28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36585

Hinca: Apa Dosa PSSI?

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan mengaku terkejut dengan surat pembekuan PSSI dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
“Ini hanya soal LSI yang jumlahnya 18 klub. 18 ini hasil susah payah pemerintahan sebelumnya dari konflik yang ada. Tidak ada angin, tidak ada hujan, BOPI ikut campur,” ujar Hinca saat RDP di Komisi X DPR RI, Senin (20/4).
Menurutnya, PSSI telah jabarkan perihal dua klub yang tidak boleh berlaga di ISL. Namun, alasan dari Menpora ternyata lain.
“Lalu keluarlah surat teguran. Katanya nggak lengkap kita tanya apa yang nggak lengkap. Jawabnya admistratif, tapi malah jadi non sport. Surat peringatan juga ke kami tidak sampai 1×24 jam, tapi cuma 5 jam dan kita sudah di Surabaya,” katanya.
Hinca mengaku terkejut perihal pembekuan tersebut, selain baru saja terpilihnya pengurus baru PSSI usai kongres.
“Sekarang Apa Dosa PSSI ? hanya dua klub ini tidak lolos kualifikasi, kemudian melebar jatuh sanksi yang disebut pembekuan. Kami tentu terkejut melihat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, PSSI berencana akan melimpahkan kasus ini ke jalur hukum yakni ke PTUN pada Selasa (21/4) besok.
“PSSI akan mem-PTUN kan Menpora. Kami akan melawan dengan aspek hukum. Karena di aspek olahraga persiapan Sea Games tidak bisa berlangsung jika FIFS benar-benar menjatuhkan sanksi,”
“Dengan begini sepakbola Indonesia akan mati, dan tidak ada lagi masyarakat tersenyum datang ke stadion. Masyarakat sudah pusing karena BBM naik, masa tidak ada juga hiburan lagi untuk nonton sepakbola,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Kapolri Ingatkan Soliditas Polri

Jakarta, Aktual.co — Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan soliditas Polri harus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan ke depan yang semakin berat.
“Kita tingkatkan soliditas internal Polri,” kata Badrodin usai memberikan pengarahan pada para pejabat Polri, di PTIK, Jakarta, Senin (20/4).
Upaya peningkatan soliditas Polri ini sesuai dengan visi misinya sebagai kapolri.
“Masing-masing dari kami harus bersinergi, harus solid, harus bekerja sama secara internal agar bisa melaksanakan tugas dengan baik,” katanya.
Ia pun mengakui bahwa kepercayaan publik terhadap Polri semakin menurun selama beberapa bulan terakhir. Karena itu, pihaknya berupaya memperbaiki imej Polri tersebut.
“Dari hasil survei beberapa bulan terakhir, ada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Polri, karena itu kita harus meningkatkan kinerja lebih baik lagi, memperbaiki komunikasi dengan masyarakat, menurunkan pelanggaran di internal Polri,” katanya.
Dalam acara tersebut, Kapolri menjabarkan 10 program prioritas dan 12 program Quick Win kepada jajarannya.
Dalam acara pengarahan tersebut, hadir para kapolda dan kapolres seluruh Indonesia. Di acara tersebut juga tampak hadir Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan. Padahal sebelumnya Budi Gunawan tidak pernah terlihat muncul dalam acara-acara resmi Polri.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Indonesia Suluh Kebangkitan Asia-Afrika (Bagian 8)

Selama 50 menit seluruh hadirin duduk terpukau mendengarkan oratio-nya Bung Karno dalam bahasa Inggris berlogat Jawa, yang padat, bernas, dan menggugah, dengan intonasi yang bergelombang menuju suatu klimaks, juga dalam gaya teatrikal yang dramatis, dinamis, dan membangkitkan (sugestif). Sampai 10 kali pidato beliau terputus karena tepuk tangan hadirin yang bergemuruh.

Usai Pidato Pembukaan oleh Presiden Soekarno, Sidang Pleno pertama dimulai, hingga diskors pada pukul 13.00 dan dilanjutkan kembali pada pukul 15.00. Selama jeda persidangan ini, terjadi sesuatu yang sangat menegangkan. Hujan besar mengguyur Kota Bandung, dan kala itu Gedung Merdeka ternyata bocor. Air menggenangi ruang konferensi. Meja dan kursinya pun basah. Penjaga gedung segera menghubungi Roeslan Abdulgani, yang saat itu berada di Hotel Trio, sekitar 1 km dari Gedung Merdeka. Penjaga gedung melaporkan bocornya Gedung Merdeka. “Payah Pak! Basah di mana-mana. Air menggenang di lantai,” jelas penjaga gedung kepada Pak Roeslan.

Tanpa menyelesaikan makan siang, Roeslan dan stafnya langsung menuju Gedung Merdeka. Setiba di tempat, ia dan staf segera menanggalkan bajunya, sehingga hanya bercelana dan berkaos dalam saja mengepel lantai, mengeringkan meja dan kursi. Berbekal karung goni dan lap sederhana mereka gunakan untuk mengeringkan ruangan. Untuk sekali, setelah peristiwa itu hingga Konferensi berakhir pada 24 April 1955, Bandung tidak “terserang” hujan lagi. Mungkin curah hujan sudah terkuras di hari pertama Konferensi. Namun ada penjelasan lain yang jenaka. Konon kabarnya, panitia lokal telah mengerahkan segala macam kekuatan “gaib” untuk menolak hujan, dengan keris, sapulidi, lombok merah, dan pakaian dalam lusuh yang dilemparkan ke atas genteng Gedung Merdeka.

Selama Konferensi berlangsung, Roeslan tidak pernah membocorkan peristiwa ini kepada publik, bahkan tidak melaporkannya kepada PM Ali. “Coba pikirkan, bagaimana malu kita andai kata sampai ada delegasi yang mengetahui apalagi para wartawan luar negeri. Lebih-lebih lagi yang tidak simpatik terhadap kita. Dapat diejek dan dihina lagi seperti di Bogor tempo hari sebagai ‘beggars who never will learn’, sebagai pengemis-pengemis dungu yang tak pernah maju-maju,” ujar Roeslan. Baru setelah Konferensi selesai dengan sukses, Roeslan pun melapor pada PM Ali. “Semula beliau ‘merengut’ tetapi kemudian tertawa tentang laporan ‘mobilisasi ngligo’ kita dengan celana dan kaos dalam saja.” (Abdulgani, 2013: 88-89).

Konferensi Asia-Afrika itu sendiri berhasil menyepakati sepuluh prinsip dasar yang dikenal sebagai Dasasila Bandung. Kesepuluh prinsip dasar itu adalah:
1.    Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta azas-azas yang termuat dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2.    Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa-bangsa.
3.    Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan semua bangsa-bangsa besar maupun kecil.
4.    Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri negara lain.
5.    Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6.    a). Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-negara besar. b).Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7.    Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik sesuatu negara.
8.    Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim atau pun lain-lain cara damai lagi menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9.    Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10.    Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Bersambung

Oleh: Yudi Latif, Chairman Aktual

Artikel ini ditulis oleh:

Panen Perdana 2015, Petani Sulsel Gelar Upacara Adat

Jakarta, Aktual.co — Petani di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan panen raya pada tahap pertama panen 2015.

“Alhamdulillah panen kali ini sangat baik dibanding musim panen akhir 2014,” kata salah seorang petani Syamsuddin di Pakalli, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulsel, Senin (20/4).

Menurut dia, kondisi yang menggembirakan ini bagi petani, karena meskipun masih masuk dalam musim hujan pada Januari – Maret, namun pada saat itu hujan tidak terlalu intensif dan tidak menimbulkan banjir, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Akibat kondisi itu, lanjut dia, hasil panen pun juga bagus kualitasnya, karena tidak lembab. Berbeda jika dalam kondisi musim hujan, padi akan menjadi lembab, karena pengeringan dengan matahari terganggu. “Sekarang Alhamdulillah untuk mengeringkan padi juga sangat baik, karena sepanjang hari matahari bersinar, kalaupun mendung itu hanya sebentar,” katanya.

Pada masa musim panen kali ini, dia mengatakan, sebagai wujud kesyukuran para petani, maka digelar acara pesta panen dengan melakukan upacara adat dan doa bersama. “Ini sudah dilakukan turun-temurun oleh nenek kami, sehingga pada saat panen sebagai wujud kesyukuran kita maka digelar doa bersama dan makan bersama,” katanya.

Kondisi serupa juga digelar para petani di Minasa Te’ne, Kecamatan Minasa Te’ne, Kabupaten Pangkep, Sulsel. Menurut salah seorang petani di Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep, Djafar, panen yang dihasilkan pada saat ini hasilnya lebih baik. Karena itu, patut disyukuri.

Artikel ini ditulis oleh:

Muslim Hidup Nyaman di Argentina, Makanan ‘Halal’ Tersebar di Buenos Aires

Jakarta, Aktual.co — Sebagai kota dengan jumlah Muslim terbesar di Amerika Selatan. Kota Buenos Aires, Argentina yang juga merupakan ibukota Argentina ini memang berbeda dari kota yang lain.

“Sebuah proporsi besar penduduk Muslim di negara itu terkonsentrasi di ibu kota Buenos Aires,”  lapor laman media Argentina, The Argentina Independent.

Jadi bagi Anda yang ingin menyambangi Buenos Aires sebagai salah satu kota terpadat di Amerika Selatan tersebut, Anda juga bisa sekaligus melihat penduduk Muslim yang menetap di kota itu yang terlihat hidup nyaman, tanpa diskriminasi sosial.

Begitu juga dengan kaum Muslimah pun bebas berjalan-jalan dengan mengenakan jilbab. Pasca pemerintah Argentina mengeluarkan Undang-Undang untuk kebebasan berjilbab. Bahkan mereka pun diizinkan memakai jilbab di foto-foto KTP atau pun paspor-nya.

Tak hanya itu, dalam memenuhi kebutuhan pangan ‘halal’ kesehariannya, turis Muslim bisa menyambangi restoran hingga supermaket ‘halal’ serta tempat  pemotongan hewan ‘halal’ yang tersedia di penjuru kota Buenos Aires. Lokasinya pun berada di pinggiran kota Buenos Aires dengan penyediaan dan izin penuh dari pihak pemerintah setempat.

Artikel ini ditulis oleh:

Dishub dan TransJakarta Kaji Bus Wisata Masuk Jalur Busway

Jakarta, Aktual.co —Demi alasan agar wisatawan lebih cepat sampai tujuan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin bus pariwisata diperbolehkan lewat jalur busway. 
Menyambut keinginan Ahok, pengkajian untuk memuluskan rencana tersebut akan segera dilakukan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishub) DKI Jakarta.
Kepala Dishub DKI, Benjamin Bukit mengatakan pihaknya akan segera membicarakan rencana itu ke Direktur Utama PT TransJakarta, Antonius Kosasih. “Nanti dibicarakan ke Pak Kosasih. Akan dikaji,” kata Benjamin, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (20/4).
Diakui dia, sebelum menggulirkan rencana itu, pihaknya harus pertimbangkan regulasi yang sudah ada terkait jalur TransJakarta. 
Sebab di aturan yang berlaku saat ini, hanya bus TransJakarta dan beberapa kendaraan operasional seperti mobil pemadam kebakaran dan ambulan saja yang boleh lintasi jalur khusus tersebut. “Otoritas jalan kan ada di Transjakarta. Ya nanti kita lihat regulasinya dulu. Setelah ada regulasinya baru kita jalankan,” ujar dia.
Dirut TransJakarta, Antonius Kosasih sendiri juga mengaku sudah dengar rencana itu. Bahkan dia begitu yakin masuknya bus pariwisata ke jalur busway tak akan mengganggu.
“Kan jumlahnya juga terbatas. Jadi nanti kedepannya semua bus wisata yang digunakan oleh wisatawan mancanegara bisa masuk,” kata dia.
Dari informasi yang dihimpun, jumlah bus pariwisata DKI hanya lima buah, berupa bus tingkat. Namun, pekan lalu Ahok mengaku terima informasi kalau hanya dua bus tersebut yang bisa beroperasi. Tiga lainnya bermasalah. 
Padahal bus asal China merek Weichai yang per unitnya seharga Rp 3,3 miliar yang dibeli lewat tender itu baru beroperasi sejak 24 Februari 2014 lalu, alias baru setahun lewat. 
Yang bikin Ahok kesal, harga bus itu hanya lebih murah Rp 200 juta saja dengan merek asal Eropa, Mercedez-Benz. Seperti yang pernah dihibahkan Tahir Foundation namun masih tertahan oleh Kementerian Perhubungan. 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain