23 Desember 2025
Beranda blog Halaman 227

DPR Apresiasi Penurunan Biaya Haji 2026, Dorong Peningkatan Kualitas Layanan

Wakil Ketua MPR RI yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). ANTARA/Melalusa Suathira K/am.
Wakil Ketua MPR RI yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). ANTARA/Melalusa Suathira K/am.

Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi Kementerian Haji dan Umrah yang menurunkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), namun menegaskan kualitas penyelenggaraan haji harus bisa ditingkatkan.

“Saya mengapresiasi perjuangan Komisi VIII DPR RI dengan Panja Biaya Penyelenggaraan Hajinya yang sekalipun dalam masa reses tetap maksimal melaksanakan rapat kerja maraton dengan Kementerian Haji dan Umroh dengan Panitia Kerjanya, agar segera bisa memutuskan soal biaya haji dan persiapan haji lainnya, agar penyiapan penyelenggaraan haji bisa dilakukan lebih baik lagi,” kata HNW dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/10).

“Sehingga bisa menyepakati prinsip-prinsip penyelenggaraan haji yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, serta mengkaji dan menyepakati biaya haji untuk tahun 2026, yang turun dari biaya tahun sebelumnya, hal yang sesuai dengan harapan calon jemaah haji dan arahan Presiden Prabowo,” tambahnya.

Hidayat Nur Wahid menegaskan persetujuan atas penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) tahun 2026 sebesar Rp87.409.366 per jamaah, turun sekitar Rp 2 juta dari BPIH tahun 2025 yang sebesar Rp89.410.258.

Sementara biaya haji yang dibayarkan oleh calon jemaah haji sebesar Rp54,194.366, turun sekitar Rp1,2 juta dari Rp55,431,750 di tahun 2025.

HNW juga mengapresiasi tren penurunan biaya haji sebagaimana diprogramkan oleh Presiden Prabowo dan sejak periode yang lalu juga diperjuangkan oleh Komisi VIII DPR RI, yang terlihat dari usulan awal Pemerintah untuk biaya haji tahun 2026 sebesar Rp88.409.365 (BPIH) dan Rp54.924.000 (Bipih).

Nominal usulan awal dari Kementerian Haji dan Umroh tersebut sudah lebih rendah dari usulan serupa di tahun 2025, meskipun akhirnya panja (panitia kerja) Komisi 8 DPR RI bisa memperjuangkan penambahan penurunan biaya haji yang disepakati menjadi Rp87.409.366.

HNW juga meminta calon jemaah Haji yang tahun lalu sudah lunas membayar BPIH, tapi belum jadi bisa berangkat karena alasan apa pun, agar diprioritaskan untuk berangkat tahun 2026.,

Usulan mengenai kelebihan pembayaran yang dikembalikan kepada calon jemaah, juga disetujui dan disanggupi oleh lembaga terkait yaitu BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji).

HNW yang juga Anggota Panja BPIH DPR RI ini menjelaskan, sekalipun penurunan biaya haji tersebut memang belum optimal, tapi tetap mensyukuri, karena itulah maksimal yang bisa diperjuangkan pada tahun ini.

Hal itu lantaran adanya keterlambatan dalam pembahasan penyelenggaraan Haji tahun 2026 dikarenakan adanya perubahan pelaksana penyelenggaraan ibadah Haji dari Kementerian Agama kepada Kementerian Haji dan Umroh.

Sementara ketentuan di Arab Saudi mengharuskan Pemerintah perlu segera melakukan pembayaran dan persiapan operasional haji, sehingga pembahasan biaya haji harus dilaksanakan secara relatif cepat.

Karenanya HNW mengusulkan untuk penyelenggaraan haji di tahun yang akan datang, pembahasannya bisa dilakukan lebih awal, sehingga kesempatan pembahasan soal haji bisa lebih panjang, agar potensi menurunkan biaya haji bisa lebih banyak lagi.

Karena memang ada beragam terobosan yang masih bisa dilakukan untuk menurunkan biaya haji sebagaimana yang sebelumnya juga sudah dirumuskan oleh Kementerian Haji dan Umrah.

HNW menyebutkan potensi penurunan biaya haji itu di antaranya melalui pemberlakuan sistem kontrak multi-years pada penunjukan layanan akomodasi perhajian, pengurangan durasi tinggal jamaah haji selama di Arab Saudi, dan perbaikan/koreksi harga tiket pesawat carter.

“Untuk haji tahun 2026 ini, karena kondisi-kondisi keterbatasan di atas, kami bisa memahami dan mengapresiasi biaya haji bisa turun hingga Rp 2 juta. Namun untuk tahun depan pembahasan soal biaya haji ini, harus kita mulai lebih awal, sehingga hal-hal yang sudah sejak lama menjadi evaluasi terkait potensi penurunan biaya haji, bisa diimplementasikan dan bisa mengurangi pembebanan biaya pada calon jemaah haji tanpa membebani keuangan haji yang dikelola oleh BPKH, dan dengan demikian bisa semakin mengefisienkan biaya yang ditanggung jamaah, dan juga memenuhi harapan Presiden Prabowo,” kata HNW.

Anggota DPR RI Dapil DK Jakarta II meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri ini juga mengingatkan keras agar pada pelaksanaan haji 2026 M nanti tidak terjadi lagi permasalahan pelayanan oleh Syarikah sebagaimana banyak dikeluhkan jamaah pada haji 2025.

Karenanya dirinya mengusulkan agar Kementerian Haji dan Umroh yang sudah menunjuk 2 syarikah, untuk memastikan agar keduanya memberikan pelayanan yang terbaik. Usulan tersebut juga menjadi keputusan dalam Rapat Kerja yang mengikat seluruh pihak khususnya Kementerian Haji dan Umrah.

Dirinya menyebut, Kementerian Haji dan Umrah yang sebelumnya merupakan Badan Penyelenggara Haji (BPH), juga sudah mengetahui detail evaluasi haji 2025 M karena pada waktu itu terlibat menjalankan dukungan penyelenggaraan haji kepada Kementerian Agama.

“Kita berharap pengalaman BP Haji tahun lalu mendampingi penyelenggaraan haji bersama Kementerian Agama agar betul-betul dimaksimalkan, pengalaman yang baik dari Kementerian Agama agar dilanjutkan, yang kurang baik tentu dipastikan agar tidak terulang kembali di era penyelenggaraan haji oleh Kementerian Haji dan Umrah. Sehingga dengan demikian jamaah haji Indonesia semakin aman dan nyaman, memperoleh kemabruran, dan dengan doa yang maqbul turut mendoakan Indonesia agar benar-benar menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

BI Luncurkan Sandbox QRIS Cross-Border Indonesia–Korea Selatan di FEKDI 2025

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kiri) saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, Kamis (30/10).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kiri) saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, Kamis (30/10).

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) meluncurkan sandbox QRIS Cross-Border antara Indonesia dan Korea Selatan dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2025. Langkah ini menandai dimulainya konektivitas pembayaran lintas negara sebagai bagian dari transformasi ekonomi digital nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa peluncuran sandbox QRIS ini merupakan bukti kemajuan sistem pembayaran digital Indonesia.

“Hari ini kita launching dengan Korea Selatan, uji coba sandboxing, insya Allah tahun depan mulai nyambung,” ujarnya saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, Kamis (30/10).

Ia menjelaskan, kerja sama tersebut menjadi kelanjutan dari perluasan jaringan QRIS lintas negara dengan Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan China.

“Dengan konektivitas QRIS antarnegara, transaksi lintas batas akan semakin efisien, cepat, dan inklusif bagi seluruh pengguna,” ucap Perry.

Kolaborasi antara Bank Indonesia dan otoritas keuangan Korea Selatan ini menjadi langkah strategis memperkuat integrasi sistem pembayaran Asia. Program sandbox ini memungkinkan kedua negara menguji interoperabilitas sistem pembayaran digital sebelum diimplementasikan penuh pada tahap selanjutnya.

Selain peluncuran QRIS Cross-Border, Bank Indonesia juga memperkenalkan fitur baru QRIS Tap In–Tap Out untuk sistem pembayaran transportasi. Fitur ini diharapkan mempercepat adopsi pembayaran nirsentuh di sektor publik sekaligus meningkatkan kenyamanan transaksi masyarakat.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci utama mempercepat pembangunan ekosistem keuangan digital di Indonesia.

“QRIS Tap In–Tap Out adalah bagian dari inovasi digitalisasi sistem pembayaran yang mendukung ekonomi keuangan inklusif,” tambahnya.

Peluncuran dua inisiatif digital tersebut memperkuat implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Melalui sinergi pemerintah, OJK, dan industri fintech, Bank Indonesia berkomitmen memperluas konektivitas digital dan memperkuat daya saing ekonomi nasional.

(Nur Aida Nasution)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

KPK dan BPK Lakukan Sampling di 15 Ribu SPBU untuk Usut Kasus Digitalisasi Pertamina

Ilustrasi - Warga bersiap mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Biosolar di SPBU COCO Jalan Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/10/2025). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Ilustrasi - Warga bersiap mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Biosolar di SPBU COCO Jalan Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/10/2025). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

Jakarta, aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mulai melakukan sampling atau mengambil data beberapa dari sekitar 15.000 stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di Indonesia terkait penyidikan kasus digitalisasi SPBU.

“Pada pekan ini, tim penyidik KPK bersama auditor BPK sedang maraton melakukan sampling pengecekan mesin EDC (electronic data capture, red.) di sejumlah SPBU yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Banten,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada para jurnalis di Jakarta, Kamis (30/10).

Budi mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap dua orang karyawan swasta berinisial TRJ dan BD sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi terkait pengadaan digitalisasi SPBU di PT Pertamina (Persero) periode 2018–2023 yang dilakukan pada 29 Oktober 2025.

“Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik melakukan pendalaman materi terkait pengadaan digitalisasi SPBU dalam kaitannya dengan penghitungan kerugian negaranya,” katanya.

Sebelumnya, KPK mengungkapkan mulai melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi terkait proyek digitalisasi SPBU di Pertamina periode 2018–2023, dengan memanggil sejumlah saksi pada 20 Januari 2025.

Pada tanggal yang sama, KPK mengungkapkan kasus tersebut telah naik dari tahap penyelidikan ke penyidikan sejak September 2024.

Selain itu, KPK juga mengungkapkan telah menetapkan tersangka kasus tersebut, tetapi belum memberitahukan jumlahnya.

KPK baru mengumumkan jumlah tersangka kasus tersebut pada 31 Januari 2025, yakni tiga orang.

Pada 28 Agustus 2025, KPK mengungkapkan penyidikan kasus digitalisasi SPBU telah memasuki tahap akhir, dan sedang menghitung kerugian keuangan negaranya bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Pada 6 Oktober 2025, KPK mengumumkan salah satu tersangka kasus digitalisasi SPBU sama dengan tersangka kasus dugaan korupsi dalam pengadaan mesin electronic data capture di PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (Persero) pada tahun 2020–2024, yakni Elvizar (EL).

Elvizar diketahui merupakan Direktur PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) saat kasus digitalisasi SPBU, dan Direktur Utama PCS di kasus mesin EDC.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

AHY Tegaskan Pembangunan Jaringan Digital Harus Merata, Daerah 3T Jadi Prioritas Infrastruktur

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Pembangunan dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Pembangunan dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Pembangunan dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, menegaskan pembangunan jaringan digital harus menjangkau daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ia menilai pemerataan akses internet menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi digital nasional yang inklusif.

Ia menyampaikan, infrastruktur digital yang kuat perlu diperluas hingga ke pelosok untuk memperkecil kesenjangan antarwilayah. “Kita membutuhkan network yang baik, jaringan, internet yang juga baik di seluruh wilayah, termasuk sampai dengan wilayah-wilayah yang terdepan, terluar,” ucap AHY dalam acara FEKDI x IFSE 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, akses digital di daerah 3T akan membuka peluang ekonomi baru dan mempercepat pemerataan kesejahteraan masyarakat. Tambahnya, digitalisasi harus menjadi bagian dari strategi nasional menuju Indonesia yang semakin maju.

Lebih lanjut, ia mengatakan, penguatan infrastruktur digital perlu diimbangi dengan pembangunan pusat data yang aman dan efisien. “Kita perlu penguatan duduk bersama agar data ini benar-benar menjadi aset yang harus kita kelola dan kita amankan sebaik mungkin,” katanya.

Selain itu, AHY juga menyoroti pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung ekonomi digital yang lebih cerdas dan produktif. Namun, ia mengingatkan bahwa bahwa perkembangan teknologi juga membawa risiko kejahatan siber yang perlu diantisipasi bagi masyarakat.

“Bahaya terjadinya peretasan, cyber crime, dan serangan digital harus menjadi perhatian agar transformasi digital tetap aman. Keamanan data dan privasi masyarakat juga harus menjadi fokus utama di tengah laju digitalisasi nasional,” tambah Menko Infrastruktur tersebut.

Menutup pernyataannya, AHY menegaskan kesiapan pemerintah untuk memperkuat kerja sama lintas lembaga dalam memperluas konektivitas digital. Ia berharap pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah, termasuk daerah 3T, dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merata.

(Nur Aida Nasution)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Pengamat Politik Nilai Bandar Merasa Ketar-ketir Usai Prabowo Musnahkan Narkoba

Presiden Prabowo Subianto (kanan) bersama Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menunjukkan barang bukti narkoba yang akan dimusnahkan di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Presiden Prabowo Subianto memimpin pemusnahan barang bukti narkoba sebanyak 214,84 ton senilai Rp29,37 triliun yang diamankan Polri sejak Oktober 2024 hingga Oktober 2025. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Presiden Prabowo Subianto (kanan) bersama Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menunjukkan barang bukti narkoba yang akan dimusnahkan di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Presiden Prabowo Subianto memimpin pemusnahan barang bukti narkoba sebanyak 214,84 ton senilai Rp29,37 triliun yang diamankan Polri sejak Oktober 2024 hingga Oktober 2025. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

Jakarta, aktual.com – Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan menilai para bandar narkoba akan merasa ketar-ketir setelah melihat Presiden Prabowo Subianto yang turun langsung dalam pemusnahan barang bukti narkoba.

“Menurut saya, kehadiran Presiden Prabowo Subianto di acara pemusnahan barang bukti narkoba bisa dibaca sebagai keseriusan dan pembuktian komitmen beliau dalam melawan ganasnya penyalahgunaan narkoba di Indonesia,” kata Iwan di Jakarta, Kamis (30/10).

Dia menilai kehadiran Prabowo dalam kegiatan tersebut adalah pesan kuat kepada publik bahwa negara tidak akan berdiam diri menghadapi kejahatan narkotika.

Hal itu menurut dia menjadi simbol satu tahun pemerintahan yang tidak hanya berbicara soal kebijakan, tapi membuktikan tindakan nyata untuk melindungi rakyat dari ancaman narkoba yang menggerogoti masa depan bangsa.

Sejak awal pemerintahannya, dia memandang Prabowo telah menunjukkan gaya kepemimpinan yang tidak hanya memberi instruksi dari belakang meja, tetapi turun langsung untuk memastikan pesan moral dan politiknya tersampaikan kuat ke masyarakat.

“Presiden ingin memberi sinyal tegas bahwa beliau akan berdiri paling depan dalam perang melawan narkoba. Ini bukan isu hukum semata, tapi juga perjuangan moral, menyelamatkan masa depan generasi Indonesia,” katanya.

Selain itu, dia menilai bahwa agenda pemusnahan itu menggambarkan keberhasilan nyata pemerintahan Prabowo–Gibran dalam tahun pertamanya. Karena dalam waktu setahun, Polri menyita lebih dari 214 ton narkoba senilai hampir Rp30 triliun dan menangkap 65 ribu tersangka. Angka ini menunjukkan dampak kebijakan yang konkret.

Selain perang melawan narkoba, dia juga menyinggung keberanian Presiden dalam menindak berbagai kasus besar lain, mulai dari korupsi Pertamina, tambang ilegal, hingga penyitaan ribuan hektare lahan sawit tanpa izin.

“Semua itu menunjukkan satu pola kepemimpinan berani, disiplin, dan berpihak kepada rakyat. Kalau ini terus dijaga, ke depan Indonesia akan punya arah pemerintahan yang kuat, bukan hanya dalam keamanan, tapi juga dalam moralitas dan ketegasan hukum,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Guru Madrasah Turun ke Jalan Gelar Aksi, Tuntut Kesetaraan Status P3K

Jakarta, aktual.com — Sekitar 100 ribu guru madrasah dari berbagai daerah di Indonesia memadati kawasan Monas, Jakarta, dalam aksi damai yang digelar Kamis pagi. Mereka berasal dari empat organisasi besar: Perkumpulan Guru Inpassing Nasional (PGIN), Perkumpulan Guru Madrasah Mandiri (PGMM), Perkumpulan Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI), dan Perhimpunan Guru Swasta Indonesia (PGSI). Tuntutan utama mereka adalah pengangkatan guru madrasah menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Aksi ini mencerminkan keresahan sosial yang telah lama dirasakan oleh para guru madrasah swasta. Mereka menilai pemerintah belum memberikan perlakuan yang adil dalam hal status kepegawaian.

“Kami merasa ada diskriminasi. Padahal, secara administrasi dan tanggung jawab, pekerjaan kami sama dengan guru negeri,” ujar Sekjen PGIN Deni Subhani, Kamis (30/10).

Para guru membawa spanduk dan poster tuntutan. Mereka berorasi secara bergantian, menyuarakan harapan agar Presiden Prabowo Subianto segera merespons tuntutan mereka.

“Kami tidak meminta lebih, kami hanya ingin diperlakukan setara tanpa diskriminasi,” ungkap Deni.

Aksi ini menjadi sorotan karena menunjukkan adanya ketimpangan kebijakan dalam sektor pendidikan. Guru madrasah swasta, yang selama ini menjadi tulang punggung pendidikan keagamaan di daerah, merasa terpinggirkan dari skema formal pemerintah. Mereka berharap pemerintah baru di bawah kepemimpinan Prabowo mampu membawa perubahan yang lebih inklusif.

Ketidaksetaraan ini berdampak langsung pada kesejahteraan guru dan kualitas pendidikan. Banyak guru madrasah yang masih menerima honor di bawah standar. Padahal, mereka mengajar di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anak bangsa.

Aksi ini berlangsung damai dan tertib, dengan pengamanan dari aparat kepolisian. Para peserta aksi berharap suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dengan kebijakan konkret. Mereka menyatakan akan terus mengawal isu ini hingga ada keputusan resmi dari pemerintah.

(Yassir Fuady)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain