25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 254

Prabowo Jelaskan Tujuan Pemerintah Bentuk Ditjen Pesantren

Presiden Prabowo Subianto di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/10/2025) memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional kepada para santri, kiai, nyai, dan keluarga besar pesantren di berbagai daerah Indonesia. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.
Presiden Prabowo Subianto di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/10/2025) memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional kepada para santri, kiai, nyai, dan keluarga besar pesantren di berbagai daerah Indonesia. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

Jakarta, aktual.com – Presiden Prabowo Subianto menjelaskan tujuan pemerintah membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren Kementerian Agama RI saat memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional Tahun 1447 Hijriah kepada para santri, kiai, nyai, dan seluruh keluarga besar pesantren di Indonesia.

“Saya menyampaikan bahwa saya telah merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren. Ini menunjukkan prioritas strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren,” kata Presiden Prabowo dalam siaran resmi Sekretariat Presiden pada Jumat (24/10) malam, sebagaimana dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (25/10).

Presiden Prabowo meyakini pembentukan Ditjen Pesantren itu menjadi langkah konkret pemerintah untuk memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan berbasis pesantren.

Presiden Prabowo, dalam kesempatan yang sama, juga mengingatkan kembali perjuangan para santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang dimotori di antaranya oleh KH Hasyim Asy’ari melalui Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Presiden menyebut semangat jihad yang dikobarkan oleh para santri 80 tahun yang lalu itu masih relevan hingga hari ini terutama saat menyangkut kepentingan menjaga keutuhan bangsa dengan ilmu dan keimanan.

“Kita tidak boleh lupa, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 atau 1367 Hijriah yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari adalah tonggak penting dalam sejarah bangsa — sebuah perjalanan menuju Indonesia merdeka yang berdaulat dan bermartabat,” kata Presiden Prabowo.

Peringatan Hari Santri Nasional pada tahun ini mengangkat tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Bagi Presiden Prabowo, tema itu merupakan cerminan tekad santri untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Oleh karena itu, Presiden Prabowo menekankan para santri harus siap beradaptasi dengan kemajuan global tanpa melepaskan akar nilai keislaman dan keindonesiaan. “Saya percaya, santri hari ini bukan hanya penjaga moral bangsa, tetapi juga pelopor kemajuan yang menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, yang berakhlak dan berdaya saing,” ujar Presiden Prabowo.

Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap tahun setiap tanggal 22 Oktober. Puncak peringatan HSN pada tahun ini digelar di TMII Jakarta pada Jumat malam.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Komisi VII Dorong Pemerintah Perkuat Dukungan IKM Lokal Menuju Pasar Global

Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay saat mengunjungi IKM lokal pengolahan saos cabai “Capli” milik PT Rayeuk Aceh Utama, di Aceh, Kamis (23/10/2025). Aktual/DOK DPR RI

Aceh, aktual.com – Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menegaskan pentingnya dukungan pemerintah terhadap pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu memperluas pasar, termasuk hingga ke mancanegara. Hal itu disampaikannya saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII ke Banda Aceh, Aceh.

Menurutnya, keberhasilan IKM lokal pengolahan saos cabai “Capli” milik PT Rayeuk Aceh Utama,  telah mampu berkembang dari modal kecil hingga menghasilkan produk berkualitas dan memiliki pasar yang luas, sehingga hal itu telah menarik minat sejumlah pembeli internasional. Saleh menilai capaian tersebut menjadi bukti nyata potensi besar industri lokal yang layak mendapatkan dukungan kebijakan yang lebih kuat.

“Di samping melakukan pendampingan teknis, kami juga mendorong pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian untuk dapat membantu promosi dan memperluas akses pasar bagi produk-produk lokal seperti ini,” ujar Saleh kepada saat kunjungan kerja reses Komisi VII DPR RI ke provinsi Aceh, Kamis (23/10/2025).

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PAN ini menekankan peran pemerintah daerah dalam hal perluasan akses pasar, di antaranya memfasilitasi pemasaran produk lokal melalui jaringan ritel dan minimarket di wilayah. Ia berharap produk IKM seperti “Capli” tidak kalah oleh dominasi produk luar daerah. “Minimarket-minimarket di Aceh harus menampung produk daerah. Jangan hanya produk dari Jakarta yang terpajang di rak, tapi juga hasil karya masyarakat Aceh sendiri,” tegas Saleh.

Di samping perluasan akses pasar, Saleh turut  mendorong agar sinergi lintas kementerian terus diperkuat. Salah satunya melalui kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Haji Arab Saudi dalam penyediaan kebutuhan pangan bagi jamaah haji Indonesia. “Kita berharap kebutuhan pokok jemaah haji, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu setiap tahun, dapat dipenuhi dari produk dalam negeri. Ini sekaligus membuka peluang ekspor bagi pelaku IKM Indonesia,” jelasnya.

