24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 15

Keluarga Desak KBRI Besuk WNI Anak yang Ditahan di Yordania, Soroti Minimnya Empati Pemerintah

Jakarta, aktual.com – Keluarga anak Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan aparat keamanan Yordania sejak Mei 2025 menilai kehadiran negara belum dirasakan secara nyata. Hingga kini, permintaan agar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman membesuk korban disebut masih mengalami kendala.

Keluarga korban, Ardi Yanto H, mengungkapkan bahwa permohonan agar KBRI hadir langsung menjenguk anak tersebut telah disampaikan berulang kali melalui pihak Kemenlu dan KBRI dengan tujuan agar mereka bisa melihat langsung kondisi anak tersebut dan untuk memberikan kepastian langsung ke korban, namun hal ini belum ada realisasi hingga saat ini.

Ia menilai sikap tersebut mencerminkan rendahnya kepedulian terhadap keselamatan warganya sendiri. “Mungkin bagi pihak Pemerintah Indonesia terkait; nyawa satu orang tidak terlalu penting,” katanya.

Tanah juga menekankan bahwa persoalan ini menyangkut nyawa seseorang, terlebih korban masih di bawah umur dan memiliki kondisi psikis khusus. “Karena ini berhubungan dengan nyawa, ada masalah psikis yang membutuhkan perhatian khusus, dan yang kedua anak tersebut masih di bawah umur,” katanya.

Ia mengakui bahwa kita tidak ingin melanggar hukum setempat, namun menurutnya ada jalur-jalur hukum prioritas yang bisa ditempuh. “Nah mereka bilang kita tidak bisa melanggar aturan hukum di sana, ya memang tidak bisa melanggar ketentuan di sana, tapi ada ketentuan-ketentuan hukum yang prioritas,” ucapnya.

Tanah mencontohkan, di Yordania terdapat kewenangan khusus yang berada di tangan Raja, termasuk kebijakan amnesti, namun hal itu dinilai tak pernah didiskusikan secara serius oleh KBRI dan Kemenlu. “Sepengetahuan kami, Pemerintah Indonesia belum melakukan diskusi terkait hal itu, karna kami tidak mendengar kabar jika perwakilan Pemerintah Indonesia mengunjungi kehakiman di sana,” katanya.

Selain itu, ia menilai Kementerian Luar Negeri belum melibatkan kementerian terkait lain dalam menangani aspek hukum kasus tersebut. “Kalau masalah hukum, Kemenlu sendiri tidak pernah konsultasi kepada Kemenkum atau Kemenham,” ujarnya.

Karena itu, keluarga meminta agar pemerintah tidak hanya terpaku pada urusan administratif semata. “Cobalah Kemenlu dan KBRI berkerja dengan empati, berkoordinasi langsung dengan Kementrian terkait kainnya dan jangan hanya fokus di adminstrasi saja,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, anak WNI berinisial KL ditangkap aparat keamanan Yordania di rumahnya di Kota Amman dan ditahan sejak 19 Mei 2025. Ibu korban, Rita E., menyampaikan bahwa penangkapan dan pemeriksaan dilakukan tanpa pendampingan hukum maupun pendamping orang dewasa.

“Anak saya ditangkap dan diinterogasi tanpa didampingi kuasa hukum atau orang dewasa. Baik saat ditangkap di rumah maupun selema pemeriksaan di kantor polisi,” ungkap Rita melalui keterangan tertulis, Senin (15/12).

Ketika dimintai keterangan, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) belum merespon terkait hal ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Pemulihan Pascabanjir Sumatera Capai 80 Persen, Akses Jalan Nasional Berangsur Pulih

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi saat memimpin konferensi pers pemulihan situasi pascabencana banjir di Aceh dan Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat 19/12/2025). ANTARA/Andi Firdaus
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi saat memimpin konferensi pers pemulihan situasi pascabencana banjir di Aceh dan Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat 19/12/2025). ANTARA/Andi Firdaus

Jakarta, aktual.com – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memimpin konferensi pers perkembangan penanggulangan pascabencana banjir bandang di Aceh dan Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12).

“Pemerintah bersama masyarakat bekerja keras sejak awal untuk memulihkan situasi di Sumatera,” katanya.

Dalam laporannya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo melaporkan sekitar 81 persen dari total sekitar 80 jalan nasional yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, telah kembali berfungsi.

Di Aceh, dari 38 ruas jalan nasional yang terdampak, sebanyak 26 ruas sudah dapat dilalui, sementara 12 ruas lainnya masih dalam tahap perbaikan bersama TNI dan masyarakat.

Kemudian di Sumatera Utara, 10 dari 12 ruas jalan nasional yang terdampak telah fungsional, sedangkan di Sumatera Barat hampir seluruhnya pulih dengan 29 dari 30 ruas jalan sudah dapat digunakan.

Selain jalan, Kementerian PU juga mencatat kerusakan pada 33 jembatan nasional di tiga provinsi tersebut. Sebanyak 19 jembatan atau hampir 60 persen telah fungsional, sementara sisanya masih membutuhkan penanganan lanjutan.

Sebanyak 123 ruas jalan kabupaten terdampak banjir, terutama di Sumatera Barat, namun penanganannya masih bertahap karena prioritas difokuskan pada pemulihan jalan nasional.

Selain itu, terdapat 95 jembatan daerah yang rusak, dengan baru empat jembatan kembali fungsional dan sisanya masih dalam perbaikan menggunakan jembatan bailey dan aramco.

Dalam agenda yang sama, Menteri PMK Pratikno melaporkan pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat terus bekerja keras memulihkan dampak bencana yang ditetapkan sebagai prioritas nasional.

Pratikno menjelaskan akses transportasi utama secara bertahap telah kembali terhubung di ketiga provinsi, meskipun masih terdapat ruas terbatas, titik longsor, dan penggunaan jembatan darurat yang memerlukan kewaspadaan.

Layanan dasar seperti listrik, komunikasi, air bersih, serta pasokan BBM dan gas juga berangsur pulih, dengan dukungan alat berat, jembatan bailey, hingga sarana darurat di wilayah terpencil.

Selain penanganan darurat, pemerintah mulai memasuki fase transisi dengan percepatan pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) di sejumlah kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Turut hadir dalam agenda tersebut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Mendagri Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subianto, Kapolri Listyo Sigit, Deputi BNPB Raditya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Indonesia Tolak Bantuan Asing Termasuk 30 Ton Beras UEA

Wali Kota Medan, Rico Bayu Tri Putra Waas bersama perwakilan Uni Emirat Arab (UEA) saat menyerahkan bantuan beras di Posko Bantuan Bencana Kota Medan, Gedung PKK, Medan Petisah, Sabtu (13/12/2025)(Dokumentasi Pemko Medan)
Wali Kota Medan, Rico Bayu Tri Putra Waas bersama perwakilan Uni Emirat Arab (UEA) saat menyerahkan bantuan beras di Posko Bantuan Bencana Kota Medan, Gedung PKK, Medan Petisah, Sabtu (13/12/2025)(Dokumentasi Pemko Medan)

Jakarta, aktual.com – Bencana banjir dan longsor berskala besar melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera pada akhir November hingga awal Desember, setelah hujan lebat turun tanpa henti selama berhari-hari. Dampaknya sangat luas, dengan lebih dari 950 orang dilaporkan meninggal dunia, ratusan lainnya masih dinyatakan hilang, serta lebih dari 770 ribu warga terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Kerusakan akibat bencana ini ditaksir mencapai lebih dari 3,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp51 triliun. Infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, sekolah, permukiman warga, hingga jaringan listrik dan komunikasi mengalami kerusakan parah. Kondisi tersebut membuat sebagian wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terisolasi selama beberapa hari.

Skala bencana yang masif ini memicu gelombang solidaritas internasional, khususnya dari negara-negara Timur Tengah. Pada 1 Desember, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengirimkan telegram pribadi kepada Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan “duka mendalam”, disusul pesan serupa dari Raja Salman. Uni Emirat Arab (UEA) juga menyatakan kesiapan memberikan bantuan kemanusiaan. Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, menegaskan negaranya siap mengirim tim dan logistik “segera setelah Indonesia menyatakan keterbukaannya”.

Ucapan belasungkawa dan tawaran bantuan turut datang dari Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Sultan Oman Haitham bin Tariq, hingga Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang bahkan menawarkan pengiriman tim darurat. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang menaungi 57 negara mayoritas Muslim juga menyerukan dukungan cepat bagi Indonesia. Middle East Monitor mencatat, tawaran bantuan tersebut mencerminkan eratnya hubungan Indonesia dengan kawasan Timur Tengah, baik melalui ikatan keagamaan, migrasi tenaga kerja, investasi, maupun kemitraan strategis.

Namun, respons Pemerintah Indonesia justru berbeda. Pada 5 Desember, Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan bahwa “bantuan internasional belum diperlukan” karena kemampuan dalam negeri dinilai masih mencukupi. Sehari kemudian, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan pernyataan senada dengan menegaskan pemerintah memiliki “pertimbangan sendiri”. Sikap ini menimbulkan tanda tanya di kalangan negara-negara sahabat, mengingat kebutuhan kemanusiaan di lapangan dinilai sangat besar dan bantuan ditawarkan tanpa syarat politik.

Di sisi lain, isu tata kelola lingkungan turut menjadi sorotan. Sejumlah organisasi masyarakat sipil, seperti Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), menilai wilayah terdampak banjir banyak tumpang tindih dengan konsesi pertambangan, perkebunan, dan kehutanan industri di daerah hulu. Menurut mereka, aktivitas tersebut berkontribusi terhadap deforestasi, erosi lereng, dan degradasi sungai yang memperparah intensitas banjir. Isu ini dinilai sensitif karena sebagian konsesi disebut memiliki kedekatan historis atau tidak langsung dengan elite politik, meski klaim tersebut masih diperdebatkan.

Sikap pemerintah pusat tersebut berdampak hingga ke daerah. Bantuan beras sebanyak 30 ton dari Uni Emirat Arab untuk korban banjir di Kota Medan akhirnya diputuskan untuk dikembalikan. “Kami kembalikan kepada Uni Emirat Arab,” kata Wali Kota Medan Rico Waas saat ditanya wartawan, Kamis (18/12/2025). Ia menjelaskan keputusan itu diambil karena pemerintah pusat belum menetapkan kebijakan untuk menerima bantuan dari pihak asing. “Jadi, kami kembalikan, kami Kota Medan tidak menerima,” ujarnya.

Rico menambahkan, pengembalian bantuan juga berkaitan dengan adanya teguran dari pemerintah pusat dan Gubernur Sumatera Utara. “Intinya adalah memang kami sudah cek tentang regulasi dan penyampaian, kami ke BNPB, Kementerian Pertahanan, memang melalui koordinasi kami semua, ini tidak diterima,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengakui banyak pemimpin negara menghubunginya untuk menawarkan bantuan bagi korban bencana di Sumatera. Namun, pemerintah memilih untuk menangani sendiri. “Saya ditelepon banyak pimpinan, kepala negara yang ingin kirim bantuan. Saya bilang ‘Terima kasih concern Anda, kami mampu’. Indonesia mampu mengatasi ini,” ujar Prabowo dalam sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

KPK Temukan Tiga Kebocoran Dana Otsus Papua

Ilustrasi - Gedung KPK
Ilustrasi - Gedung KPK

Jakarta, aktual.com – Direktorat Koordinasi dan Supervisi Wilayah V Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama salah satu lembaga di Pemerintahan Jerman, Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), menemukan tiga kebocoran dana otonomi khusus (otsus) Papua.

Kebocoran dana otsus Papua tersebut meliputi penyalahgunaan peruntukan, pemakaian untuk dana pemekaran, serta penyimpangan data penerima orang asli Papua (OAP). Oleh sebab itu, Kepala Satuan Tugas Korsup Wilayah V KPK Dian Patria mengingatkan pemerintah untuk segera memperbaiki kebocoran dana otsus tersebut guna mencegah terjadinya korupsi.

“Pencegahan korupsi dana otsus harus dimulai dari hulu dengan memastikan perencanaan tidak bisa dinegosiasikan, dan anggaran tidak mudah berubah di tengah jalan,” ujar Dian dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (19/12).

Selain itu, dia mengatakan pengawasan yang kuat sejak awal diperlukan untuk mencegah korupsi dana otsus, karena dapat menjadi kunci agar anggaran tidak berubah-ubah, dan tetap berpihak pada kepentingan masyarakat.

“Otsus lahir bukan untuk memperkaya birokrasi, melainkan menghasilkan OAP hidup bermartabat di tanahnya sendiri dan memastikan pembangunan bisa berkelanjutan,” katanya mengingatkan.

Dia mengingatkan pencegahan korupsi diperlukan sebab dana otsus Papua berperan strategis dalam memperkuat layanan dasar, meningkatkan kesejahteraan, serta mendorong pembangunan yang berkeadilan di Papua. Terlebih, kata dia, kucuran dana otsus Papua sejak 2022 sudah mencapai Rp200 triliun.

Sementara itu, dia mengatakan pengelolaan dan pengawasan dana otsus tersebut tetap memerlukan komitmen bersama dari pemerintah daerah, aparat pengawasan, serta pemangku kepentingan lainnya.

Menurut dia, hal tersebut diperlukan sebab KPK menyoroti persoalan dana otsus tidak semata bersifat teknis administrasi, tetapi juga dipengaruhi sejumlah faktor nonteknis, seperti adanya intervensi kepentingan di luar dokumen perencanaan resmi.

Hal tersebut, kata dia, dinilai serupa dengan persoalan pokok-pokok pikiran anggota dewan legislatif yang sebelumnya ditemukan atau ditangani KPK.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Mesir Tegaskan Kesepakatan Gas dengan Israel Murni Bisnis, Bantah Bermuatan Politik

Foto arsip menunjukkan anjungan gas Leviathan milik Noble Energy yang sedang dibangun di Laut Mediterania, sekitar 10 kilometer dari pantai Israel pada 31 Januari 2019. ANTARA/Xinhua/Marc Israel Sellem-JINI.
Foto arsip menunjukkan anjungan gas Leviathan milik Noble Energy yang sedang dibangun di Laut Mediterania, sekitar 10 kilometer dari pantai Israel pada 31 Januari 2019. ANTARA/Xinhua/Marc Israel Sellem-JINI.

Kairo, aktual.com – Layanan Informasi Negara Mesir (State Information Service/SIS) pada Kamis (18/12) menyampaikan bahwa kesepakatan gas alam yang baru diumumkan dengan Israel murni bersifat komersial dan tidak memiliki implikasi politik, menepis laporan media yang menyatakan sebaliknya.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala SIS Diaa Rashwan mengatakan kesepakatan itu adalah “transaksi komersial murni” berdasarkan pertimbangan ekonomi dan investasi, yang melibatkan perusahaan energi internasional seperti Chevron yang berbasis di AS dan perusahaan Mesir yang khusus bergerak di bidang tersebut, tanpa “campur tangan langsung pemerintah.”

Ia mengatakan kesepakatan itu mendukung tujuan strategis Mesir untuk memperkuat posisinya sebagai pusat perdagangan gas regional, yang didukung oleh pabrik pencairan (liquefaction) gas canggih dan infrastruktur transportasi gas.

Rashwan memperingatkan terhadap apa yang disebutnya sebagai “kampanye bermusuhan media” yang berupaya mempolitisasi kesepakatan tersebut, seraya mencatat bahwa waktu pelaksanaannya tidak mengubah sifat komersialnya.

Ia juga menegaskan kembali pendirian Mesir yang “tegas dan tak tergoyahkan” terhadap perjuangan Palestina, termasuk dukungan untuk solusi dua negara dan penentangan terhadap pengusiran paksa serta menyoroti peran diplomatik Mesir dalam upaya rekonstruksi Gaza.

Pada Rabu (17/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui kesepakatan gas senilai 112 miliar shekel (1 shekel = Rp5.199) atau sekitar 34,7 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.698), di mana Israel akan memasok gas alam ke Mesir, dan menyebutnya sebagai “kesepakatan gas alam terbesar dalam sejarah Israel.”

Menteri Energi Israel Eli Cohen, yang berbicara bersama Netanyahu menggambarkan persetujuan perjanjian tersebut sebagai “momen bersejarah” bagi Israel, baik secara diplomatik maupun ekonomi.

Pada Agustus lalu, pihak berwenang Mesir mengklarifikasi bahwa kesepakatan tersebut merupakan amendemen dari perjanjian sebelumnya pada 2019, yang memperpanjang pasokan gas Israel ke Mesir hingga 2040.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Konsolidasi PBNU, Zulfa Mustofa Sowan ke Rais Aam dan Para Kiai Pesantren Jawa Timur

Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU hasil rapat pleno Jakarta KH Zulfa Mustofa dalam rilis di Jakarta Pusat pada Sabtu (13/12/2025) melakukan konsolidasi secara daring dengan pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang se-Indonesia serta pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama di hari pertama bekerja. ANTARA/HO-PBNU.
Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU hasil rapat pleno Jakarta KH Zulfa Mustofa dalam rilis di Jakarta Pusat pada Sabtu (13/12/2025) melakukan konsolidasi secara daring dengan pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang se-Indonesia serta pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama di hari pertama bekerja. ANTARA/HO-PBNU.

Jakarta, aktual.com – Pejabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa, melakukan kunjungan ke kediaman Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, sebagai bagian dari agenda internal organisasi.

Kunjungan tersebut dimanfaatkan untuk rapat dan musyawarah internal PBNU dalam rangka konsolidasi serta penguatan kepemimpinan jam’iyyah NU. Pertemuan berlangsung dalam suasana khidmat dan penuh kekeluargaan, mencerminkan tradisi musyawarah yang mengakar kuat dalam NU.

“Silaturahmi dan musyawarah dengan Rais Aam merupakan bagian dari adab jam’iyyah NU. Di sinilah kita meneguhkan khidmah, menjaga sanad keilmuan, dan memastikan setiap langkah organisasi tetap berada dalam tuntunan para ulama,” ujar Zulfa dalam keterangannya, Jumat (19/12/2025).

Usai pertemuan di Surabaya, Zulfa bersama Wakil Rais ‘Aam PBNU KH Anwar Iskandar dan Wakil Sekjen PBNU Gus Maksum Faqih melanjutkan silaturahmi ke Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri. Rombongan PBNU sowan kepada KH Nurul Huda Djazuli, sebelum kemudian menutup rangkaian kunjungan dengan sowan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, tepatnya di kediaman KH Kafabihi Mahrus.

Menurut Zulfa, sowan kepada para masyaikh pesantren tidak sekadar menjadi agenda seremonial, melainkan bagian dari ikhtiar menjaga tradisi NU yang berlandaskan adab serta persatuan ulama.

“NU dibangun dengan adab, persatuan, dan khidmah. Sowan kepada para kiai adalah ikhtiar menjaga keutuhan jam’iyyah agar NU tetap kokoh dalam membimbing umat dan menjaga persatuan,” ungkapnya.

Rangkaian silaturahmi ini juga disebut sebagai langkah strategis PBNU untuk memperkuat ukhuwah ulama, menjaga marwah organisasi, serta memastikan NU tetap istiqamah dalam khittah perjuangannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain