25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36419

Kedelai dan Migas antar Paraguay dan Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Pada tanggal 29 November 2014 lalu, Paraguay merayakan peringatan 33 tahun hubungan bilateral dengan Republik Indonesia, negara berpenduduk  250 juta jiwa lebih, terbanyak keempat di dunia. Sebagai anggota dari negara G 11 yang fokus mengentaskan kemiskinan, Indonesia seperti juga Paraguay menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia tahun 1995.

Yang aneh, meski ada potensi besar meningkatkan hubungan bilateral di bidang ekonomi dan politik kedua negara, bahkan Jakarta merupakan satu dari 15 kota terpenting dalam hubungan perdagangan dengan Asuncion (ibukota Paraguay), namun hubungan bilateral kedua Negara dinilai Peter Tase, jurnalis Amerika yang lama bermukim di Paraguay, belum kunjung terlihat beranjak maju. 

Padahal sebagai contoh, Indonesia raksasa besar Asia Tenggara ini telah mengimpor lebih dari USD 19.5 juta pada tahun 2012, dan nilai impornya meningkat secara signifikan pada tahun 2013 hingga mencapai lebih dari USD 121.8 juta yang tentunya memberikan keuntungan bagi Paraguay dari nilai perdagangan barang.

Sayang potensi hubungan perdagangan yang besar ini belum dikembangkan secara strategis oleh kedua negara. Sesungguhnya peluang bisnis yang demikian besar itu dapat dilakukan melalui kerangka kerjasama dalam Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Paraguay. Begitu pula antara Paraguay dan negara-negara ASEAN (ASEAN saat ini merupakan kelompok perdagangan terbesar di dunia bersama Jepang, China, dan Rusia).

Paraguay sendiri melalui sejumlah perjanjian komersial yang dilakukan Menteri Gustavo Leite dan jajaran Kementrian Perindustrian dan Perdagangan (MIC) bersama Jaringan Investasi dan Ekspor Paraguay (REDIEX) mulai sukses membenahi Paraguay. Hasilnya mengagumkan dan menunjukkan performa luar biasa. Asuncion tercatat untuk pertama kalinya memiliki pemimpin yang visioner dan pragmatis.

Pemasok Utama Kedelai

Terjepit di antara Brasil dan Argentina, negara seluas 406.750 km2 atau setara negara bagian California di Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Paraguay terlibat luar biasa. Paraguay adalah produsen daging sapi terbesar ketujuh di dunia dan kini berharap menjadi produsen terbesar kelima pada tahun 2018.

Selain sebagai salah satu Negara pemasok daging sapi berkualitas di dunia, Paraguay yang dijuluki Jantung Amerika Selatan ini berpotensi besar memasok kedelai, minyak kedelai, dan gula organik ke Indonesia. Asuncion merupakan penyedia gula organik terbesar ke Amerika Serikat pada tahun 2011, di mana sebagian besar diimpor lagi oleh negara-negara Uni Eropa.

Salah satu produk makanan tradisional di Indonesia adalah tempe yang terbuat dari kacang kedelai yang dimasak dan difermentasi. Indonesia sangat butuh pasok kedelai dalam jumlah sangat besar setiap hari. Ketersediaan kedelai sebagai bahan pembuat tempe dan tahu yang tidak sebanding dengan konsumsi, memaksa Indonesia harus mengimpor kedelai dari negara lain.

Sebaliknya meski luasnya hanya sepertiga Indonesia, Paraguay adalah produsen kedelai terbesar ke-4 di dunia. Karena itu kini sudah saatnya Paraguay menjalin kerjasama harmonis sebagai Mitra Tempe Indonesia melalui perjanjian kerjasama bilateral, agar Indonesia bisa mengimpor langsung kedelai Paraguay tanpa melalui perantara negara lain lagi, sehingga beroleh harga amat kompetitif.

Kerjasama bilateral bisa terjalin harmonis, bila kedua negara saling mendukung, terutama di dalam hal perdagangan, teknologi dan pariwisata.  Indonesia yang sudah melangkah jauh di bidang minyak dan gas alam serta pariwisata dapat memberi bantuan teknologi bagi Paraguay yang baru saja menemukan ladang minyak dan gas alam di wilayah Chaco.
Sebagai sektor strategis, penemuan ladang minyak dan gas alam di Chaco ini tentu butuh bantuan tangan trampil dari para ahli migas Indonesia, agar pemanfaatan sumber migas ini tetap ramah lingkungan dan sesuai prinsip pembangunan berlanjutan,

Indonesia yang kaya pengalaman mengelola sektor industri migas dalam ekomoni nasionalnya selama ini, tentu merupakan aset besar bagi Paraguay, yang baru mulai akan mengeksplorasi temuan lahan migasnya.
Apalagi dalam 20 tahun ke depan, Asunción perlu melakukan diversifikasi produksi energi nasional. Dua bendungan hidroelektrik, Itaipu dan Yacyreta saat ini tidak akan cukup memasok energi secara nasional. Perlu pembangunan waduk hidroelektrik baru di seluruh sungai di Paraguay yang mencapai jarak sepanjang 6.500 Km.

Untuk itu penggunaan sumber daya minyak dan gas alam secara efektif dengan bantuan para ahli Indonesia akan bermanfaat besar pada masa depan. Potensi Indonesia bagi Paraguay sebagai bangsa yang juga bercita-cita memiliki keanekaragaman matriks produksi energy terbarukan tentu sangat strategis.

Di sisi lain, Paraguay sebagai Negara berpendapatan perkapita tertinggi di Amerika Selatan, niscaya dapat mengirimkan ratusan bahkan ribuan turis untuk melihat keindahan alam Indonesia dan para pemuda Paraguay bisa belajar berbagai seni dari keanekaragaman budaya di berbagai Universitas di Indonesia. Demikian pula sebaliknya..

Dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada antar kota yang memiliki karateristik yang sama di Paraguay dan Indonesia, pembentukan sister city merupakan langkah awal yang sangat baik bagi terciptanya hubungan manis antara kedua negara ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Gerindra Harap Prabowo Capres Lagi 2019

Jakarta, Aktual.co — Partai Gerakan Indonesia Raya berharap agar Prabowo Subianto tetap maju menjadi calon presiden pada pemilihan umum 2019 untuk menebus kegagalan pada Pemilu 2014.

“Kami berharap Prabowo tetap maju pada pemilihan umum presiden (pilpres) dan mudah-mudahan bisa menebus kegagalan pada pemilu 2014,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/4).

Harapan itu disampaikan saat memberi pengarahan pada temu dan konsolidasi kader Gerindra dalam rangka memenangkan pilkada yang akan digelar secara serentak Desember 2015.

Fadli Zon mengakui, pesta politik yang cukup padat karena ada pemilu anggota legislatif dan pilpres pada 2014 belum membuahkan hasil yang maksimal.

Partai Gerindra memang mampu menempati urutan ketiga secara nasional dalam perolehan suara anggota legislatif, namun belum mampu membawa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Presiden.

“Di pemilu legislatif Gerindra urutan ketiga, bahkan di NTB, urutan kedua perolehan suara anggota legislatif. Itu satu pencapaian yang memang harus dianggap, jangan berbangga dulu, tapi kita patut bersyukur juga karena sudah mencapai posisi itu,” ujarnya.

Namun dengan kondisi pemerintahan yang sekarang ini, menurut Wakil Ketua DPR RI, ini masyarakat mulai mengetahui apa yang telah terjadi dengan tidak memilih Prabowo Subianto sebagai Presiden.

“Kita baru merasakan setelah seseorang menjabat, kalau janji kampanye bisa banyak, janji banyak sekali, tapi ketika berkuasa apa yang terjadi,” ucapnya.

Hal ini tercermin dalam enam bulan terakhir dari berbagai komentar langsung masyarakat. Mereka kini merasakan hidup pada era pemerintahan saat ini, ungkap Fadli Zon, bukan semakin mudah, tapi justru sebaliknya semakin sulit.

Masyarakat terbebani oleh harga kebutuhan pokok yang semakin naik, di mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan kenaikan harga beras yang cukup fantastis di saat Indonesia mengklaim diri surplus pangan.

Masyarakat juga merasakan dampak terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus angka Rp13 ribu per dolar AS. Kondisi seperti itu tak pernah terjadi selama era reformasi.

Kondisi ekonomi saat ini, kata Fadli Zon, memang memprihatinkan. Namun sebagai parpol yang telah matang, lanjut Fadli, Gerindra meyakini dalam situasi apapun partainya tetap bisa rasional.

Sikap rasional terhadap berbagai kebijakan pemerintah sudah disampaikan, meski berada di luar pemerintahan.

Ia menegaskan Partai Gerindra berada di luar pemerintahan sebagai oposisi rasional, bukan oposisi yang bersikap emosional.

“Kalau oposisi emosional yang baik tidak didukung, apalagi yang tidak baik. Gerindra adalah partai yang rasional dan itu sudah ditunjukkan dengan jiwa besar Pak Prabowo menyatakan penghormatan dan dukungan terhadap Presiden terpilih Joko Widodo,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

SBY: Revolusi Mental Jokowi Beda dari Revolusi Marxis

Jakarta, Aktual.co — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan revolusi mental yang diusung Presiden Jokowi dalam pemerintahannya beda dari revolusi mental yang dipahami kelompok marxisme melalui pemikiran filsuf Jerman, Karl Marx.

“Saya pahami revolusi mental Jokowi tidak sama dengan yang dicetuskan Karl Marx,” kata SBY saat menyampaikan pesan kunci dalam diskusi bertema “Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Indonesia Progresif” di Jakarta, Sabtu (25/4).

SBY membahas wacana revolusi mental karena diskusi ini mengangkat tema serupa. “Revolusi mental pernah hidup abad 18 ketika tokoh besar Jerman Karl Marx, mengangkat istilah revolusi mental,” katanya.

Dalam pemikirannya, Karl Marx menyatakan yang harus direvolusi adalah mental kaum proletar agar menjadi progresif dan meniadakan struktur menindas dan membelenggu.

Sementara revolusi mental yang dimaksud Jokowi, menurut SBY, adalah mengubah karakter masyarakat tanpa perlu pertumpahan darah, sebagaimana umum terjadi dalam revolusi.

“Itu saya dukung 100 persen. Memang ada satu-dua pemikiran pak Jokowi yang berbeda dengan saya dan memang tidak dilarang berbeda, harus saling menghormati,” kata dia.

SBY mengingatkan revolusi adalah perubahan besar – besaran, fundamental dan acap penuh pegolakan berdarah, meski tidak selalu demikian. Sedangkan definisi mental dapat disimpulkan berkait dengan pikiran.

“Maka kalau boleh saya menyimpulkan revolusi mental adalah perubahan fundamental dan total atas alam pikiran masyarakat, bangsa Indonesia, orang perorang, agar negara ini 10-20 tahun lagi menjadi bangsa yang sukses,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Maluku Segera Bangun Budha dan Hindu Center

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Provinsi Maluku memprogramkan pembangunan Budha Center dan Hindu Center pada tahun 2016 sehingga semua agama di provinsi ini memiliki kesamaan fasilitas dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan.

“Kita sudah bangun Islamic Center untuk mendukung kegiatan MTQ tingkat nasional, dan tahun ini sementara dibangun Katolik Center dan Kristen Center untuk menunjang kegiatan pesta paduan suara gerejawi (Pesparawi) tingkat nasional 2015,” kata Gubernur Maluku, Said Assagaff di Ambon, Sabtu (25/4).

Pembangunan gedung Katolik dan Kristen Center saat ini masih dalam proses pengerjaan dan ditargetkan paling lambat Agustus 2015 sudah rampung.

Menurut Gubernur, pemda telah mencek lapangan dan mendapat jaminan pihak pengawas maupun kontrakor optimis mampu menyelesaikan pekerjaan mereka dalam tempo tiga bulan ke depan.

Pemprov Maluku juga sudah menyurati Presiden RI agar hadir membuka lomba Pesparawi dan meresmikan Jembatan Merah Putih, Kristen Center, dan Katolik Center.

“Peresmiannya dijadwalkan bulan Oktober 2015 ketika Presiden datang membuka lomba Pesparawi,” ujarnya.

Gubernur bersama seluruh tokoh agama di Maluku sejak jauh hari telah bertemu Menteri Agama dan menjelaskan kehidupan masyarakat dalam kebersamaan serta kerukunan di Maluku.

Karena itu pemda membangun Islamic Center, Kristen Center dan Katolik Center, lalu tahun 2016 mendatang akan dibangun Hindu dan Budha Center.

“Menteri Agama kaget, tidak ada provinsi lain seperti Maluku dan saya berharap dengan monumen seperti begini, masyarakat pengikut agama-agama yang ada di sini marilah kita bersatu, memegang peran dan jadikan Maluku sebagai laboratorium kehidupan kerukunan beragama bagi Indonesia, bahkan di dunia,” ujarnya.

“Karena itu tugas pemerintah daerah bersama aparat keamanan yang paling berat adalah menjaga stabilitas kerukunan, sehingga semua komponen bangsa di daerah ini harus bersatu, hidup dalam damai dan menciptakan rasa aman serta nyaman,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Panglima TNI: Empat Driving Forces Pengaruhi Skenario Kawasan Perbatasan

Jakarta, Aktual.co — Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan ada dua perspektif dasar masalah tata kelola kawasan perbatasan. Pertama, perspektif strategis yang berkait dengan kesejahteraan, keamanan, sosial politik dan pemenuhan hak-hak dasar.

Panglima TNI mengemukakan itu, dalam orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat dan Guru Besar Sekolat Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI), di Gedung Balai Samudera Jakarta, Sabtu (25/4).

Panglima menyebutkan, perspektif strategis dan tata kelola kawasan perbatasan mencakup spektrum permasalahan sangat luas dengan isu-isu yang tak dapat hanya dipandang dengan perspektif dan paradigma defense security” dan “law enforcement”.

“Tata kelola perbatasan dan kawasan perbatasan melibatkan dinamika permasalahan jangka panjang yang lebih kompleks, antara lain berkaitan dengan kesejahteraan, keamanan sosial politik dan kesetaraan terhadap akses perekonomian, layanan publik, dan pemenuhan hak-hak dasar,” tuturnya.

Orasi ilmiah berjudul Efektifitas Pengelolaan Daerah Perbatasan di Indonesia ini disampaikan kepada 737 Wisudawan STIAMI, yaitu 48 Wisudawan Program Diploma, 564 Wisudawan Program Sarjana dan 125 Wisudawan Program Pascasarjana, dalam Wisuda ke-27 STIAMI Semester Ganjil TA 2014/2015.

Kedua, lanjut Panglima, perspektif “borderless states” dan tata kelola pemerintahan yang terbuka. Tata kelola kawasan perbatasan perlu melibatkan aktor-aktor arena negara, pasar dan masyarakat sipil dalam lingkup nasional maupun internasional.

“Persoalan kawasan perbatasan mengemuka ketika terjadi berbagai krisis dan konflik keamanan non-militer, penyelundupan orang dan barang, penyeberangan kejahatan lintas negara dalam bentuk terorisme serta pernyataan protes tentang kemiskinan kawasan perbatasan yang disertai dengan ancaman untuk hijrah warga negara,” jelas Moeldoko.

Jenderal TNI Moeldoko mengingatkan ada empat “driving forces” yang mempengaruhi skenario kawasan perbatasan ke depan. Mulai dari politik, pembangunan ekonomi, keamanan, hingga kesejahteraan.

Skenario yang mungkin terjadi dari empat kategori yaitu, Merah Putih Berkibar Jaya, Merah Putih Setengah Tiang, Merah Putih Terkulai di Ujung Tiang dan Merah Putih Turun Tiang.

“Jika tidak dilakukan intervensi-intervensi perubahan maka plausible scenarios yang sangat mungkin terjadi adalah Merah Putih Terkulai di Ujung Tiang atau Merah Putih Setengah Tiang.”

“Tetapi, jika intervensi perubahan dilakukan melalui inovasi kebijakan, maka skenario yang dapat diwujudkan hingga 2030 adalah Merah Putih Berkibar Jaya. Perubahan ke arah kawasan perbatasan dengan skenario Merah Putih Berkibar Jaya bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi,” papar Panglima TNI.

Menurut Panglima, ada beberapa ide yang dapat dilakukan guna mencapai skenario tersebut. Terutama terkait isi dan implementasi kebijakan dalam melaksanakan skenario pengelolaan kawasan perbatasan.

Hadir dalam wisuda tersebut, antara lain Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha Garjitha dan Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya..

Artikel ini ditulis oleh:

Meski Dualisme, Golkar Sulsel Gelar Apel Kader

Jakarta, Aktual.co — Apel Akbar Partai Golkar Sulawesi Selatan di lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan berjalan aman dan lancar, Sabtu (25/4).
Sebanyak 437 personel gabungan dari Polisi Resort Kota Besar Makassar disiagakan guna kelancaran apel golkar tersebut yang dihadiri puluhan ribu massa yang datang dari Kabupaten Kota se Sulsel.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo saat apel akbar tersebut memberikan semangat dan motivasi kepada ribuan kader untuk terus bersabar dan tetap bersemangat membesarkan partai.
“Saya harapkan kader tetap kuat dan terus bersemangat,” ucap syahrul dalam orasinya di atas penggung sambil menancapkan Kapak ke batang kayu sebagai simbol keteguhan hati para kader Golkar yang legal.
Menurut dia, kegiatan Golkar hingga sore tadi berlangsung aman sampai akhir acara pada petang hari. Sebab sejak pagi lokasi Apel sudah disterilkan.
“Apel akbar Golkar berjalan aman dan lancar tidak ada kendala berarti hanya saja sejumlah jalan mengalami kemacetan. Sebelumnya apel akbar ini akan dijaga ketat mulai dari pintu masuk hingga tempat acara,” tambahnya.
Sementara Ketua Panitia Apel Akbar, Rahmansyah, mengatakan kegiatan ini dihadiri diperkirakan sekitar 15 ribu kader Golkar se-Sulsel, Selain itu apel ini melibatkan pimpinan Golkar mulai di tingkat desa, kecamatan, anggota legislatif, hingga organisasi masyarakat di semua daerah.
“Pertemuan dalam apel akbar ini sebagai ajang konsolidasi, membangun komitmen, serta soliditas saat suasana kisruh di tubuh golkar,” katanya.
Legislator DPRD Sulsel ini mengatakan kegiatan tersebut selain sebagai ajang konsolidasi juga menjadi penyemangat dan instropeksi para kader dimasa dualisme kepengurusan di tingkat elit.
“Kami berkumpul disini secara bersama-sama, karena kepentingan masyarakat lebih utama dari pada kepentingan kelompok tertentu, tidak ada kubu manapun” tegas Rahmansyah.
Selain dijadikan ajang penyemangat kader tetapi sebagai sarana konsolidasi pemenangan menghadapi Pilkada serentak 11 kabupaten kota di Sulsel dan pemicu awal di Indonesia.
“Kami berharap apel akbar ini akan menjadi nafas baru untuk terus bersemangat sebagai partai besar yang tidak mudah diobok-obok apalagi dibenturkan kelompok tertetu dalam memperebutkan jabatan,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan tidak ada satupun pengurus DPP pusat yang hadir bahkan hanya pengurus DPD I serta DPD II serta seluruh anggota legsilatif kabupaten kota.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain