26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 274

DPR Nilai Arahan Presiden Soal Pengalihan Dana Korupsi ke LPDP Langkah Tepat

Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. ANTARA/HO-Humas DPR RI.
Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. ANTARA/HO-Humas DPR RI.

Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menilai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengalihkan sebagian dari hasil pengembalian uang korupsi sebesar Rp13 triliun ke Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan langkah tepat untuk memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Saya kira sudah tepat Pak Prabowo itu membangun dari SDM, jadi kita sudah lama hanya berkutik tentang infrastruktur dan lain-lain yang tidak langsung bisa mengatasi (persoalan) kehidupan masyarakat,” kata Abdul Fikri itu saat dihubungi di Jakarta, Selasa (21/10).

Menurutnya, SDM yang berkualitas akan mampu menyelesaikan beragam persoalan yang ada di Tanah Air. Lebih lanjut Fikri menilai bahwa membutuhkan tambahan dana karena jumlah pendaftar beasiswa itu terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.

“Dari 2023 itu 33.394, 2024 jadi 52.842, dan lebih dari 78 ribu pendaftar, jadi naiknya berapa itu, ini kan luar biasa,” ucapnya.

Baca juga: Prabowo minta uang negara Rp13T dari koruptor dialokasikan ke LPDP

Ia menyampaikan dana abadi LPDP hingga tahun 2025 telah mencapai Rp154,11 triliun, namun masih mengalami defisit Rp637 miliar karena jumlah pendaftar yang terus melonjak. Dengan demikian tambahan dana dari pemerintah itu dapat mengatasi persoalan keterbatasan dana yang ada saat ini.

Berikutnya Fikri menilai kebijakan tersebut akan membantu masyarakat miskin yang memiliki potensi akademik tinggi, agar mampu mengakses pendidikan tinggi berkualitas.

“Banyak anak Indonesia berkualitas tinggi, IQ-nya tinggi, bahkan katanya, kata Pak Prabowo, lebih dari 120. Ini harus ditampung, banyak diantaranya dari kalangan miskin,” ucapnya.

Sejauh ini, menurut Fikri, arah kebijakan Presiden Prabowo menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM yang sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan. Menurut dia, pembangunan SDM harus menjadi prioritas dalam arah kebijakan nasional, seiring dengan upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan daya saing bangsa.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Lindungi 50 Juta Penduduk, Prabowo Bangun Tanggul Laut 535 Km di Pesisir Utara Jawa

Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming memimpin Sidang Kabinet Paripurna dalam rangka memperingati satu tahun pemerintahan Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 20 Oktober 2025. Aktual/BPMI.SETPRES

Jakarta, aktual.com — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali mengungkapkan rencana besar pemerintahannya untuk membangun tanggul laut raksasa sepanjang 535 kilometer di pantai utara (Pantura) Jawa.

Tanggul laut ini digagas untuk melindungi sekitar 50 juta penduduk dari ancaman kenaikan air laut yang semakin nyata.

Hal ini disampaikan Prabowo saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang digelar tepat di hari satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).

“Dan bila perlu di tempat lain. Kita juga sudah mulai persiapan untuk membangun 535 km panjang tangguh laut di pantai utara Jawa. Ini untuk menyelamatkan 50 juta penduduk,” paparnya.

Menurut Prabowo, ancaman perubahan iklim sudah di depan mata. Kenaikan permukaan air laut terjadi setiap tahun, dan kawasan Pantura sebagai pusat aktivitas ekonomi, industri, serta kawasan pertanian subur berada dalam risiko serius.

“Air laut naik 5 cm setahun. Jadi harus segera kita selamatkan ini. Karena di pantai utara Jawa ini, ini juga kalau tidak salah industri kita ada di pantai utara Jawa itu,” terangnya.

Selain kawasan industri, sawah-sawah produktif yang menjadi lumbung pangan nasional juga terancam jika tanggul laut tidak segera dibangun. Prabowo menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam melindungi rakyat dan aset strategis bangsa.

“Dan puluhan ribu hektare sawah-sawah yang subur juga di situ harus kita selamatkan. Saudara-saudara saya kira itu capean-capean yang saya sampaikan. Dan ini menunjukkan saudara-saudara bahwa kita berada di jalan yang benar,” urainya.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga berbicara tentang filosofi dasar dalam menjalankan pemerintahan. Ia menekankan bahwa keberhasilan negara melindungi rakyat harus dimulai dari niat tulus para pemimpin.

“Saya percaya bahwa menjalankan pemerintahan ternyata sebenarnya tidak terlalu rumit. Pertama, awalnya harus dari niat. Niat kita harus baik, niat kita sungguh-sungguh untuk menjalankan amanat dari rakyat,” jelasnya.

Ia menambahkan, amanah besar yang dijalankan saat ini perlu keberanian, kejujuran, dan komitmen penuh untuk melindungi seluruh lapisan masyarakat.

“Kita harus berpijak dari awal seperti itu. Kita diberi kekuasaan oleh rakyat untuk melindungi rakyat dari semua bahaya. Bahaya kemiskinan, bahaya kelaparan, bahaya penyakit, bahaya ancaman dari badai, dari bencana, ancaman dari kerusuhan, ancaman dari serangan dari pihak luar,” pungkasnya.

CBA: Dugaan Kebocoran Anggaran di PT JOE Harus Dibongkar Auditor Negara

Jakarta, aktual.com – Lembaga pengawasan anggaran Center for Budget Analysis (CBA) mendesak auditor negara untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap dugaan kebocoran anggaran pada PT Jakarta OSES Energi (PT JOE), anak perusahaan PT Jakarta Propertindo (JakPro) yang memiliki Participating Interest (PI) sebesar 10 persen di Wilayah Kerja (WK) Offshore-South East Sumatra (OSES).

Wilayah kerja migas OSES sendiri merupakan salah satu penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Hingga Agustus 2018, produksi minyak dan gas bumi di WK SES mencapai 31.120 barel per hari (bph) dan 137,5 juta standard cubic feet per day (mmscfd). Operasi dilakukan di sekitar Pulau Pabelokan, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Selain PT JOE, BUMD milik Provinsi Lampung yakni PT Lampung Energi Berjaya (PT LEB) juga tercatat memiliki PI sebesar 5 persen di PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatra (PHE OSES), operator utama blok tersebut.

Direktur Eksekutif CBA, Uchok Sky Khadafi, membeberkan bahwa sejak tahun 2018 hingga 2022, PT JOE memperoleh total pendapatan sebesar Rp224.004.787.406 dari net cash distribution hasil bagi produksi WK SES.

“Artinya, rata-rata pendapatan PT JOE hanya sekitar Rp44,8 miliar per tahun. Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi besar blok OSES,” ujar Uchok dalam keterangannya, Selasa (21/10/2025).

Uchok juga menyoroti adanya beban denda pajak yang sangat besar pada tahun 2023, yakni mencapai Rp91.620.960.983. Denda tersebut berasal dari sanksi pajak akibat restitusi PPN PT Jakarta Propertindo, sebagaimana tercantum dalam dokumen SKPKB PPN Nomor 00340/207/21/073/23 tertanggal 18 Agustus 2023, untuk masa pajak Januari 2021.

“Ini menjadi sinyal kuat bahwa ada persoalan serius dalam pengelolaan keuangan PT JOE maupun entitas induknya. Karena itu, kami meminta auditor negara turun tangan untuk mengaudit seluruh aliran dana pendapatan dari WK SES,” tegas Uchok.

CBA berharap audit tersebut dapat mengungkap secara terang sumber kebocoran anggaran—apakah berasal dari PT JOE selaku BUMD milik DKI Jakarta atau dari pihak operator, PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatra (PHE OSES).

“Publik berhak tahu ke mana sebenarnya uang hasil migas daerah itu mengalir. Jangan sampai potensi pendapatan daerah justru hilang karena tata kelola yang buruk,” pungkas Uchok.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Hamas Desak Internasional Tekan Israel Patuhi Komitmen Gencatan Senjata

Arsip foto - Kondisi Gaza yang hancur akibat serangan brutal Israel. /ANTARA/Anadolu/pri.
Arsip foto - Kondisi Gaza yang hancur akibat serangan brutal Israel. /ANTARA/Anadolu/pri.

Istanbul, aktual.com – Gerakan Palestina Hamas menyerukan pihak internasional untuk menekan Israel agar mematuhi komitmen gencatan senjata di Jalur Gaza.

Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, dalam pernyataan resmi yang disiarkan melalui kanal Telegram, Senin (20/10), menyatakan pihaknya terus berupaya menuntaskan penyerahan jenazah sandera Israel meski menghadapi berbagai tantangan besar.

“Hamas mematuhi seluruh rincian perjanjian gencatan senjata di Gaza, khususnya pada fase pertama dengan menyerahkan seluruh sandera yang masih hidup secara sekaligus,” kata Qassem.

“Kami bekerja setiap hari untuk menyelesaikan penyerahan semua jenazah sandera Israel, sambungnya, sembari menambahkan bahwa proses itu menghadapi tantangan besar akibat kerusakan parah di Gaza.

Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 13 lainnya sebagai bagian dari pertukaran dengan hampir 2.000 tahanan Palestina, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober berdasarkan rencana bertahap yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Qassem menuduh Israel sengaja mengebom area tempat para sandera ditahan selama perang berlangsung.

“Salah satu hambatan utama dalam penyerahan jenazah adalah tidak tersedianya alat berat untuk mengangkat puing-puing bangunan. Kami telah menjelaskan hal ini kepada para mediator,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa Hamas terus berkomunikasi dengan para mediator, termasuk Amerika Serikat, mengenai pelanggaran gencatan senjata yang berulang kali dilakukan Israel.

Juru bicara itu turut menuding Israel memanfaatkan isu bantuan kemanusiaan untuk melakukan pemerasan politik dan kembali mengancam rakyat Palestina dengan kelaparan.

“Semua pihak yang menginginkan ketenangan di kawasan harus menekan pihak pendudukan (Israel) agar memenuhi komitmen (gencatan senjatanya),” ujarnya

Qassem juga menegaskan bahwa Israel belum menghentikan kebijakan kelaparan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Kantor media pemerintah di Gaza melaporkan terdapat 80 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak kesepakatan itu mulai berlaku pada 10 Oktober, yang menyebabkan 97 warga Palestina tewas dan melukai 230 lainnya.

Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.000 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Uang Rp2 Miliar Mengalir ke Saksi? KPK Ungkap Jejak Dana dari Heri Gunawan

Ilustrasi - Gedung KPK
Ilustrasi - Gedung KPK

Jakarta, aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga seorang saksi dalam kasus dugaan korupsi program tanggung jawab sosial (CSR) Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (BI–OJK), berinisial Fitri Assiddikk (FA), menerima aliran dana Rp2 miliar dari tersangka Heri Gunawan (HG).

Dari uang tersebut, FA diduga membeli mobil mewah senilai Rp1 miliar. KPK kini telah menyita kendaraan itu sebagai barang bukti.

“Dari Sdr. HG, FA diduga menerima uang lebih dari Rp2 miliar dan dibelikan satu unit kendaraan roda empat senilai sekitar Rp1 miliar. Adapun hari ini penyidik telah mengamankan kendaraan tersebut untuk dilakukan penyitaan,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, melalui keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).

Selain itu, KPK juga menduga FA menerima uang dalam bentuk dolar Amerika dan/atau dolar Singapura senilai ratusan juta rupiah, yang kemudian ditukar di money changer. Dugaan aliran dana ini semakin memperkuat konstruksi perkara yang menjerat Heri Gunawan.

Heri Gunawan sendiri merupakan anggota Komisi XI DPR RI periode 2019—2023, yang ditetapkan sebagai tersangka bersama rekannya, Satori, dalam perkara dugaan korupsi dan pencucian uang terkait kegiatan CSR BI–OJK.

Menurut hasil penyidikan, Heri Gunawan diduga menerima total Rp15,86 miliar, yang bersumber dari, Rp6,26 miliar dari BI melalui program Bantuan Sosial Bank Indonesia, Rp7,64 miliar dari OJK lewat kegiatan Penyuluhan Keuangan, dan Rp1,94 miliar dari mitra kerja Komisi XI DPR RI lainnya.

Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu mengungkap, Heri Gunawan diduga melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan memindahkan dana tersebut melalui yayasan yang dikelolanya, sebelum masuk ke rekening pribadi.

“HG menggunakan dana dari rekening penampung untuk kepentingan pribadi, di antaranya pembangunan rumah makan, pengelolaan outlet minuman, pembelian tanah dan bangunan, hingga pembelian kendaraan roda empat,” kata Asep, Kamis (7/8/2025).

Sementara itu, tersangka lainnya, Satori, diduga menerima Rp12,52 miliar dengan rincian Rp6,30 miliar dari BI, Rp5,14 miliar dari OJK, dan Rp1,04 miliar dari mitra kerja Komisi XI DPR lainnya.

Dana tersebut juga digunakan untuk kepentingan pribadi, seperti pembelian tanah untuk showroom, deposito bank, dan kendaraan bermotor. Satori bahkan disebut melakukan rekayasa perbankan dengan meminta pihak bank menyamarkan penempatan deposito agar tidak terlacak di rekening koran.

Kasus CSR BI–OJK ini menambah daftar panjang dugaan penyalahgunaan dana sosial dan edukasi keuangan yang melibatkan pejabat publik. KPK menyatakan penyidikan masih terus berjalan, termasuk menelusuri pihak-pihak lain yang diduga menerima aliran dana korupsi.

CELIOS: Kinerja Kabinet Prabowo-Gibran Dapat Nilai 3 dari 10, 96% Minta Menteri Mundur

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda (Kiri), Direktur Program Pusat Polling Indonesia (Puspoll), Chamad Hojin (Tengah), Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (13/7).

Jakarta, aktual.com – Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengumumkan hasil survei terbaru mengenai evaluasi kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang genap satu tahun pada tanggal 20 Oktober 2025.

Hasil survei menunjukkan bahwa CELIOS memberikan penilaian negatif terhadap kinerja pemerintah dengan nilai 3 dari 10. Selain memberikan penilaian kepada kabinet Merah Putih, CELIOS juga menilai kinerja TNI dan Polri.

TNI memperoleh nilai 3 dari 10, sedangkan Polri mendapatkan nilai 2 dari 10.

“Nilai akhirnya, 3 dari 10,” tulis CELIOS dalam laporan satu tahun Kabinet Prabowo-Gibran, seperti yang dikutip pada Senin (20/10/2025).

Dalam laporan tersebut, CELIOS menguraikan berbagai komponen penilaian berdasarkan hasil survei yang dilakukan. Pertama, sebanyak 56 persen masyarakat menilai bahwa janji politik yang disampaikan pemerintah tidak dilaksanakan dengan serius.

Kedua, 72 persen responden menganggap bahwa pencapaian program yang dilaksanakan masih belum efektif. Selama satu tahun, 43 persen responden menilai pencapaian program buruk, sementara 29 persen menilai sangat buruk.

Ketiga, 80 persen responden merasa bahwa rencana kebijakan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Indikator keempat berfokus pada kualitas kepemimpinan, di mana 64 persen responden menilai kepemimpinan publik berada di bawah harapan.

Dari jumlah tersebut, 31 persen menilai kepemimpinan masih buruk, sedangkan 33 persen menilai sangat buruk. Kelima, 81 persen responden berpendapat bahwa tata kelola anggaran pemerintah belum transparan. Terakhir, 91 persen responden menilai bahwa komunikasi mengenai kebijakan yang ada belum memuaskan.

Menteri Diminta untuk Mundur

Indikator ketujuh menunjukkan bahwa 75 persen responden merasa penegakan hukum semakin lemah. Dari total responden, 38 persen menilai kinerja penegakan hukum dalam satu tahun terakhir masih buruk, sementara 37 persen lainnya memberikan penilaian sangat buruk.

Indikator kedelapan mencatat bahwa 96 persen responden berpendapat bahwa menteri yang ada berkinerja buruk dan sebaiknya mundur. Mayoritas responden juga menginginkan adanya perombakan pejabat publik yang dinilai tidak memuaskan.

Kesembilan, sebanyak 84 persen responden merasa bahwa pajak dan pungutan yang ada memberatkan masyarakat. Sementara itu, pada indikator kesepuluh, 53 persen responden beranggapan bahwa bantuan ekonomi yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Indikator kesebelas menunjukkan bahwa 58 persen responden menilai koordinasi lintas lembaga tidak berjalan baik, dan kolaborasi antar kementerian dalam kabinet dinilai tidak efektif. Selanjutnya, pada indikator keduabelas, 43 persen responden merasa bahwa upaya pemberantasan korupsi belum maksimal.

“Dengan hasil tersebut, 98% responden setuju nomenklatur kementerian dipangkas. Selain itu, elektabilitas Prabowo turun drastis sebesar 36% responden pemilih Prabowo-Gibran di 2024 bersikap untuk tidak memilih kembali lagi mereka pada pemilu mendatang,” tulis CELIOS.

Pengumpulan Data

Studi CELIOS melibatkan 120 jurnalis dari 60 lembaga pers di Indonesia yang mencakup berbagai desk berita, seperti ekonomi, sosial-politik, hukum dan HAM, serta energi dan lingkungan. Setelah pengumpulan data, dilakukan pemeriksaan konsistensi untuk mengidentifikasi pola jawaban yang tidak wajar atau menyimpang.

Waktu pengambilan survei berlangsung dari tanggal 30 September hingga 13 Oktober 2025. Untuk melengkapi penilaian dari para pakar, penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan metode survei nasional yang bertujuan untuk menggali pandangan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang mereka alami serta keterkaitannya dengan kebijakan pemerintah.

Survei ini dilakukan secara nasional dengan melibatkan 1.338 responden yang berasal dari wilayah perdesaan, pinggiran kota, hingga perkotaan, sehingga mencerminkan keberagaman sosial dan demografis penduduk. Pengumpulan data dilakukan secara digital melalui iklan berbasis target di Facebook dan Instagram yang dirancang untuk mencerminkan representasi nasional.

Dengan pengaturan fitur iklan pada kedua platform tersebut, penelitian ini mampu menjangkau responden dengan kriteria tertentu seperti lokasi, minat, usia, jenis kelamin, dan isu-isu terkait ekonomi. Untuk memastikan hasil survei mencerminkan kondisi populasi orang dewasa Indonesia berusia 18 tahun ke atas, teknik pembobotan statistik diterapkan.

Pembobotan ini disesuaikan dengan distribusi jenis kelamin, usia, provinsi, tingkat pendidikan, dan pendapatan, mengacu pada data resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Pendekatan ini memberikan kerangka analisis yang komprehensif, sehingga persepsi publik terhadap kondisi ekonomi dapat ditinjau secara lebih tajam dalam konteks respons pemerintah terhadap dinamika ekonomi nasional.

Survei masyarakat umum dilaksanakan pada 2 Oktober hingga 17 Oktober 2025.

Survei Poltracking

Poltracking Indonesia baru saja merilis hasil survei mengenai evaluasi kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran yang telah berjalan satu tahun sejak pelantikan pada 20 Oktober 2024. Dari hasil survei tersebut, terungkap bahwa 81,5% responden menunjukkan kepercayaan terhadap keduanya, sementara 15,6% merasa sebaliknya.

Adapun 2,9% responden mengaku tidak tahu atau memilih untuk tidak menjawab.

“Angka 81,5% berasal dari responden yang sangat percaya sebanyak 10% dan cukup percaya 71,5%. Sedangkan 15,6% merupakan gabungan dari responden yang kurang percaya 14,4% dan 1,2% yang sangat tidak percaya terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran,” ungkap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, saat konferensi pers daring mengenai hasil survei, Minggu (19/10/2025).

Hanta Yuda juga menjelaskan mengenai pertanyaan selanjutnya terkait kepuasan publik. Dari survei tersebut, 78,3% responden mengaku puas dengan kinerja Prabowo-Gibran, sedangkan 19,2% menilai sebaliknya. Sementara itu, 2,5% responden tidak memberikan jawaban atau tidak tahu.

“Dari 78,3% responden yang puas, terdapat 9,7% yang sangat puas dan 68,6% yang cukup puas. Di sisi lain, 19,2% terdiri dari 17,5% yang kurang puas dan 1,7% yang tidak puas,” jelas Hanta.

Bagi mereka yang merasa puas, Hanta menambahkan, responden diminta untuk menjelaskan alasan kepuasan mereka, terutama terhadap kinerja Prabowo Subianto. Hasilnya, 22,9% responden menyatakan bahwa mereka puas karena kepemimpinan yang tegas, berani, dan bertanggung jawab.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain