26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 309

Dukung Transformasi Digital TNI, Nurul Arifin Tekankan Pentingnya AI dan Pertahanan Siber

Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin, dalam pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke Kodam IV Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/10/2025). Aktual/DOK DPR RI

Semarang, aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin, menegaskan pentingnya penguatan kemampuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan sistem pertahanan siber (cyber defense) di dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal ini disampaikan terkait kebutuhan TNI untuk mengikuti perkembangan teknologi dalam menjalankan fungsi pertahanan dan keamanan nasional.

Nurul menjelaskan bahwa peran TNI tidak hanya terbatas pada tugas militer konvensional, melainkan juga mencakup operasi militer selain perang (OMSP) yang bertujuan membantu masyarakat, seperti penanggulangan bencana dan menjaga keamanan di wilayah-wilayah tertentu.

“Dalam pidato Presiden pada Hari Ulang Tahun TNI, beliau menekankan agar TNI mengikuti kemajuan teknologi, termasuk cyber defense dan AI. Ini penting agar TNI tidak hanya sekadar militer konvensional, melainkan juga adaptif terhadap perkembangan teknologi masa kini”, ujar Nurul  di sela – sela pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke Kodam IV Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/10/2025).

Nurul juga mengkritisi keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia di tingkat Komando Daerah Militer (Kodam) dalam menggunakan teknologi digital untuk deteksi dini potensi kerusuhan dan demonstrasi. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah memberikan perlengkapan siber yang memadai hingga tingkat daerah, agar proses pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.

“Pemberian alat sampai tingkat Kodam sangat krusial supaya aparat tidak harus bergantung pada pusat dan mampu langsung melakukan deteksi dini. Penggunaan teknologi seperti drone juga terbukti sangat membantu dalam pengawasan keamanan saat demonstrasi,” tambah Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Penguatan teknologi AI dan cyber defense ini tidak hanya penting dalam konteks pertahanan militer, tapi juga mendukung ketahanan pangan dan pembangunan masyarakat sebagai bagian dari strategi pertahanan nasional yang komprehensif.

TKD 2026 Dipotong, Pemda Diminta Cari Sumber Pembiayaan Alternatif

Ilustrasi TKD. Aktual/HO

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk bisa menggali pembiayaan alternatif, misalnya melalui kerja sama program, atau kerja sama komunitas dunia usaha (public-private partnership).

“Daerah itu kan punya potensi, tidak ada daerah itu yang tidak punya potensi. Kenapa itu tidak bisa dikembangkan, kenapa tidak bisa menghadirkan investasi?” katanya menyikapi pemotongan dana transfer ke daerah (TKD) di APBN 2026, di Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Menurut Politisi Partai Golkar ini, masih ada jalan lain bagi Pemda untuk membuat fiskal daerah bertambah, misalnya optimalisasi retribusi daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai pengungkit ekonomi daerah.

“Mungkin dari sisi tata kelolanya perlu diperbaiki yang selama ini penerimaan itu sering bocor, Pak Prabowo kan selalu bilang begitu, belanja juga sering bocor, bagaimana itu tidak terjadi lagi,” katanya.

Zulfikar juga meminta Pemda untuk merasionalisasi atau mengefektifkan lagi program yang betul-betul dibutuhkan dan diprioritaskan untuk masyarakat.

Jangan sampai, kata dia, ada program atau belanja daerah yang justru kurang dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Karena, dia menilai selama ini ada proyek pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah tapi dinilai kurang tepat.

“Jangan sampai ada program begini, misalnya di suatu daerah lagi bangun kantor, antar kantor itu perlu dikasih pagar-pagar. Itu ngapain antar kantor di sela-sela lainnya harus ada pagar. Kan nambah biaya Itu,” kata Zulfikar.

Menurut dia, DPR RI pun sudah berusaha untuk menambah anggaran TKD melalui pembahasan RAPBN 2026. Mudah-mudahan, kata dia, penambahan alokasi anggaran untuk TKD bisa segera disalurkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan daerah.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

Bahas Program Strategis Pemerintah, Sejumlah Menteri Rapat Dengan Waka DPR, Dasco

Seskab Teddy, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, hingga Menkeu Purbaya bertemu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (Dok. IG Sekretariat Kabinet)
Seskab Teddy, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, hingga Menkeu Purbaya bertemu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (Dok. IG Sekretariat Kabinet)

Jakarta, aktual.com – Sejumlah menteri kabinet Merah Putih bersama Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco menggelar rapat menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Rapat tersebut membahas sejumlah program strategis pemerintah hingga perkembangan terkini sektor keuangan nasional.

Informasi itu dibagikan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya lewat akun media sosial @sekretariat.kabinet, Kamis (9/10/2025).

Menteri Prabowo yang hadir dalam rapat tersebut di antaranya Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dua Wakil Menteri Keuangan yakni Thomas Djiwandono dan Suahasil Nazara.

Hadir juga pimpinan lembaga keuangan seperti Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana.

“Kamis pagi, menghadiri rapat bersama Wakil Ketua DPR RI, Bapak Prof. Sufmi Dasco, Mensesneg, Bapak Prasetyo Hadi, Menteri Keuangan, Bapak Purbaya Yudhi Sadewa dan 2 Wamenkeunya, serta pimpinan OJK dan PPATK,” tulis Teddy.

Teddy menambahkan, rapat tersebut juga membahas berbagai program strategis pemerintah dan perkembangan ekonomi khususnya ekosistem keuangan dan perbankan di Tanah Air.

“Menjelang satu tahun pemerintahan, dalam rapat ini, dibahas berbagai program strategis pemerintah dan perkembangan terkini, terutama mengenai ekosistem keuangan dan perbankan di Tanah Air,” tulisnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Partai Gerindra: Dari Semangat Nasionalisme Menuju Gerakan Indonesia Raya

Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/agr/aa.
Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/agr/aa.

Jakarta, aktual.com – Partai Gerakan Indonesia Raya, atau yang lebih dikenal dengan Gerindra, kini menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia. Berdiri sejak 6 Februari 2008, partai ini lahir dari semangat nasionalisme dan tekad untuk membangun Indonesia yang lebih berdaulat, adil, dan makmur.

Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, Gerindra tampil dengan karakter kuat—tegas, berorientasi kerja nyata, dan berpihak pada rakyat. Dari awal berdirinya hingga kini, Gerindra konsisten mengusung gagasan besar tentang kemandirian ekonomi nasional, ketahanan pangan, serta kedaulatan politik dan budaya.

Gerindra pertama kali ikut pemilu pada tahun 2009 dan langsung memperoleh 26 kursi di DPR RI. Sejak saat itu, grafik dukungan terhadap partai berlambang burung garuda ini terus menanjak.

Dalam Pemilu 2024, Gerindra berhasil meraih 86 kursi di DPR RI, menjadikannya salah satu partai dengan jumlah perwakilan terbesar di parlemen.

Kehadiran kader-kader Gerindra di Senayan menjadi bukti bahwa partai ini memiliki basis dukungan kuat di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari petani dan nelayan hingga kaum muda dan profesional.

Visi dan Misi Partai

Gerindra membawa visi besar:

“Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.”

Partai ini menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama. Misinya meliputi memperkuat pemerintahan yang bersih, menegakkan keadilan sosial, memperkokoh persatuan nasional, serta membangun ekonomi yang mandiri dan berkeadilan.

Dengan semangat itu, Gerindra tidak hanya ingin menjadi partai pemenang pemilu, tetapi juga partai pelaksana perubahan nyata di lapangan.

Kader Gerindra di Pemerintahan: Dari Menteri Hingga Wakil Menteri

Seiring meningkatnya kepercayaan publik, banyak kader Gerindra kini menduduki posisi strategis di pemerintahan. Dalam Kabinet Prabowo–Gibran (periode 2024–2029), sejumlah tokoh Gerindra dipercaya memegang jabatan penting:

Para Menteri dari Partai Gerindra

  1. Djamari Chaniago – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Indonesia
  2. Sugiono – Menteri Luar Negeri
  3. Maruarar Sirait – Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman
  4. Fadli Zon – Menteri Kebudayaan
  5. Prasetyo Hadi – Menteri Sekretaris Negara
  6. Supratman Andi Agtas – Menteri Hukum
  7. Ferry Juliantono – Menteri Koperasi
  8. Mochamad Irfan Yusuf – Menteri Haji dan Umrah
  9. Rachmat Pambudy – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas

Para Wakil Menteri dari Partai Gerindra

  1. Sudaryono – Wakil Menteri Pertanian
  2. Rohmat Marzuki – Wakil Menteri Kehutanan
  3. Dahnil Anzar Simanjuntak – Wakil Menteri Haji dan Umrah
  4. Romo Syafi’i Ma’arif – Wakil Menteri Agama
  5. Angga Raka Prabowo – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital
  6. Ahmad Riza Patria – Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal
  7. Thomas Djiwandowo – Wakil Menteri Keuangan
  8. Benjamin Paulus Octavianus – Wakil Menteri Kesehatan
  9. Helvi Yuni Moraza Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Keterlibatan mereka menunjukkan bahwa Gerindra kini tidak hanya aktif di ranah politik parlemen, tetapi juga memiliki peran penting dalam menggerakkan roda pemerintahan.

Lebih dari sekadar partai politik, Gerindra kini menjadi gerakan sosial dan ideologis yang menekankan pentingnya kerja nyata untuk rakyat.
Partai ini terus menanamkan nilai nasionalisme, keberanian, dan loyalitas terhadap bangsa, sesuai dengan nama besarnya—Gerakan Indonesia Raya.

Dengan dukungan yang terus tumbuh, kader-kader muda yang produktif, serta kepemimpinan yang kuat, Gerindra menatap masa depan politik Indonesia dengan optimisme: membangun Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera untuk semua.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

KPK Selidiki Katering, Logistik dan Akomodasi pada Pelaksanaan Haji 2023-2025

Jakarta, Aktual.com – KPK mendalami informasi mengenai ketidaksesuaian katering saat pelaksanaan haji 2024. Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan seluruh informasi akan dipelajari dan dianalisis.

“Jika kita bicara soal penyelenggaraan haji, tentu ini kan memang cukup luas bahasannya. Tidak hanya soal kuota, tapi juga bagaimana penyelenggaraannya di sana,” kata Budi kepada wartawan, Kamis (9/10/2025).

Dia memastikan pengungkapan kasus korupsi kuota haji ini tidak berhenti pada proses pembagian kuota tambahan yang tak sesuai, tetapi juga termasuk katering maupun akomodasi.

“Artinya, kalau kita menghitung biaya penyelenggaraan haji, soal konsumsi, logistik, akomodasi, bahkan itu menjadi salah satu biaya yang dihitung. Termasuk item-item yang dihitung dalam pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji. Artinya apa? Itu (urusan katering) didalami juga informasi itu,” imbuhnya.

Sebelumnya pun KPK telah menyatakan, sedang melakukan analisis terhadap laporan dugaan korupsi pengadaan konsumsi atau katering haji tahun 2025 yang dilaporkan ICW. KPK mengaku akan mengecek pengadaan katering haji 2023, 2024, hingga 2025.

“Kalau tidak salah pengadaan yang 2025 juga dilaporkan ke kami. Nah, rencananya memang, kami memang di laporan yang terkait dengan kuota, kita akan fokus kepada kuota itu, tetapi sebaliknya, kita misalkan fokus nanti juga kita akan mencari informasi terkait dengan laporan katering, pemondokan, dan yang lainnya. Ini yang katering di tahun mungkin tidak hanya 2025 kita juga akan ngecek ke 2024, 2023, dan ke belakang seperti itu,” ujar Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, seperti dikutip Selasa (26/8).

Dia mengatakan laporan itu masih dalam tahap analisis di bagian Pelayanan Laporan Pengaduan Masyarakat (PLPM) KPK. Dia berharap ada dokumen pengadaan terkait haji yang bisa ditemukan selama penyidikan dugaan korupsi kuota haji.

“Itu nanti ada khusus sekarang masih pada tahap ini ya, dianalisis ya di PLPM nanti naik ke penyelidikan, kita akan lebih fokus lagi ke sana. Tapi kami berharap kita bisa menemukan juga informasi maupun keterangan, serta dokumen-dokumen terkait masalah katering kemudian pemondokan, dan yang lainnya pada saat kami menangani perkara kuota haji ini,” ujarnya.

Dia mengatakan kasus dugaan korupsi kuota haji merupakan perkara besar. Apalagi, katanya, jumlah uang yang berputar dalam urusan haji mencapai triliunan rupiah.

“Ini kan sudah berjalan untuk kuota hajinya. Di sini memang besar gitu, triliunan karena memang kita juga jumlah jemaahnya itu sekitar 200-250 ribu (jemaah) sangat besar seperti itu,” ucapnya.

Pungli Rp50 Miliar

Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan dugaan penyelewengan penggunaan dana haji pada 2025 ke KPK. ICW menyebutkan ada dugaan pemotongan anggaran yang terjadi.

“Pada hari ini, tanggal 5 Agustus 2025, ICW resmi melaporkan dugaan tindak pidana korupsi terkait dengan penyelenggaraan haji, terutama berkaitan dengan dua hal,” kata Kepala Divisi Hukum dan Investigasi ICW Wana Alamsyah di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (5/8).

Pertama, menurut dia, terkait layanan masyair kepada jemaah haji. Kedua, terkait dugaan pengurangan spesifikasi konsumsi yang diberikan.

ICW juga menyatakan ada dugaan ketidaksesuaian konsumsi yang diberikan ke jemaah haji. Salah satunya terkait pemberian kalori makanan yang tidak sesuai berdasarkan aturan permenkes.

Wana juga menyebut ada dugaan pungutan yang dilakukan salah satu terlapor pada setiap konsumsi yang diberikan. Pihak yang diduga melakukan pungutan disebut mendapat keuntungan Rp 50 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

Bukan Sekadar Tren, Lestari Moerdijat Tekankan AI Harus Tingkatkan Kualitas Layanan Publik

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Pemerintahan Berbasis Artificial Intelegence (AI) yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (8/10). Aktual/DOK MPR RI

Jakarta, aktual.com – Pemanfaatan artificial intelligence (AI) di pemerintahan harus mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan dapat dipahami, sebagai bagian upaya peningkatan layanan kepada masyarakat.

“Penerapan AI dalam pemerintahan harus optimal dan dapat dipertanggungjawabkan. Sementara pemahaman masyarakat terhadap AI belum merata, sehingga perlu langkah nyata untuk mewujudkan pemerintahan berbasis AI,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Pemerintahan Berbasis Artificial Intelegence (AI) yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (8/10).

Diskusi yang dimoderatori Dr. Usman Kansong (Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Aries Kusdaryono
(Direktur Strategi dan Kebijakan Teknologi Pemerintah Digital, Komdigi), Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc., IPU (Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial /KORIKA), dan Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU (Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional /BRIN) sebagai narasumber.

Selain itu, hadir pula Andina Thresia Narang, B.Comm. (Anggota Komisi I DPR RI) sebagai penanggap.

Menurut Lestari, pemanfaatan AI dalam pemerintahan sejatinya berbicara tentang kehidupan keseharian masyarakat di masa depan.

Pemanfaatan AI dalam proses pemerintahan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, memiliki konsekuensi sosial dan politik, selain peningkatan layanan publik yang diharapkan.

Aspek akuntabilitas dan etika, tegas Rerie, harus menjadi dasar setiap kerja berbasis AI.

Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, kedaulatan digital dalam penerapan AI dalam pemerintahan harus mejadi perhatian serius dan dipersiapkan secara matang.

Kebijakan etika, kesiapan SDM, infrastruktur dan integrasi data, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sangat dibutuhkan dalam implementasi AI di tanah air.

Direktur Strategi dan Kebijakan Teknologi Pemerintah Digital, Komdigi RI, Aries Kusdaryono berpendapat, transformasi digital bukan merupakan pilihan, tetapi kebutuhan yang harus bisa dimanfaatkan.

Sehingga, ujar Aries, pemerintah mendorong penerapan AI dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat di sektor digital yang aman dan berpihak kepada kebutuhan publik.

Menurut Aries, pemanfaatan AI merupakan bagian dari program prioritas pemerintah.

Aspek infrastruktur, tata kelola, keamanan, privasi, dan kompetensi, ujar Aries, menjadi perhatian serius pemerintah dalam menerapkan AI dalam pemerintahan.

Sejumlah langkah, tambah dia, seperti kesiapan regulasi, dukungan aplikasi, infrastruktur, pusat data, dan transfer teknologi dengan negara-negara yang sudah menerapkan AI, sudah dilakukan pemerintah dalam upaya pengembangan pemanfaatan AI di tanah air.

Ketua Umum KORIKA, Hammam Riza berpendapat, AI atau kecerdasan artifisial berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Hammam, diperkirakan kontribusi AI pada PDB Indonesia pada 2030 bisa mencapai US$366 miliar.

Ekonomi digital, ujar dia, digadang-gadang menjadi penghela ekonomi nasional di masa datang.

Hammam mengungkapkan, sejak 2020 telah menyiapkan strategi nasional dalam penerapan kecerdasan buatan.

Dalam strategi itu, ujar Hammam, tercatat 5 sektor yang direncanakan dalam transformasi pemanfaatan AI yaitu, sektor kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas dan pengembangan smart city.

Menurut Hammam, Gen Z akan menjadi pusat transformasi AI. Sehingga, tegas dia, dibutuhkan langkah segera untuk mempersiapkan Gen Z agar mampu menjadi bagian dari transformasi tersebut.

Literasi terkait AI, tambah Hammam, harus terus ditingkatkan untuk mewujudkan kesiapan digital masyarakat, dalam menyikapi kecepatan perkembangan teknologi.

Kunci keberhasilan penerapan AI pada pemerintahan, menurut Hammam, dapat dilihat dari meratanya akses pelayanan publik bagi seluruh masyarakat.

Dewan Pengarah BRIN, Marsudi Wahyu Kisworo mengungkapkan, di kalangan peneliti saat ini berkembang pendapat bahwa di masa datang akan terjadi ledakan kecerdasan, seiring berkembangnya AI.

Menurut Marsudi, AI itu seperti manusia yang pada saat lahir bodoh dan setelah banyak belajar dan menyerap data menjadi cerdas.

Marsudi berpendapat, pemerintah dapat menerapkan AI melalui 2 jalur, yaitu jalur automasi dan jalur analitik.

Menurut dia, inti dari keberhasilan transformasi teknologi adalah perubahan mindset dan culture dari masyarakat.

Transformasi digital AI, ujar Marsudi, harus memiliki fondasi AI, blockchain technology, data analysis, internet of things, integrasi teknologi, keamanan, dan privasi.

Marsudi menilai, dalam pemanfaatan AI pada pemerintahan harus dibuat frame work terlebih dahulu.

Karena, tegas dia, bila tidak ada frame work, proses pengembangannya tidak terarah dan diyakini upaya tersebut tidak akan berhasil.

Anggota Komisi I DPR RI, Andina Thresia Narang berpendapat, transformasi digital AI tidak semata soal teknologi, lebih dari itu bagaimana AI mendapat kepercayaan publik.

Selain itu, ujar Andina, diperlukan infrastruktur data yang aman dan berdaulat dalam penerapan AI di tanah air.

Menurut dia, negara harus memiliki kewenangan penuh dalam mewujudkan keamanan layanan digital yang diakses masyarakat.

Karena itu, tegas Andina, DPR mendorong segera terwujudnya frame work regulasi AI yang melindungi setiap warga negara.

Pengimplementasian AI dalam pemerintahan, ujar dia, akan berhasil bila SDM-nya memiliki kompetensi yang memadai.

Wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat, dalam pemanfaatan AI dalam pemerintahan yang utama adalah soal kejujuran.

Kalau data yang dipakai tidak jujur, tambah Saur, kecerdasan buatan (AI) itu akan menghasilkan yang tidak jujur.

Jika kebijakan kepublikan yang akan diterapkan oleh pemerintah sudah menyimpang sejak dalam pikiran, maka hasilnya juga menyimpang.

Jadi dua aspek penting pemanfaatan AI dalam pemerintahan, tegas Saur, adalah terkait kejujuran dan pro kepublikan.

Pemanfaatan AI, tambah Saur, juga berdampak kehilangan jeda berpikir pada manusia yang merupakan persoalan serius.

Menurut Saur, kecerdasan buatan itu sangat unggul dalam kecepatan. Sehingga manusia bisa kehilangan jeda dalam berpikir.

“Berpikir itu bukan milik mesin, tetapi milik manusia. Karena dialah yang mampu berkontemplasi,” pungkas Saur.

Berita Lain