Faksi Palestina Sepakat Bentuk Badan Teknokrat Kelola Jalur Gaza

Warga Palestina merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera Palestina dalam sebuah demonstrasi di kota Hebron, Tepi Barat pada 23 September 2025. ANTARA/Xinhua/Mamoun Wazwaz
Warga Palestina merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera Palestina dalam sebuah demonstrasi di kota Hebron, Tepi Barat pada 23 September 2025. ANTARA/Xinhua/Mamoun Wazwaz

Kairo, aktual.com – Faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, pada Jumat (24/10) mengumumkan kesepakatan untuk membentuk sebuah badan teknokrat independen bersifat sementara yang akan mengelola Jalur Gaza pascakonflik.

Komite baru tersebut, yang akan terdiri atas tokoh-tokoh nonpartisan dari Gaza, diberi mandat untuk mengelola urusan sehari-hari dan menyediakan layanan esensial, sebut faksi-faksi itu dalam sebuah pernyataan bersama usai menggelar pembicaraan selama dua hari yang dimediasi oleh Mesir di Kairo.

Faksi-faksi tersebut menegaskan bahwa badan itu akan beroperasi dalam kerangka kerja akuntabilitas nasional, seraya menyerukan dibentuknya sebuah komite internasional khusus untuk mengawasi pendanaan dan pelaksanaan upaya rekonstruksi komprehensif di Jalur Gaza.

Faksi-faksi tersebut menuntut implementasi penuh kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi sebelumnya pada bulan ini antara Hamas dan Israel; menyerukan penarikan penuh pasukan Israel; pencabutan blokade tanpa syarat; pembukaan semua perlintasan, termasuk perlintasan perbatasan Rafah yang krusial; serta penyaluran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Kelompok-kelompok Palestina menyerukan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk mengamanatkan pasukan internasional sementara yang telah diusulkan agar memantau implementasi gencatan senjata sehingga misi tersebut memiliki kerangka hukum yang jelas.

Mereka juga menekankan bahwa isu terkait warga Palestina yang ditahan di penjara Israel akan tetap menjadi prioritas hingga kebebasan mereka terjamin.

Selain itu, faksi-faksi tersebut menegaskan komitmen mereka untuk melanjutkan dialog nasional yang lebih luas guna menyatukan upaya politik mereka serta bertekad untuk bekerja mewujudkan reaktivasi Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO) agar dapat mewakili seluruh komponen rakyat Palestina.

Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, Turki, dan Amerika Serikat mulai berlaku pada 10 Oktober. Fase pertamanya mencakup pertukaran para sandera dan tahanan, masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza serta penarikan sebagian pasukan Israel.

Meski kesepakatan telah berlaku, baik Israel maupun Hamas saling menuduh satu sama lain melakukan pelanggaran gencatan senjata.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Bapanas Catat Harga Cabai dan Bawang Merah Turun Tipis

Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta
Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta. Aktual/HO

Jakarta, aktual.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah secara nasional turun menjadi Rp38.604 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp39.856 per kg, begitu pun bawang merah Rp37.879 per kg turun dari sebelumnya Rp39.328 per kg.

Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, Sabtu (25/10) pukul 09.00 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp15.643 per kg turun dari sebelumnya Rp15.833 per kg.

Kemudian beras medium turun menjadi Rp13.586 per kg turun dari sebelumnya Rp13.847 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.507 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.516 per kg.

Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.507 per kg turun dari sebelumnya Rp6.676 per kg; kedelai biji kering (impor) Rp10.723 per kg naik dari sebelumnya Rp10.695 per kg.

Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp35.578 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.165 per kg.

Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp52.319 per kg turun dari sebelumnya Rp53.519 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp44.926 per kg turun dari sebelumnya Rp46.882 per kg.

Lalu daging sapi murni Rp134.798 per kg turun dari sebelumnya Rp135.261 per kg, daging ayam ras Rp37.335 per kg turun dari sebelumnya Rp37.910 per kg, lalu telur ayam ras Rp30.462 per kg turun dari sebelumnya Rp30.708 per kg.

Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.976 per kg turun dari sebelumnya Rp18.097 per kg.

Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.777 per liter turun dari sebelumnya Rp20.990 per liter; minyak goreng curah Rp17.184 per liter turun dari sebelumnya Rp17.550 per liter; Minyakita Rp17.277 per liter turun dari sebelumnya Rp17.561 per liter.

Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.619 per kg turun dari sebelumnya Rp9.778 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.660 per kg turun dari sebelumnya Rp13.048 per kg.

Komoditas ikan kembung di harga Rp42.441 per kg naik dari sebelumnya Rp41.614 per kg; ikan tongkol Rp34.140 per kg turun dari sebelumnya Rp34.407 per kg; ikan bandeng Rp33.476 per kg turun dari sebelumnya Rp35.155 per kg.

Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.624 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp11.675 per kg.

Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp101.862 per kg turun dari sebelumnya Rp106.002 kg, daging kerbau segar lokal Rp137.188 per kg turun dari sebelumnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Lapor Pak Purbaya, 28.000 Aduan dalam Seminggu

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan terkait program 'Lapor Pak Purbaya' di Jakarta, Jumat (24/10/2025). Foto: Muhammad Hamidun/Aktual.com

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membuka layanan pengaduan publik ‘Lapor Pak Purbaya’ sejak 15 Oktober 2025. Hingga 24 Oktober 2025, layanan yang dibuka melalui nomor WhatsApp 082240406600 ini telah menerima 28.390 aduan dari masyarakat.

Jumlah laporan ini menunjukkan kenaikan dalam mengawasi kinerja aparatur fiskal dan pajak negara. “Jadi, sampai pukul 8 pagi tadi, jumlah laporan yang masuk sudah mencapai 28.390,” ujar Purbaya dalam forum di Kantor Pusat Kemenkeu, Jumat (24/10/2025).

Ia merinci, sebanyak 14.025 pesan telah diverifikasi oleh tim Inspektorat Jenderal, terdiri dari 722 aduan, 393 masukan, 432 pertanyaan, dan sekitar 12 ribu pesan lain-lain. Sisanya, sebanyak 14.365 pesan masih dalam proses verifikasi dan akan segera ditindaklanjuti oleh unit teknis.

“Dari hasil verifikasi, ada 437 laporan yang layak ditindaklanjuti, mayoritas terkait pajak dan bea cukai,” kata Purbaya.

Selain itu, Purbaya menjelaskan Kemenkeu kini menyiapkan nomor klarifikasi resmi di 08159966662 untuk menghindari penyalahgunaan informasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “Nomor pemerintah yang akan melakukan konfirmasi ke pelapor harus jelas, hanya nomor ini yang digunakan,” tegasnya.

“Kalau ada yang menghubungi di luar nomor itu, jangan dipercaya karena bukan dari tim kami,” ujarnya.

Purbaya juga menegaskan dirinya akan melakukan pengawasan terhadap sejumlah laporan secara acak untuk memantau proses tindak lanjut.

Laporan: Muhammad Hamidan

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

1 Tahun Pemerintahan Prabowo: Catatan Perbaikan di Program Kesehatan

Sejumlah siswa menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 162 Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (14/10/2025). Berdasarkan data dari BGN Sumatera Selatan, per 6 Oktober 2025 realisasi penerima manfaat MBG di Provinsi tersebut mencapai 1.174.645 orang penerima manfaat dari target yang ditetapkan sebear 2.402.446 orang potensi penerima manfaat dengan total jumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah berdiri sebanyak 390 dapur dari target yang ditetapkan sebanyak 808 dapur SPPG dan ditargetkan dapat terpenuhi hingga akhir tahun 2025. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU
Sejumlah siswa menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 162 Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (14/10/2025). Berdasarkan data dari BGN Sumatera Selatan, per 6 Oktober 2025 realisasi penerima manfaat MBG di Provinsi tersebut mencapai 1.174.645 orang penerima manfaat dari target yang ditetapkan sebear 2.402.446 orang potensi penerima manfaat dengan total jumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah berdiri sebanyak 390 dapur dari target yang ditetapkan sebanyak 808 dapur SPPG dan ditargetkan dapat terpenuhi hingga akhir tahun 2025. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU

Jakarta, Aktual.com – Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sejumlah program prioritas bidang kesehatan masih memerlukan banyak evaluasi dan perbaikan.

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menilai munculnya program hasil terbaik cepat (quick wins) justru berpotensi mendisrupsi program kesehatan yang selama ini telah berjalan dengan cukup baik, jika tidak ada upaya penyelarasan.

CISDI menyoroti antara lain program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kedua program unggulan Presiden Prabowo tersebut menelan anggaran jumbo dan menyasar puluhan juta penerima manfaat dalam kurun waktu satu tahun pertama.

Hingga 22 Oktober 2025, CISDI mencatat sebanyak 11.585 kasus keracunan makanan telah terjadi di puluhan kabupaten/kota di 24 provinsi. Namun, hingga kini pemerintah belum menerbitkan Peraturan Presiden yang komprehensif untuk memperbaiki tata kelola MBG dan mencegah berulangnya kasus keracunan.

“Program MBG dan CKG perlu target yang lebih realistis, dengan pendekatan bertahap dan menimbang keberagaman masyarakat Indonesia yang disebabkan faktor geografis, etnis, maupun tingkat sosial-ekonomi, serta keterbatasan fiskal,” kata Founder dan CEO CISDI Diah Saminarsih, Jumat (24/10/2025).

Diah mengatakan, pelaksanaan MBG belum memenuhi kualitas intervensi gizi. Masifnya penggunaan pangan ultra-olahan (ultra-processed food) berbenturan dengan program peningkatan gizi yang telah dijalankan Kementerian Kesehatan, seperti program Pemberian Makanan Tambahan.

Adapun belum terpenuhinya standar keamanan pangan dalam program MBG berdampak pada maraknya kasus keracunan.

Kembalinya paradigma ‘4 Sehat 5 Sempurna; dengan masuknya susu berperisa tinggi gula, susu formula, hingga makanan pendamping ASI (MPASI) kemasan dalam menu MBG juga menjadi catatan CISDI.

Padahal, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Pedoman Gizi Seimbang sebagai acuan kebutuhan gizi harian seimbang dan berbasis pada potensi sumber pangan lokal sejak 2014.

“Memasukkan susu formula dan produk MPASI kemasan ke dalam panduan menu MBG jelas bertentangan dengan Pasal 33 dan 35 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 yang secara tegas melarang masuknya produk dari produsen dan distributor susu formula ke dalam kegiatan pelayanan masyarakat, termasuk intervensi gizi,” kata Diah.

Aspek lain adalah ketentuan baru Badan Gizi Nasional tentang pelibatan kader kesehatan dalam program MBG. Menurut Diah, kader kesehatan selama ini sudah diharuskan menguasai 25 keterampilan dasar. Kini mereka juga mesti mendistribusikan paket makanan MBG dari posyandu kepada kelompok sasaran, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tanpa pengaturan insentif yang jelas.

“Kami mendapati laporan di lapangan, kader kesehatan harus mengantarkan makanan kering yang tidak sesuai pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Selain itu, kader kesehatan tidak dibekali informasi tentang menu MBG yang dibagikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Diah.

Sementara itu, kader kesehatan di Indonesia masih dilihat sebagai relawan, sebagian besar di antaranya dibayar rendah, namun terus diberi beban kerja dan persyaratan pemenuhan kompetensi. Karena itu, perlu dipastikan kembali beban kerja dan mekanisme pemberian insentif layak kepada kader kesehatan.

Sementara untuk CKG, CISDI menilai program ini berpotensi meningkatkan jangkauan layanan kesehatan primer melakukan pencatatan dan pelaporan kasus penyakit menular. Namun, pelaksanaan CKG perlu menimbang keberlanjutan layanan.

“CKG sebaiknya tidak hanya diposisikan sebagai pendekatan promotif dan preventif untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular hingga tuberkulosis (TB) dengan memastikan keberlanjutan layanan atau perawatan penyakit berisiko (continuum of care), seperti layanan diabetes yang memerlukan perawatan yang panjang,” kata Diah.

Diah menambahkan, skrining kesehatan melalui CKG akan menghasilkan bank data yang berharga. Karenanya, pemanfaatan data CKG antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berlangsung transparan. “Data CKG yang terkumpul bisa dimaksimalkan untuk merencanakan layanan lanjutan di daerah, termasuk memetakan prioritas penyakit yang bisa dijangkau oleh faskes, dan diantisipasi BPJS Kesehatan berdasarkan beban biaya,” ujar Diah.

Jika CKG dijalankan dengan baik dan memadai, beban negara dalam menangani penyakit kronis dan berbiaya tinggi bisa berkurang. Program ini juga diharapkan dapat memantik kebiasaan setiap warga negara untuk memeriksakan kesehatan secara rutin.

Selain agenda prioritas yang bersifat programatik, pembangunan kesehatan juga tidak lepas dari komitmen fiskal dan politik terhadap kesehatan masyarakat. Kebijakan fiskal, seperti cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dan peningkatan cukai rokok, perlu diarahkan sebagai instrumen pengendalian konsumsi untuk pencegahan risiko penyakit tidak menular.

Studi modeling CISDI pada 2024 menunjukkan Indonesia dapat menghemat hingga Rp 40,6 triliun dari beban ekonomi akibat diabetes tipe 2 apabila menerapkan cukai MBDK dari 2024 hingga 2033. Riset CISDI pada 2025 menunjukkan kenaikan harga rokok sebesar 10 persen dapat mengurangi kemungkinan remaja mulai merokok sebesar 22 persen.

“Cukai harus ditempatkan sebagai instrumen pengendalian konsumsi MBDK dan rokok. Memberlakukan cukai MBDK maupun menaikkan cukai rokok menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen melindungi kesehatan masyarakat dari faktor risiko penyebab penyakit tidak menular,” kata Diah.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

Berita Lain