26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36428

Alasan GSW Cegah Gelombang Laut, Pakar ITB: Tidak Benar!

Jakarta, Aktual.co —Pakar kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Muslim Muin berpendapat asumsi adanya ancaman rob dari laut yang dijadikan alasan untuk membangun Giant Sea Wall (GSW) di Teluk Jakarta adalah tidak benar.

Kata dia, Jakarta itu berada di perairan dangkal. Sehingga ancaman tsunami ataupun peningkatan ketinggian permukaan air laut adalah mengada-ada.

Kalaupun memang ada tsunami, ujar dia, maka arusnya tentu bakal tertahan di Selat Sunda yang dangkal dan sempit. Dengan kata lain, menurut dia posisi Jakarta sebenarnya terlindung. “Sehingga arusnya juga ngga bakal kuat setiba di daratan,” ujar dia, saat dihubungi Aktual.co, Sabtu (25/4).

Sedangkan untuk alasan adanya peningkatan tinggi permukaan air laut, menurutnya juga tak kalah anehnya. Karena jika memang ada peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global, maka tembok raksasa harusnya tidak hanya dibangun di Jakarta saja.

“Sepanjang pulau-pulau harus dibangun itu tembok semacam Giant Sea Wall dong di Indonesia kalau logiknya seperti itu,” ucap dia.

Kata dia, yang ada di Jakarta sebenarnya bukannya meningkatnya permukaan air laut. Melainkan turunnya permukaan tanah akibat penggunaan air tanah yang serampangan.

Fluktuasi muka air laut di perairan Jakarta, kata dia, juga lebih banyak dipengaruhi pasang surut.
Kalaupun ada badai yang berpusat di Laut China Selatan, maka itu dampaknya jauh lebih terasa di Malaysia dan Kalimantan, ketimbang Jakarta. “Jadi apa sebenarnya yang membuat pemerintah begitu ngotot bangun Giant Sea Wall itu?” ujar Muslim heran.

Dengan begitu, kata dia, jelas Jakarta tidak butuh pembangunan GSW, selain karena alasan-alasan bisnis properti di pembangunan pulau-pulau reklamasi. Kalaupun alasan pembuatan pulau-pulau buatan itu adalah terkait dengan semakin membengkaknya jumlah penduduk sehingga perlu pengembangan wilayah ke arah laut, menurut Muslim, pihak yang berpendapat seperti itu tidak mengerti lingkungan kelautan.

“Sewenang-wenang mau bangun apartemen mewah di pulau-pulau reklamasi itu untuk bisnis tapi pakai kamuflase alasan pencegahan banjir Jakarta. Padahal warga Jakarta ngga dapat apa-apa. Siapa yang diuntungkan di sini kan sudah jelas dengan proyek itu,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Para Terpidana Mati Telah menempati Ruang Isolasi

Jakarta, Aktual.co — Pengacara terpidana mati asal Nigeria Raheem Agbaje Salami, Utomo Karim mengatakan bahwa para terpidana mati yang akan dieksekusi telah menempati ruang isolasi.
“Pertemuan tadi (pertemuan di Kejaksaan Negeri Cilacap) untuk memberitahukan kepada keluarga dan diplomat jika para terpidana mati telah masuk ruang isolasi,” katanya, di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (25/4).
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya datang ke Nusakambangan terkait pemberitahuan rencana eksekusi mati tersebut.
Saat ditanya mengenai waktu pelaksanaan eksekusi, dia mempersilakan wartawan menghitung sendiri.
“Ya silakan hitung sendiri, biasanya tiga hari dari sekarang,” katanya.
Selain Utomo Karim, sejumlah diplomat negara asal para terpidana mati juga mendatangi Nusakambangan di antaranya Konsulat Jenderal Australia Majel Hind didampingi pengacara asal Australia Julian McMahon (pengacara terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran), serta konsuler Kedutaan Besar Brasil Leonardo Carvalho Monteiro.
Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu merilis 10 nama terpidana mati kasus narkoba yang akan segera dieksekusi secara serentak di Pulau Nusakambangan.
Kesepuluh terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat, yakni yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina). Seluruhnya saat ini telah berada di Pulau Nusakambangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Pertandingan Persebaya VS Persiba Batal Digelar, Panpel Merugi

Surabaya, Aktual.co — Pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan Persiba Balikpapan dalam laga lanjutan Liga Indonesia 2015, yang rencananya digelar Minggu (26/4), di Gelora Bung Tomo Surabaya,  batal digelar.
Hal ini menyusul tidak adanya izin dan rekomendasi pengamanan  dari Polrestabes Surabaya.
Sekretaris panpel pertandingan Persebaya, Ade rio, mengatakan bahwa akibat dibatalkannya pertandingan, panpel merugi karena sudah mencetak 15.000 tiket dan terlanjur menyewa stadion sekaligus melunasi pajak.
Panpel sendiri tidak berani menggelar pertandingan meski tanpa izin seperti saat melawan Mitra Kukar di gelora Bung Tomo Surabaya pada dua pekan lalu.
“Setelah adanya surat dari menpora kepada mabes,  kita tidak bisa menggelar pertandingan. Ini beda dengan saat kita nekat bertanding melawan Mitra Kukar. Bedanya,  jika lawan Mitra Kukar masih ada ijin pengamanan. Ini tidak ada,” terang Ade, Sabtu (25/4).
Sejauh ini panpel sudah mengirim surat ke PT Liga, namun sebelum mengirim surat, pemain dan official Persiba Balikpapan sudah tiba di Surabaya dan panpel juga mempersilakan tim persiba untuk menjajal lapangan.
Bahkan, panpel Persebaya sudah mencoba menawarkan untuk berlaga tanpa penonton, atau memindahkan lapangan AL  Bumimoro, Surabaya, tetapi tetap saja tidak bisa digelar.
” Sudah mencoba tanpa penonton atau dipindah lapangan ke Bumimoro, tapi tetap tidak bisa. Dan kita  menyerahkan sepenuhnya kepada PT Liga.” lanjut Ade.

Artikel ini ditulis oleh:

Pakar ITB: Reklamasi dan GSW Bukan Solusi Atasi Banjir Jakarta

Jakarta, Aktual.co —Pakar kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin Ph.D berpendapat pembuatan reklamasi pulau dan proyek Giant Sea Wall (GSW) jelas bukan sebuah solusi untuk mengatasi banjir di Ibu Kota DKI Jakarta. Proyek itu malah diprediksinya bakal bikin masalah membuat masalah baru.

Selain memakan biaya besar hingga ratusan triliunan, kata dia, proyek diprediksi akan memperparah masalah lingkungan di Jakarta.

“Banjir bakal semakin parah, merusak lingkungan laut Teluk Jakarta, mempercepat pendangkalan sungai, mengancam sektor perikanan lokal, dan menyebabkan permasalahan sosial,” ujar dia, saat dihubungi Aktual.co, Sabtu (25/4).

Kata Muslim, banjir bakal semakin parah lantaran kecepatan air sungai semakin berkurang akibat jauhnya muka air atau titik terendah untuk mengalirkan air.

Dijelaskan dia, di Jakarta ini ada tiga belas sungai yang semuanya bermuara di Teluk Jakarta. Sehingga debit airnya diperkirakan tidak sedikit.

Ketimbang bangun GSW, cara satu-satunya yang saat ini masuk akal untuk tangani banjir adalah dengan lakukan pengerukan sungai. “Untuk mengurangi pengendapan lumpur di dasar sungai (sedimentasi). Jika ini tidak rutin dilakukan yang terjadi adalah banjir,” ucap Muslim.

Sedangkan jika GSW dibangun, kata Muslim, maka diperlukan pompa air dengan kapasitas sedot besar agar debit air tetap aman. Tentunya, biaya yang dibutuhkan tidak sedikit agar si pompa tetap terus beroperasi 24 jam.

“Saya sudah hitung-hitung biayanya sebesar 300 miliar rupiah setiap tahun untuk keadaan normal. Itu kalau debit air membesar tentu biayanya lebih besar lagi karena butuh listrik yang lebih besar lagi,” ujar dia.

Lalu saat ditanya soal reklamasi, Muslim menjawab, itu hanya untuk kepentingan bisnis properti dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan upaya penanganan banjir.

“Jadi wacana yang dibangun Ahok bahwa itu demi menyelematkan Jakarta ya sama sekali tidak benar. Coba hitung berapa keuntungan berkali-kali lipat yang didapat dengan membuat pulau-pulau reklamasi itu. Ngga ada itu buat cegah banjir,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Polrestabes Semarang Ringkus Tiga Pelaku Begal Bermotor

Semarang, Aktual.co — Aparat Satreskrim dan Resmob Polrestabes Semarang meringkus tiga pelaku begal dengan sasaran korban perempuan yang kerap beraksi di wilayah hukum Kota Semarang. 
Pelaku tertangkap di jalan Kesehatan Semarang pada Jum’at (24/4), sekitar pukul 21.00 WIB, setelah diintai petugas sejak lama.
Kapolrestabes Semarang Kombes pol Burhanudin mengatakan aksi para pelaku ini kerap meresahkan masyarakat di wilayah hukum kota Semarang. Pelaku ditangkap setelah menjegal korban perempuan bernama Mila Triana Dewi, mahasiswa asal Banyumas, Jawa Tengah.
“Para pelaku diamankan setelah ada laporan korban yang barang bawaannya berupa handphone di rampas di tengah jalan,” ungkapnya, saat gelar di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (25/4).
Pelaku rata-rata masih berusia belasan tahun, yakni MFes (19) beralamat jalan Kuningan Semarang Utara, RF (15), warga Dadapsari Semarang Utara dan IAA (16) warga Dadapsari Semarang Utara.
Para pelaku biasa mencuri di pasar Kembang Kalisari, Semarang. Petugas mengamankan barang bukti berupa satu unit handphone merk Iphone, satu unit powerbank, dan tas warna putih, serta satu unit kendaraan bermotor Yamaha Vixion warna putih.
Ketiganya dijerat pasal 363 ayat 1 ke (1)  KUHAP dengan ancaman penjara maksimal 7 tahun. 

Artikel ini ditulis oleh:

Tokoh Pluralisme, Gus Dur Berpeluang Dianugerahi Pahlawan Nasional

Jakarta, Aktual.co — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tokoh pluralisme yang juga Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur, berpeluang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
“Pengusulan Gus Dur sudah selesai di Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) tinggal melanjutkan ke dewan gelar,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Sabtu (25/4).
Hal itu disampaikan Khofifah usai peresmian patung Gus Dur masa kecil di Taman Amir Hamzah, Pegangsaan Jakarta Pusat.
Pengajuan ke dewan gelar akan dimulai pada Mei mendatang. Sementara proses penganugerah sendiri dilakukan menjelang 10 November bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Dewan gelar sendiri diketuai oleh Menkopolhukam sementara sekretaris juga dari pihak militer.
Saat ini usulan yang masuk untuk Pahlawan Nasional cukup banyak dan ada beberapa yang di proses di TP2GP ke dewan gelar seperti usulan dari Banten dan Jawa Barat. Gus Dur dianggap sebagai bapak bangsa dan tokoh pluralisme.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain