27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36589

Pengusaha Minimarket di Kupang Minta Pemerintah Revisi Pelarangan Penjualan Bir

Jakarta, Aktual.co — Sejumlah pengusaha minimarket di Kupang Nusa Tenggara Timur, meminta pemerintah untuk merivisi kembali peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang larangan penjualan minuman dengan kadar alkohol di bawah lima persen salah satunya bir di minimarket.

Lili pemilik Fresh Mart di Kupang menilai selama ini dirinya telah meminta izin penjualan kepada Disperindag kabupaten kota agar bisa menjual di tokonya. Namun dengan adanya peraturan Menteri tersebut, semua pengusaha akan rugi.

“Kami sudah membayar untuk meminta izin penjualan bir di toko kami, jika sekarang dilarang izin penjualan tersebut akan hangus, dan kami telah membayar mahal untuk bisa dapatkan izin menjual,” katanya di Kupang, Senin (20/4).

Hal ini menurutnya membuatnya rugi karena sudah terlanjut membayar izin penjualan. Jika memang mulai Kamis (16/4) pekan lalu di larang, maka ia sendiri meminta agar uang pembayaran izin tersebut dikembalikan.

Menurutnya Peraturan Menteri yang baru tersebut dapat merugikan pengusaha-pengusaha minimarket yang selama ini sudah menjual bir. Dan sejauh ini pemasukan terbanyak ia peroleh dari penjualan bir itu. Dari pantauan di minimarket tersebut, masih terlihat beberapa botol bir berukuran 330 mili liter dan botol kecil tersusun rapi di toko tersebut.

Sebelumnya pada Kamis (16/4) pekan lalu Kementerian Perdagangan melarang minimarket menjual minuman beralkohol golongan A yang berkadar di bawah lima persen. Hal ini dengan sendirinya semua minimarket di Indonesia secara otomatis harus dilarang penjualannya.

Sementara itu, dari pantauan di Co-op Mart salah satu minimarket di Kupang, masih terlihat bir dengan botol berukuran kecil masih juga tersusun rapi. Romanus Ketua Koperasi modern co-op mart di Kota Kupang mengatakan, pihaknya telah lama menjual bir di minimarketnya tersebut.Dan sama halnya dengan Lili, pemasukan terbesar adalah dari penjualan bir itu.

Ia sendiri mengusulkan agar penjualan bir di minimarket tetap diadakan, dan yang harus ditindak itu adalah mereka yang meminum miras tidak pada tempatnya. Misalnya di jalan-jalan umum yang sering terjadi di Kupang. “Hal inilah yang sering menimbulkan kekerasan. Sehingga ada baiknya pemerintah perlu melihat kembali peraturan Menteri tersebut, agar tidak ada pihak yang dirugikan, khususnya bagi para pengusaha minimarket,” tuturnya.

Ia juga meminta agar pengawasan bagi anak-anak dibawah umur juga bisa lebih dilakukan saat membeli minuman keras, seperti yang sering terjadi di negara-negara lain. “Sudah ada UUnya jika ingin membeli minuman keras. Anak-anak yang di bawah umurpun dilarang untuk membeli minuman keras apalagi meminumnya,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Kutuk Pengeboman KBRI, KAA Diharap Jadi Momen Gencatan Senjata

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais mendukung langkah Menteri Luar Negeri RI, Retno L Marsudi yang mengutuk keras tindakan pengeboman terhadap kantor Kedutaan Besar RI di Yaman.
Dirinya berharap dalam perhelatan konferensi Asia-Afrika (KAA) dapat menjadi momen agar semua negara yang menjadi peserta untuk menyerukan gencatan senjata, kepada pihak Arab Saudi dan koalisinya, apapun alasannya.
“Perang itu harus dihentikan dan mulai mengedepankan upaya diplomasi dan negoisasi dibandingkan perang,” kata Hanafi, saat dihubungi, Senin (20/4).
“Saya kira kejadian itu sangat disesalkan dan saya mendukung apa yang menjadi pernyataan sikap Menlu pada hari ini bahwa pemerintah Indonesia layak untuk mengutuk keras tindakan Arab Saudi dan koalisinya yang sudah menghancurkan KBRI di Yaman,” tambahnya.
Menurut politisi PAN itu, peristiwa itu sudah banyak memakan korban baik dari warga negara Indonesia maupun warga negara setempat.
“Aksi itu memunculkan korban masyarakat sipil tidak hanya WNI tetapi juga negara lain termasuk warga negara setempat.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Indonesia Suluh Kebangkitan Asia-Afrika (Bagian 5)

Segera setelah itu, Panita memperbaiki gedung-gedung untuk persidangan, yaitu Gedung Merdeka, bekas tempat sosialiteit Belanda yang dulu namanya “Concordia”, yang pernah tebakar kalau tidak salah waktu peristiwa “Bandung Lautan Api”.

Tempat penginapan untuk sekitar 1.500 tamu peserta dan 500 wartawan juga dipersiapkan secara saksama. Gedung Dana Pensiun dirapikan dan diberi nama baru: Gedung Dwiwarna. Demikian juga halnya terhadap Hotel Homann, Preanger, Astoria, Orient, dan lain-lain; dan juga bungalow-bungalow di sepanjang Jalan Lembang dan Ciumbuleuit untuk para ketua Delegasi. Juga Masjid Agung Bandung, lapangan terbang, stasiun kereta api, jalan besar dari Jakarta ke Bandung dan jalan-jalan tertentu di Kota Bandung sendiri.

Jaringan hubungan telegram dan telepon ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan tuntutan konferensi internasional. Tak ketinggalan keseriusan mempersiapkan para penerjemah untuk berbagai bahasa yang sebagian didatangkan dari luar negeri. Dalam perhelatan akbar seperti ini, perlu semangat gotong-royong dan tanggung jawab semua pihak.

Hal ini diingatkan oleh Bung Karno pada 1.700 barisan keamanan yang terdiri dari CPM dan para prajurit lainnya: “Tidak ada tugas yang tidak penting. Baik saudara-saudara karena yang berdiri di bawah panas yang terik, atau basah kuyup, maupun orang-orang yang duduk ber-Konferensi dalam kamar-kamar, mempunyai tugas yang sama pentingnya, yang minta tanggung jawab.”

Semangat penyelenggara mendapat suntikan motivasi baru. Di tengah-tengah kesibukan mempersiapkan konferensi, 14 sarjana humanis kenamaan dari berbagai aliran dan kepercayaan di Amerika Serikat mengirimkan surat kepada PM Ali. Di antara mereka terdapat nama-nama: Miss Emily G. Back, seorang ekonom dan sosiolog, pemenang Hadiah Nobel untuk Perdamaian; penulis wanita Pearl Buck, pemenang Hadiah Nobel, dan juga pemenang Hadiah Pulitzer; S.R. Marlow, mahaguru agama; Lewis Munford, ahli filsafat dan sejarah, dan lain-lain. Surat itu, selain mengharapkan suksesnya Konferensi A-A, juga berisi kalimat-kalimat sebagai berikut:

Banyak penduduk dunia hidup dalam kemelaratan, banyak yang hidup dirundung ketakutan, banyak lagi yang asyik membentuk blok-blok. Di tengah-tengah tekanan dan kekacauan situasi demikian, kami membuat surat ini untuk menganjurkan kepada Tuan: bukanlah keragu-raguan tetapi keberanian, bukannya perhitungan-perhitungan tetapi kebijaksanaan, bukannya tindakan-tindakan sesuka sendiri, tetapi disiplin, bukannya rencana untuk sesuatu blok tetapi kemajuan cita-cita universal.

Bersambung

Oleh: Yudi Latif, Chairman Aktual

Artikel ini ditulis oleh:

Menlu: Kerangka Komprehensif NAASP Bab Baru Kerjasama Asia-Afrika

Jakarta, Aktual.co — Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menilai bahwa kerangka Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika (NAASP) yang lebih komprehensif akan membuat kerja sama diantara negara-negara Asia dan Afrika menjadi lebih terstruktur, sistematis, dan intensif.
“Saya yakin kerangka komprehensif NAASP ini akan membawa bab baru dalam kerja sama Asia-Afrika. Kerangka ini akan memungkinkan negara-negara Asia Afrika untuk melakukan kerja sama yang terstruktur, sitematis dan intensif,” kata Menlu Retno, dalam pidato pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri KAA 2015 di Jakarta, Senin (20/4).
Menurut dia, kerangka komprehensif NAASP itu dapat membuka jendela baru bagi berbagai kesempatan kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika, serta membangun jembatan bagi kedua benua.
“Kerangka NAASP ini berisi mekanisme operasional, yang menjelaskan kerja sama penuh negara Asia Afrika untuk memastikan implementasi yang efektif,’ ungkap dia.
Selain itu, kata Menlu, kerangka komprehensif NAASP memberikan pendekatan praktis yang tidak hanya bergantung dalam area kerja sama, tetapi melibihi prioritasnya.
Terkait upaya untuk menjembatani kerja sama antar dua benua (Asia dan Afrika), Retno mengatakan, Indonesia sebagai Ketua “Indian Ocean Regional Association” (IORA) periode 2015-2017 akan mempromosikan kerja sama konektivitas maritim.
“Laut yang luas memisahkan benua kita. Sebagai Ketua IORA 2015-2017, Indonesia akan mempromosikan kerja sama konektivitas maritim. Hal ini akan memperpendek jarak antara Asia dan Afrika.”

Artikel ini ditulis oleh:

Subhanallah, Ayat Suci Al Quran Terpampang di Dinding Universitas Harvard

Jakarta, Aktual.co —  Mungkin tidak ada di benak Anda, ada kutipan ayat Al Quran dipajang di dinding Fakultas Hukum, Universitas Harvard, Amerika Serikat. Ayat itu dipajang karena mencerminkan prinsip keadilan.

Sontak, foto di dinding tersebut membuat para pengguna media sosial, Facebook dan Twitter ramai memperbincangkannya. Selain ayat Al Quran dalam bahasa Inggris, dinding Fakultas Hukum Harvard juga menghadirkan, piagam perdamaian Magna Carta serta teori sejumlah filosof populer.

Padahal, Negeri Paman Sam dikenal sebagai negara yang Liberal. Islam sendiri masih sebagai agama minoritas di sana. Namun di Universitas Harvard, tepatnya di Fakultas Hukum yang terletak di Massachusetts, Amerika Serikat, terpajang potongan ayat dari surat An-Nisa.

”Fakultas Hukum Harvard menyebut ayat suci sebagai salah satu ekspresi terhebat tentang keadilan sepanjang sejarah,” tulis surat kabar Arab Saudi, Ajel, dikutip Huffington Post, beberapa waktu yang lalu.

Ayat Al Quran itu diukir di tembok yang menghadap pintu masuk utama Fakultas Hukum Harvard. Harvard mengabadikan ayat itu sebagai kata-kata terbaik tentang keadilan.

Mahasiswa Arab Saudi yang sedang menimba ilmu di Universitas Harvard, Abdullah Jumma yang pertama kali melihat, bahwa tulisan yang terpampang di gerbang masuk Fakultas Hukum itu merupakan petikan ayat suci Al Quran.

Lantaran takjub, Jumma langsung memfoto dan menyebarkan foto tulisan ayat Al Quran tersebut lewat jejaring sosial Twitter.

‘Saya yakin ayat Al Quran telah ditulis oleh Fakultas Hukum yang menampilkan ekspresi terhebat tentang keadilan dalam sejarah dunia,” kata Jumma,

Potongan ayat itu ditulis dengan kalimat berbahasa Inggris. Dinding yang diberi nama Words of Justice itu juga mencantumkan frasa dari piagam perdamaian Magna Carta serta sejumlah filsuf-filsuf terkenal. Berikut arti petikannya tersebut dalam bahasa Indonesia.  
 
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi, karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan(kebaikannya).

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.”
Selain itu, di sana juga ada petikan ayat Al Quran, Surat An Nisa 4:135.

“O ye whi believe!  Stand out firmly for justice, as witnesses To Allah, even as against Yourselves, or your parents, Or your kin, and whether It be (against) rich or poor: For Allah can best protect both.”

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. “

Di bawah tulisan terjemahan ayat Al Quran tersebut, ada kutipan Magna Carta of King John yang isinya juga bertutur tentang keadilan. ‘Tidak seorang pun menghendaki kita mengingkari atau menunda tegaknya hak atau keadilan’.

Di dinding sisi sebelahnya, ada kutipan pemikiran filusuf Marian Wright Edelman dan Thomas Aquinas.

Sekedar informasi Harvard merupakan Perguruan Tinggi Hukum tertua di Amerika Serikat. Universitas ini pun memiliki perpustakaan hukum terbesar di dunia. Banyak tokoh-tokoh penting dunia yang lahir dari kampus ini, di antaranya, Presiden AS Barrack Obama, Mark Zuckerberg, Steve Ballmer dan para jurnalis serta penulis berpengaruh di dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Bappenas: Investasi WEF untuk Sektor Prioritas

Jakarta, Aktual.co — Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago mengatakan pemerintah akan mengarahkan investasi yang diperoleh dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2015, agar mengalir ke sektor-sektor yang sesuai dengan prioritas pembangunan nasional.

“Pemerintah, dari WEF mengincar derasnya aliran investasi untuk sektor pangan, energi, maritim dan infrastruktur, di tengah upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 5,7 persen,” ujar Andrinof di Tangerang, Senin (20/4).

Dirinya akan dorong ke sektor Infrastruktur dan sektor-sektor prioritas. Peran investor akan sangat penting dalam percepatan pembangunan nasional. Pemerintah, juga mencoba mengarahkan investor agar tertarik dalam berinvestasi di program-program infrastruktur dasar.

“Jika swasta melihatnya tidak layak secara ekonomi, infrastruktur dasar itu tetap akan dibangun oleh pemerintah. Atau pemerintah mengandalkan BUMN, atau lewat penyertaan modal negara (PMN) BUMN,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain