.

“Tanpa pembenahan struktural, bencana akan terus berulang. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi

Temukan Cadangan Gas Baru, ENRG Tawarkan Obligasi Rp4 Triliun

Jakarta, Aktual.com — PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) resmi memulai Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025 dengan target penghimpunan dana hingga Rp4 triliun. Langkah ini diarahkan untuk membayar utang kepada bank dan lembaga keuangan, sekaligus memenuhi kebutuhan modal kerja serta memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Direktur Utama dan CEO EMP, Syailendra S. Bakrie, menyampaikan bahwa rencana pendanaan ini berjalan seiring perkembangan operasional, termasuk temuan gas terbaru di KKS Sengkang. “Berdasarkan evaluasi bawah permukaan, EMP mengonfirmasi adanya temuan 0,2 triliun kaki kubik gas,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa potensi cadangan tersebut dapat terus meningkat. “Eksplorasi lanjutan berpotensi menambah temuan hingga 0,5 triliun kaki kubik gas dalam struktur East Walanga,” jelas Syailendra.

Pada tahap pertama penawaran, ENRG menawarkan obligasi maksimal Rp500 miliar melalui tiga seri: Seri A bertenor 370 hari, Seri B tiga tahun, dan Seri C lima tahun. Bernadus, perwakilan manajemen, menyebut penawaran ini dirancang sesuai kebutuhan pendanaan jangka menengah dan strategi efisiensi.

Bernadus juga memaparkan indikasi kupon untuk investor. “Seri A berada pada kisaran 6,75 persen—7,25 persen, Seri B 7,5 persen—8,25 persen, dan Seri C 8,5 persen—9,25 persen per tahun,” ungkapnya.

Kinerja operasional ENRG turut ditopang produksi Lapangan TSB yang mencapai puncak 300 MMSCFD serta stabilnya produksi gas Bentu PSC pada level 80 MMSCFD. Revitalisasi lapangan tua juga mendorong peningkatan produksi minyak Malacca Strait PSC, sekaligus menjaga produksi gas Sengkang stabil pada 40 MMSCFD.

Direktur Keuangan EMP, Edoardus Ardianto, menegaskan bahwa temuan cadangan baru akan memberi dampak positif terhadap kinerja perseroan. “Produksi tambahan dari KKS Sengkang akan memperkuat kinerja keuangan di masa mendatang dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” ujarnya.

Sucor Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi, bersama Mandiri Sekuritas dan Trimegah Sekuritas. Seluruh obligasi yang ditawarkan dijadwalkan tercatat di Bursa Efek Indonesia, memperkuat akses pendanaan dan likuiditas instrumen. Dengan proyeksi kenaikan permintaan migas hingga 2050, ENRG menilai penerbitan obligasi dan temuan cadangan baru semakin memperkokoh strategi jangka panjang perusahaan di sektor energi.

(Rachma Putri)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi

Ma’ruf Amin: RI Punya Potensi Terbesar Jadi Rajanya Ekonomi Syariah

Jakarta, Aktual.com – Indonesia menegaskan ambisinya menjadi pemimpin ekonomi syariah dunia. Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin, menyebut Indonesia kini berada di peringkat ketiga global dan memiliki peluang besar merebut posisi pertama dalam waktu dekat.

“Indonesia sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, naik dari posisi 18 ke peringkat 3 dunia dalam waktu yang singkat. Ini adalah prestasi besar, namun perjalanan kita masih panjang,” ujar Ma’ruf Amin saat Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2026 di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung FEB Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (1/12/2025).

Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa capaian ini tidak lepas dari kebijakan inklusif pemerintah, salah satunya melalui pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) pada 2020. Menurutnya, peran KNEKS telah memperluas cakupan ekonomi syariah, mulai dari sektor keuangan, industri halal, bisnis syariah, hingga dana sosial seperti zakat, infak, dan wakaf.

Ia menilai tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah memperkuat regulasi agar ekonomi syariah dapat berkembang lebih cepat. Untuk itu, Ma’ruf Amin mendorong lahirnya undang-undang ekonomi syariah yang komprehensif melalui skema omnibus law.

“Pembicaraan saya dengan Presiden sudah final. Kami telah mendiskusikan secara rinci bentuk undang-undang ini dan lembaganya, tinggal menunggu waktu untuk disahkan,” katanya.

Ma’ruf Amin menambahkan bahwa literasi dan inklusi masyarakat terkait ekonomi syariah masih perlu ditingkatkan agar pertumbuhan sektor ini dapat berjalan lebih merata.

Dengan potensi pasar domestik yang besar, ia optimistis Indonesia mampu melampaui negara-negara yang lebih dulu maju, termasuk Malaysia. “Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar. Untuk mencapai posisi pertama, kita hanya perlu melakukan upaya yang lebih signifikan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pembentukan badan khusus untuk mengorkestrasi gerakan ekonomi syariah nasional agar pengembangannya berjalan lebih terstruktur dan efektif.

(Nur Aida Nasution)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi

Polda Siapkan Pengamanan Reuni Akbar 212 di Monas

Jakarta, aktual.com – Polda Metro Jaya menyiapkan pengamanan untuk Reuni Akbar 212 yang digelar di Silang Monas. Acara tersebut dijadwalkan berlangsung pada Selasa (1/12) sore hingga malam hari.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menyatakan pihaknya memberi pelayanan selama kegiatan. “Kami juga akan memberikan pelayanan dalam hal pengamanan pelaksanaan sehingga pelaksanaan reuni akbar 212 ini bisa berjalan dengan aman dan tertib.” ujarnya, Senin (1/12/2025)

Budi menjelaskan pengamanan dilakukan agar situasi tetap lancar. Ia juga mengingatkan peserta agar menghormati pengguna jalan lain serta area yang dipakai masyarakat umum.

Menurut Budi, kegiatan ini bersifat doa bersama dan berlangsung di hari kerja. Ia menyampaikan, “Polda Metro Jaya hadir dalam memberikan pelayanan ini agar situasi dapat berjalan dengan lancar.”

Polda Metro Jaya menyiapkan 1.214 personel di 67 titik pengamanan. Titik-titik tersebut mencakup ring satu hingga ring tiga, termasuk beberapa simpang yang berpotensi terdampak seperti Harmoni, Sarinah, dan Tugu Tani. Area parkir disiapkan di IRTI, Masjid Istiqlal, serta kawasan Pertamina.

Budi mengajak peserta untuk turut mendoakan korban banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ia berharap musibah tersebut dapat tertangani dengan cepat dan tepat.

Selain pengamanan, kepolisian juga mengatur rekayasa lalu lintas di sekitar Monas. Warga diminta menghindari ruas jalan protokol yang diprediksi padat selama pelaksanaan acara.

(Muhammad Hamidan Multazam)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Usia Situs Gunung Padang Cianjur Lebih Tua dari Piramida Mesir

Sejumlah pengunjung melintas di antara bebatuan di situs Gunung Padang, Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (7/7/2024). Situs megalitik berbentuk punden berundak yang ditemukan pada tahun 1914 tersebut menjadi salah satu objek wisata andalan di Cianjur yang menarik bagi wisatawan dan peneliti sejarah. (ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/YU/pri)

Cianjur, Aktual.com – Tim peneliti dan pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan usia Situs Gunung Padang berupa pundan berundak di daerah itu dibangun pada 6.000 Sebelum Masehi (SM).

Ketua Tim Peneliti dan Pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang Ali Akbar mengatakan tim peneliti mengambil sejumlah sampel dari berbagai titik yang digali atau diekskavasi sejak beberapa bulan terakhir.

“Sampel yang diteliti dan diuji termasuk kandungan karbon yang diambil dari teras kelima tepatnya di kedalaman empat meter di bawah permukaan situs, sehingga diketahui usia dari struktur terluar yang dapat dilihat usianya berapa tahun,” katanya, dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025).

Tim peneliti juga menemukan struktur fondasi berupa bebatuan berbentuk bulat di kedalaman empat meter, di mana bentuk batuan bukan memanjang namun berbentuk persegi lima bulat.

Para peneliti menyimpulkan bebatuan tersusun rapi menjadi satu hamparan tersebut berupa struktur fondasi. Dengan temuan fondasi tersebut mengungkapkan Situs Gunung Padang dibangun secara bertahap dalam beberapa periode.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, Situs Megalitikum Gunung Padang dibangun sejak 6.000 SM sehingga dipastikan situs tersebut berusia lebih tua dibandingkan dengan piramida Giza di Mesir. Piramida Giza adalah kompleks piramida kuno di Mesir yang dibangun untuk Firaun Khufu, Khafre, dan Menkaure lebih dari 4.500 tahun yang lalu.

“Pembangunan situs ini dilakukan secara bertahap sampai di akhir yang dapat kita lihat saat ini, setelah fondasi terbentuk dilanjutkan dengan pembangunan struktur di atasnya dan seterusnya,” kata Ali Akbar.

Setelah memastikan usia situs, katanya, penelitian dilanjutkan dengan proses pemugaran awal, termasuk memperbaiki sejumlah bebatuan yang berpindah dari tempat asal, karena faktor alam serta pemugaran skala besar dilakukan pada awal 2026.

“Pada Desember ini akan dilakukan pemugaran awal, termasuk mengembalikan batu yang bergeser atau rusak ke posisi awal, sedangkan di awal tahun akan dilakukan pemugaran dengan skala besar,” katanya.

Peradaban sebelum Kerajaan-kerajaan Sunda

Ali juga menyampaikan, usia situs yang mencapai ribuan tahun sebelum masehi itu sudah ada sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan di Sunda. Namun, ia belum dapat memastikan nama peradaban atau kerajaan yang membangun situs punden berundak tersebut, meski ditemukan sejumlah corak seperti tapak harimau dan kujang.

“Awalnya tim menduga lekukan di batu berasal dari tetesan air pohon yang mengikis permukaan batu dalam waktu lama, namun seiring pengamatan lebih lanjut, beberapa bentuk dinilai terlalu spesifik dan berpola seperti bentuk kujang dan tapak harimau,” katanya.

Corak garis atau alur mungkin dapat dijelaskan secara petrologi, ungkap dia, namun untuk bentuk yang sangat khas seperti tapak hewan akan diteliti lebih dalam apakah permukaan itu pernah ditatah, dikikis, atau terbentuk karena faktor alam.

“Hasil diskusi awal bersama ahli geologi dan petrologi, beberapa lubang pada batuan diyakini terbentuk secara alami karena proses pendinginan lava yang menyisakan gelembung udara, namun untuk corak tertentu diperlukan kajian yang lebih mendalam,” katanya.

Tantangan utama dalam mengungkap identitas peradaban pembuat situs adalah karena tidak adanya bukti tertulis seperti prasasti atau catatan sejarah, sehingga proses penelusuran menjadi lebih kompleks dan membutuhkan kajian mendalam.

“Karena tidak ditemukan catatan tertulis, untuk sementara kami menyebutnya sebagai masyarakat pembuat Situs Gunung Padang, kemungkinan mereka adalah leluhur dari masyarakat yang tinggal sekarang, atau malah kelompok yang sama sekali berbeda,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

Cak Imin Surati Tiga Menteri, Ajak Untuk Taubat Sebab Krisis Lingkungan

Jakarta, aktual.com – Menko Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, mengirimkan surat kepada tiga menteri terkait kebijakan lingkungan. Ia menilai berbagai bencana beruntun merupakan akibat dari kelalaian manusia dan lemahnya pengelolaan alam.

Cak Imin menjelaskan surat itu ditujukan kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq. Ia meminta ketiganya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan sektor masing-masing. “Hari ini saya berkirim surat untuk evaluasi total seluruh kebijakan,” ujarnya di Bandung, Senin (1/12/2025).

Dalam keteranganya, Cak Imin menilai kerusakan lingkungan sudah mencapai fase kritis. Ia bahkan menyebut kondisi tersebut sebagai bentuk “kiamat ekologis” yang muncul akibat kegagalan kebijakan. “Kiamat bukan sudah dekat. Kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri,” tegasnya.

Ia mengajak para menteri untuk melakukan refleksi mendalam sebagai komitmen moral pemerintah. Ajakan itu ia sebut sebagai bentuk “taubat nasuha” yang menuntut evaluasi total dari cara berpikir hingga langkah kebijakan. “Bahasa NU-nya taubatan nasuha. Kuncinya evaluasi total,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Cak Imin juga menyinggung rentetan bencana di Aceh, Sumatra, Kalimantan, hingga Jawa. Ia menyatakan kerusakan hutan, eksploitasi sumber daya, dan rendahnya antisipasi menjadi faktor utama yang memperburuk situasi. Ia menegaskan bencana tersebut tidak boleh dianggap sebagai fenomena alam biasa.

Sementara itu, pemerintah pusat melaporkan perkembangan terbaru penanganan banjir bandang di Sumatra. BNPB menyebut Sumatra Barat mulai memasuki fase pemulihan setelah tiga hari operasi intensif, termasuk dukungan modifikasi cuaca. Presiden Prabowo turut meninjau lokasi terdampak dan meminta percepatan distribusi bantuan bagi wilayah yang masih terisolasi.

Cak Imin menilai momentum krisis ini harus menjadi titik balik kebijakan lingkungan nasional. Ia berharap evaluasi lintas kementerian dapat mencegah siklus bencana tahunan di masa mendatang dan memperkuat komitmen negara dalam menjaga alam. Pemerintah, katanya, harus hadir dengan kebijakan yang menyelamatkan, bukan merusak.

(Muhammad Hamidan Multazam)

Menko Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, mengirimkan surat kepada tiga menteri terkait kebijakan lingkungan. Ia menilai berbagai bencana beruntun merupakan akibat dari kelalaian manusia dan lemahnya pengelolaan alam.

Cak Imin menjelaskan surat itu ditujukan kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq. Ia meminta ketiganya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan sektor masing-masing. “Hari ini saya berkirim surat untuk evaluasi total seluruh kebijakan,” ujarnya di Bandung, Senin (1/12/2025).

Dalam keteranganya, Cak Imin menilai kerusakan lingkungan sudah mencapai fase kritis. Ia bahkan menyebut kondisi tersebut sebagai bentuk “kiamat ekologis” yang muncul akibat kegagalan kebijakan. “Kiamat bukan sudah dekat. Kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri,” tegasnya.

Ia mengajak para menteri untuk melakukan refleksi mendalam sebagai komitmen moral pemerintah. Ajakan itu ia sebut sebagai bentuk “taubat nasuha” yang menuntut evaluasi total dari cara berpikir hingga langkah kebijakan. “Bahasa NU-nya taubatan nasuha. Kuncinya evaluasi total,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Cak Imin juga menyinggung rentetan bencana di Aceh, Sumatra, Kalimantan, hingga Jawa. Ia menyatakan kerusakan hutan, eksploitasi sumber daya, dan rendahnya antisipasi menjadi faktor utama yang memperburuk situasi. Ia menegaskan bencana tersebut tidak boleh dianggap sebagai fenomena alam biasa.

Sementara itu, pemerintah pusat melaporkan perkembangan terbaru penanganan banjir bandang di Sumatra. BNPB menyebut Sumatra Barat mulai memasuki fase pemulihan setelah tiga hari operasi intensif, termasuk dukungan modifikasi cuaca. Presiden Prabowo turut meninjau lokasi terdampak dan meminta percepatan distribusi bantuan bagi wilayah yang masih terisolasi.

Cak Imin menilai momentum krisis ini harus menjadi titik balik kebijakan lingkungan nasional. Ia berharap evaluasi lintas kementerian dapat mencegah siklus bencana tahunan di masa mendatang dan memperkuat komitmen negara dalam menjaga alam. Pemerintah, katanya, harus hadir dengan kebijakan yang menyelamatkan, bukan merusak.

(Muhammad Hamidan Multazam)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain