Jakarta, Aktual.co — Isu mengenai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi yang disinyalir mempunyai janji politik dengan Persebaya 1927 kembali jadi perbincangan hangat di masyarakat. Tindak-tanduk Menpora mulai terungkap setelah dirinya bersikeras untuk mengembalikan Persebaya 1927 ke kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air, Indonesia Super League (ISL).
Pada Oktober 2014 silam, pasca pelantikan Menteri Kabinet Kerja, Imam langsung melontarkan wacana agar Persebaya 1927 bisa kembali pentas di ISL musim 2015. Menurutnya, Persebaya 1927 berhak mengikuti kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia itu, lantaran klub tersebut bukan terdegradasi, melainkan karena membelot ke Indonesia Premier League (IPL), saat terjadi dualisme liga pada 2010.
“Saya memastikan akan memberikan izin kepada Persebaya 1927 kembali pentas di ISL musim ini (2015). Klub ini tidak terdegradasi hanya saja membelot ke IPL,” tegas Imam saat konfrensi pers di salah satu tv swasta, Jumat (31/10).
Jika hal itu tidak bisa terealisasi, Imam berencana untuk bernegosiasi dengan pihak PSSI yang saat itu masih di pimpin oleh Djohar Arifin. “Saya berencana akan mendatangi PSSI bilamana permintaan ini tidak direspon,” ujarnya.
Rencana itulah yang diduga kuat sebagai kontrak politik antara Imam dengan Persebaya 1927. Hal itu pun menguat setelah pada Februari 2014 lalu, dirinya sempat menggelar pertemuan dengan suporter fanatik klub asal Surabaya, Bonek alias Bondo Nekat.
Entah apa yang dicarakan dalam pertemuan itu, namun Bonek berkomitmen akan memenangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Imam Nahrawi dalam Pemilu Legislatif yang di gelar pada 9 April 2014. Mereka resmi menyatakan dukungannya kepada PKB, khususnya Imam Nahrawi yang saat itu mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg).
“Imam Nahrawi sosok pemimpin yang bisa diterima anak muda, terlahir dari desa sukses di kota, tapi tak pernah lupa membangun desanya,” ujar Koordinator Bonek daerah Sukolilo, Surabaya, David saat berdiskusi bersama Imam, Kamis (27/3) malam.
“Lahir batin, figur seperti beliaulah yang kami impikan, figur pemimpin muda yang visioner, punya semangat mengabdi dan bisa membangun motivasi anak muda,” ujar David.
Gerak-gerik mencurigakan Imam, ternyata sudah diendus oleh pihak PSSI. Anggota Executive Commisioner (Exco) PSSI, Gunti Randa, juga berpendapat sama, jika upaya Menpora untuk memasukkan Persebaya 1927 ke ISL 2015 merupakan pemenuhan janji politik saat Imam mencalonkan diri sebagai Caleg dalam Pemilu 2014.
“Upaya itu adalah pemenuhan kontrak politik terhadap Bonek Persebaya 1927,” ungkap Gusti dalam diskusi di sebuah restoran di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (25/4).
Adanya kontrak politik antara Imam dan Persebaya 1927 juga menguat saat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2015 digelar. Dimana saat itu, Sabtu (18/4), sekitar 7.000 Bonek yang diduga mempunyai ikatan politik dengan Menpora, berunjuk rasa di Jalan Embong Malang, Surabaya, Jawa Timur, yang lokasinya tidak jauh dari Hotel JW Marriott, tempat digelarnya KLB PSSI 2015.
Dalam aksinya, para Bonek menuntut agar Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) memperjuangkan hak Persebaya 1927 untuk bisa kembali mengarungi pentas ISL 2015.
“Dalam aksi ini kami membawa beberapa tuntutan, di antaranya mendukung Presiden RI melawan mafia FIFA demi kedulatan Indonesia, mendukung Menpora dan BOPI tegas terhadap PSSI dan PT Liga Indonesia, serta kembalikan hak-hak PT Persebaya Indonesia,” tegas Yanto Gerandong selaku koordinator demonstrasi Persebaya 1927.
Artikel ini ditulis oleh: