Memaknai Semangat dan Perjuangan Kartini
Jakarta, Aktual.co — Peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April merupakan momentum bagi semua pihak untuk merefleksikan dan meneladani perjuangan Raden Ajeng Kartini. Peringatan juga sekaligus membangkitkan semangat Kartini dalam memperjuangkan derajat kaum wanita Indonesia.
Setidaknya ada empat poin yang bisa dipetik dari peringatan Hari Kartini. Pertama bahwa Kartini merupakan seorang yang berpikir maju tentang masa depan. Salah satunya, ia senantiasa mendorong kaum wanita untuk berperan lebih dalam dunia pendidikan.
“Perempuan adalah pembawa peradaban,” kata Ketum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie mengutip kata-kata Kartini dalam akun twitter pribadinya, @grace_nat, beberapa waktu lalu.
Pelajaran kedua adalah semangat Kartini menentang diskriminasi gender yang saat itu tumbuh dari cara pandang feodal. Bisa dikatakan Hari Kartini adalah hari anti diskriminasi gender.
Ketiga, bahwa Kartini adalah perempuan yang menulis tentang bangsanya, tentang kaumnya. Karena bagi Kartini, menulis adalah bekerja untuk keabadian. “Perempuan hrs Menulis, Kartini saja menulis. Jangan sembunyi-sembunyi apalagi takut. Selemah-lemahnya twit galau, itu jg tulisan, terekam abadi di TL (timeline),” kata Grace.
Pelajaran keempat, wafatnya Kartini yang tepat pada 4 hari setelah melahirkan. Fakta ini secara langsung atau tidak langsung menunjukkan bahwa kematian ibu hamil dan melahirkan masih tinggi. Dalam catatannya, data 2104 menunjukkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih 359 per 100 ribu kelahiran. Jauh dari target MDGs 102 per 100 ribu kelahiran.
“Kita harus melawan tingginya kematian ibu hamil dan melahirkan ini. Termasuk kesehatan alat reproduksi. Negara harus memberi perhatian khusus,” kata Grace.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu
















