25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36423

Perusakan Hutan Bakau Pengaruhi Ekosistem Teluk Ambon

Jakarta, Aktual.co — Peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam (PPLD) LIPI Ambon Hanung Mulyadi mengatakan mendirikan bangunan di atas area konservasi hutan bakau, seperti yang sedang terjadi di Jalan Wolter Mongisidi, Lateri, Kecamatan Baguala, akan memberi dampak terhadap menurunnya daya dukung ekosistem di Teluk Ambon.
“Menyalahi tata guna lahan yang harusnya diperuntukan untuk konservasi tetapi dipaksakan untuk didirikan bangunan ataupun ada aktivitas industri maupun pemukiman, tentunya berpotensi terhadap menurunnya daya dukung dari hutan mangrove, yang paling terasa adalah luasan hutannya secara nyata akan berkurang,” katanya di Ambon, Sabtu (25/4).
Hanung yang juga ketua tim monitoring Teluk Ambon mengatakan ketika luasan hutan bakau berkurang, maka sudah pasti akan memberi dampak terhadap kehidupan biota laut di teluk, karena fungsinya sebagai buffer zone atau penyangga area, tempat berlindung bagi ikan-ikan kecil, anakan ikan dan kerang, dan juga area bagi kepiting dan ikan untuk mencari makan, telah berkurang.
“Secara ekologis dampaknya jangka panjang tapi ketika luasan hutan mangrove berkurang tentunya berpotensi terhadap menurunnya daya dukung terhadap biota laut. Dari tahun 2007 hingga 2009, saya menganalisa larva ikan di Teluk Ambon cenderung menurun,” katanya.
Terlepas dari apakah bangunan rumah yang sementara dalam proses pembangunan di area konservasi bakau di Jalan Wolter Monginsidi akan memberi dampak asupan limbah secara langsung ke Teluk Ambon, menurut Hanung, harus dikaji dari hasil Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
Karena kata dia, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) akan dikeluarkan setelah melewati proses kajian ANDAL dan AMDAL.
“Sebelum melakukan pembangunan fisik harus melalui tahapan yang disebut ANDAL dan AMDAL, proses tersebut akan memudahkan kita untuk mengontrol, tim AMDAL menyarankan pembuatan instalasi pengolahan limbah seperti apa, tentunya akan mampu mengurangi atau mereduksi limbah yang masuk ke perairan, dalam hal ini Teluk Ambon bagian dalam,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Kota Ambon, Lusia Izaak dalam kesempatan lain mengatakan pihaknya telah melarang proses pembangunan rumah di area konservasi bakau di Jalan Wolter Monginsidi dilanjutkan, karena belum mendapatakan izin dari Pemerintah Kota Ambon.
Tapi hingga hingga Jumat (24/4) kemarin, aktivitas pembangunan rumah yang baru berupa pondasi itu terlihat masih terus dilakukan, beberapa pekerja bangunan tampak menyusun batako dan menimbun pasir di lahan bangunan itu.

Artikel ini ditulis oleh:

TNI Waspadai Ancaman Global

Jakarta, Aktual.co — TNI mengharapkan para generasi muda bersinergi membantu pemerintah dalam menghadapi ancaman global termasuk ancaman ketahanan pangan melalui “serbuan teritorial”.
Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Torry Djohar Banguntoro di Denpasar, Sabtu, menjelaskan bahwa sinergitas yang diwujudkan dengan serbuan teritorial itu berupa bantuan fisik dan nonfisik.
“Kegiatan serbuan teritorial tidak hanya berupa TNI Manunggal Membangun Desa, peningkatan swasembada pangan, karya bhakti, bhakti TNI atau kegiatan fisik lainnya, melainkan juga dalam bentuk nonfisik seperti membangun mental dan spiritual rakyat, pelatihan bela negara, peningkatan karakter kebangsaan dan rasa nasionalisme,” katanya usai membuka pembekalan kepada Keluarga Besar Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) XIV Bali, Sabtu (25/4).
Jenderal bintang dua itu menjelaskan bahwa khusus untuk di wilayah teritorial Kodam IX/Udayana pada 8 Januari 2015 telah ditandatangani Pakta Integritas antara Pangdam IX/Udayana dengan masing-masing Kepala Dinas Pertanian di Provinsi Bali, NTB, dan NTT yang disaksikan oleh Menteri Pertanian dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat sebagai bentuk partisipasi TNI membantu ketahanan pangan.
“Serbuan teritorial tidak hanya dijadikan sebagai wahana untuk membantu mengatasi kesulitan rakyat, tetapi harus dijadikan sebagai sarana untuk menenangkan dan memenangkan hati dan pikiran rakyat melalui kegiatan non-fisik itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum FKPPI Pusat, Han Silalahi, mengajak setiap generasi muda khususnya dalam forum komunikasi itu untuk tetap solid dan kuat membantu TNI dalam mewujudkan serbuan teritorial tersebut.
“Kami ajak segenap anggota FKPPI jangan sampai tidur, mari kita pegang teguh semboyan yang ada, ‘Solid, Kuat dan Militan’,” katanya.
Dalam kesempatan itu, FKPPI Bali memberikan sumbangan berupa enam unit sepeda motor yang diharapkan membantu tugas-tugas terutama di bidang teritorial.
Sekitar 350 orang anggota FKPPI yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali menghadiri pertemuan itu selain Kepala Staf Angkatan Darat Kodam IX/Udayana Brigjen TNI Hadi Kusnan, Irdam IX/Udayana, Danrem 163/Wira Satya, dan pihak internal Kodam IX/Udayana lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengacara Bawakan Tiga Lukisan Myuran Sukumaran

Jakarta, Aktual.co — Pengacara asal Australia Julian McMahon membawa tiga lukisan salah satu terpidana mati kasus narkoba anggota jaringan “Bali Nine” Myuran Sukumaran.
Lukisan tersebut dibawa Julian McMahon bersama salah seorang staf Konsulat Jenderal (Konjen) Australia, usai mendampingi Konjen Australia Majel Hind yang mengunjungi dua anggota “Bali Nine” Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (25/4) petang.
Julian McMahon dan staf Konjen Australia yang mendarat di Dermaga Wijayapura, Cilacap, sekitar pukul 17.00 WIB, langsung membawa tiga lukisan diri Myuran Sukumaran ke halaman depan tempat penyeberangan khusus Pulau Nusakambangan itu.
Bahkan, mereka sempat memamerkan tiga lukisan itu ke arah kamera wartawan yang menunggu di luar pagar Dermaga Wijayapura.
Sesekali, mereka memutar lukisan-lukisan itu agar tulisan bertanda tangan Myuran Sukumaran di belakangnya tertangkap kamera wartawan.
Tulisan pada lukisan-lukisan itu terdiri atas “‘Self Portrait After Our New Arrivals’, ‘A Bad Sleep Last Night’, Myuran Sukumaran, Besi Prison, Nusakambangan, 25/04/2015”, “‘Self Portrait’,’A Strong Day’, Myuran Sukumaran, Besi Prison, Nusakambangan, 24/04/2015”, dan “‘Self Portrait’, ’72 Hours Just Started’, Myuran Sukumaran, Besi Prison, Nusakambangan, 25/04/2015”.
Meskipun Julian McMahon tidak bersedia memberikan keterangan kepada wartawan, salah satu lukisan yang bertuliskan “‘Self Portrait’, ’72 Hours Just Started’, Myuran Sukumaran, Besi Prison, Nusakambangan, 25/04/2015” (Lukisan Diri, 72 Jam Sudah Dimulai, Penjara Besi, Nusakambangan, 25/04/2015) memberikan isyarat jika para terpidana mati mulai menjalani masa isolasi menjelang eksekusi.
Dalam hal ini, masa isolasi minimal dilakukan dalam waktu 72 jam atau tiga hari sebelum pelaksanaan eksekusi mati.
Setelah memamerkan lukisan-lukisan itu, Julian McMahon bersama Konjen Australia Majel Hind meninggalkan Dermaga Wijayapura pada pukul 17.20 WIB.
Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu merilis 10 nama terpidana mati kasus narkoba yang akan segera dieksekusi secara serentak di Pulau Nusakambangan.
Ke-10 terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat, yakni yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).
Seluruh terpidana mati tersebut saat ini telah berada di Pulau Nusakambangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Jaksa Agung RI: Presiden Perancis Tak Patut Intervensi Hukum Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Jaksa Agung Prasetyo mengatakan tidak sepatutnya seorang presiden mengatakan hal seperti itu. Sebab, setiap negara telah menyatakan untuk menghormati hukum masing-masing negara.
Apalagi, sambungnya, hukum di Indonesia telah memberikan kesempatan kepada setiap terpidana hukuman mati, termasuk Sergei Atloui, untuk melakukan upaya hukum mulai Peninjauan Kembali (PK), pengampunan Presiden (grasi) hingga gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
“Artinya semua upaya hukum sudah selesai,” katanya.
Seperti diketahui, Presiden Prancis, Francois Hollande memberi peringatan keras sekaligus ancaman kepada pemerintah Indonesia jika warga negaranya, Sergei Atloui selaku terpidana mati jadi diesekusi.

Artikel ini ditulis oleh:

Kisah Robert Si Penjaga Batu Lubang (2) : Petuah Sang Nenek

Medan, Aktual.co — Menjadi Penjaga Batu Lubang, sejak awal bagi Robert menjadi tantangan hidup tersendiri. Apalagi untuk menghidupi istri dan ke 5 anaknya, pun soal honor, saat menggeluti profesi barunya sekitar tahun 2007 silam, tergolong kecil, yakni Rp350 per bulan.
Saat ini, anak pertama Robert memang sudah menikah dan diberi dua orang anak, anak ke dua berada di pulau Nias dan tengah mencari kerja, yang nomor tiga duduk di kelas 2 SMA Sitahuis, anak ke empat kelas 2 SMP yang terakhir kelas 6 di Desa Simaninggir.
“Ya, penuh keyakinan saja. Waktu itu tahun 2007 masih Rp350 ribu, perlahan-perlahan sekitar tahun 2010 naik Rp1,5 juta,” sebut Robert.
Ketekunan dan keuletan Robert, bukan tanpa alasan, kisah awal sang Mertua menjaga Batu Lubang itu masih cukup jelas di ingatannya. Yakni, sebuah mimpi didatangi seorang nenek tua yang memberi amanah dan petuah.
“Awalnya tahun 1991, usai (Batu Lubang) dilebarkan pakai dinamit, kira-kira seminggu sudah dikerjakan, bermimpilah mertuaku didatangi nenek-nenek, jenggotnya panjang, kamu kerja di batu lubang, semua rumah disitu sudah kenak debu, kata nenek itu,” kisah Robert.
Dalam mimpi itu, sambung Robert, sang Mertua dibawa oleh Nenek itu ke lokasi Batu Lubang dan ditunjukkan komplek rumah beratap genteng yang penuh debu dan tak terawat.
“Jadi dibawalah mertua ku kesini (Batu Lubang-red), banyak rumah genteng datar semua, di jurang itu,” tuturnya.
Awalnya, dalam mimpi itu sang Mertua Robert sempat menolak, karena mengaku tak akan sanggup membersihkan rumah yang cukup banyak itu. Namun oleh Nenek, dirinya dijanjikan akan diberi sebuah kompresor untuk membantu membersihkan rumah-rumah itu.
“Mertuaku awalnya menolak. Lalu kata nenek itu, kukasih kompresor biar ada alatmu membersihkan, memang ditengok sudah banyak abu,” katanya.
Usai mimpi itu datang, tak genap seminggu, pihak Dinas PU Kabupaten Tapteng pun datang menemui Mertua Robert. Benar saja, ia ditawarkan untuk mengerjakan Batu Lubang.
Berkat pesan Nenek dalam mimpi itu, Mertua Robert tak mau mempertanyakan soal honor kepada pihak Dinas PU. Ia langsung menerima dan bekerja sebagai penjaga Batu Lubang.
“Kalau soal gaji ditanyak jugaknya itu, tapi dibilang nenek pesannya, jangan meminta, apa yang kau butuhkan datang sendiri. Amanahnya harus membantu,” kata Robert.
Pesan Nenek kepada almarhum Mertua itu sangat dipegang teguh oleh Robert. Tentu saja dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai agama, Robert tetap berpegang teguh pada keyakinannya. Setelah menjalani hari-hari berat menghidupi keluarga, sejak tahun 2013 silam, Robert akhirnya diangkat menjadi Honorer Pemkab Tapteng dan diberi gaji Rp2,5 juta sebulan.
“Aku udah kurasakan itu. Belakangan kita ditengok rajin, diangkatlah, diminta data-data kita, udah diangkat menjadi honorer, Rp2,5 juta sebulan. Tapi ya itu, tetap seperti pesan Nenek itu, jangan meminta, apa yang kau butuhkan datang sendiri, dan harus membantu orang lain, dan tentu dengan doa kepada Tuhan,” kenang Robert.
Kini, lanjut Robert, dirinya tidak hanya sekedar menjaga dan membersihkan ke dua Batu Lubang itu. Dirinya semakin dipercaya sebagai sumber informasi terkait apa saja yang terjadi di kawasan Batu Lubang sekitarnya.
“Jadi nggak hanya supir teman aku, atau orang PU, mulai Polisi, teman-teman wartawan, kadang aku yang jadi sumber informasi, misalnya ada longsor atau kemacetan. Dan, kalau kutengok, ada truk besar lewat malam, aku langsung keluar ke Batu Lubang, takutnya dia (Truk) nya nyangkut, kan jadi macet, kasihan pengendara lain. Dan, selalu saja ada yang berhati baik memberikan sekedar uang kopi,” ungkapnya.
Menjaga Batu Lubang, tutur Robert menjadi profesi yang cukup ia nikmati. Di moment-moment tertentu, Robert akan bekerja ekstra membersihkan Batu Lubang. Karena, akan banyak pengendara yang lewat akan singgah untuk mengabadikan lokasi bersejarah itu.
“Kalau natal atau momen-monen tertentu, aku bersihkan lah semua ini. Kan banyak yang photo-photo, biar nampak rapi dan cantik, pengunjungnya senang dan nyaman,” tutur Robert.
Robert tak menampik, pekerjaannya sebagai penjaga Batu Lubang kerap dikait-kaitkan dengan kesan mistis lokasi yang dikenal angker dan menyisakan banyak cerita aneh itu. Bahkan Robert dianggap memiliki ilmu kanuragan.
“Dulu disini (Batu Lubang) memang sering datang orang-orang bawa persembahan, bawa ayam putih atau kemenyan. Sebelum aku kerja banyak yang menjadikan lokasi ini tempat pesugihan, bawak ayam. Tapi sekarang sudah gak ada. Sama aku juga banyak yang minta-minta ilmu,” tutur Robert senyum-senyum mengingat hal itu.
Padahal pengakuan Robert, sejak bekerja 7 tahun silam, tak pernah dirinya merasakan keanehan atau keganjilan.
“Selama kerja disini, bermimpi gak pernah, suara aneh pun gak pernah, takut gak pernah. Kalau aku merasakan biasa, memang kalau dibilang orang banyak, bukan satu dua orang, batu lubang ini rawan, ada yang bilang perempuan cantik panjang rambutnya, ada orang tua pakek tongkat, ada mukaknya gak jelas,” ucapnya.
Sebagai penjaga Batu Lubang, Robert menaruh harapan besar agar lokasi yang menyimpan catatan sejarah penjajahan Belanda itu mendapatkan perhatian lebih. Tidak hanya oleh pemerintah tapi juga masyarakat dan para pengunjung.
Misalnya, tutur Robert, masih kerapnya anak-anak yang datang meminta-minta duit kepada para pengendara yang lewat. Tak jarang, jika itu terjadi, Robert merasa, bisa saja para pengendara mengira bahwa dirinyalah dibalik aksi pengutipan liar itu.
“Makanya kadang aku seharian disini menjaga itu, nanti dikira aku yang nyuruh. Kalau boleh jangan lah ada yang mintak-mintak duit sama pengendara,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Robert, ekspektasi agar dua Batu Lubang itu lebih dihias dan dipercantik. Tentu, akan lebih banyak yang singgah dan berkunjung.
“Ya kalau bisa disini dihias lah, dikasih lampu, kasih penerangan biar orang pun nyaman. Batu lubang ini kurang di pedulikan, ya harapan kita lebih dipedulikan lah,” harapnya.
Sekilas tentang Batu Lubang adalah salah satu jalur trans Sumatera Utara yang menghubungkan beberapa daerah di pantai barat. Batu Lubang merupakan bukti sejarah kekejaman penjajahan Belanda di Tapanuli sekira tahun 1930an silam. Dilokasi ini ratusan pekerja Rodi tewas dan dibuang begitu saja ke dalam jurang.
Batu Lubang yang awalnya sempit akhirnya oleh pemerintah mendapat pengerjaan untuk dilebarkan. Kala itu, pada tahun 1976, pemerintah dengan menggunakan dinamit menambah besarnya lubang agar dapat dilalui kendaraan dengan kapasitas besar.

Artikel ini ditulis oleh:

Kembangkan Seni Budaya, Tujuh Daerah Ikut Festival Seni Aceh

Banda Aceh, Aktual.co — Sebanyak tujuh daerah meramaikan Festival Seni se-Aceh, di Terminal C Lhokseumawe, Sabtu (25/4). Ketujuh daerah itu yakni Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireuen, Banda Aceh, Aceh Tengah, Sabang dan Universitas Syah Kuala Aceh.
Wali Kota Lhokseumawe, Suadi Yahya saat membuka acara itu menyebutkan kegiatan itu untuk pengembangan seni budaya Aceh. 
“Khususnya anak muda yang ada di Aceh dan Lhokseumawe agar generasi muda memahami seni kita,” ujar Suadi.
Disebutkan, kegiatan itu juga untuk mengembangkan minat dan bakat pemuda di Aceh terhadap seni dan budaya dan melestarikan seni di Aceh. 
Selain itu, ajang ini juga dijadikan silaturahmi antar seniman di Aceh. “Kita ingin seni dan kearifan lokal kita membumi di generasi muda. Selain itu, kita harap seni Aceh semakin dikenal di tingkat nasional dan internasional.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain