29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36595

Subhanallah, Ayat Suci Al Quran Terpampang di Dinding Universitas Harvard

Jakarta, Aktual.co —  Mungkin tidak ada di benak Anda, ada kutipan ayat Al Quran dipajang di dinding Fakultas Hukum, Universitas Harvard, Amerika Serikat. Ayat itu dipajang karena mencerminkan prinsip keadilan.

Sontak, foto di dinding tersebut membuat para pengguna media sosial, Facebook dan Twitter ramai memperbincangkannya. Selain ayat Al Quran dalam bahasa Inggris, dinding Fakultas Hukum Harvard juga menghadirkan, piagam perdamaian Magna Carta serta teori sejumlah filosof populer.

Padahal, Negeri Paman Sam dikenal sebagai negara yang Liberal. Islam sendiri masih sebagai agama minoritas di sana. Namun di Universitas Harvard, tepatnya di Fakultas Hukum yang terletak di Massachusetts, Amerika Serikat, terpajang potongan ayat dari surat An-Nisa.

”Fakultas Hukum Harvard menyebut ayat suci sebagai salah satu ekspresi terhebat tentang keadilan sepanjang sejarah,” tulis surat kabar Arab Saudi, Ajel, dikutip Huffington Post, beberapa waktu yang lalu.

Ayat Al Quran itu diukir di tembok yang menghadap pintu masuk utama Fakultas Hukum Harvard. Harvard mengabadikan ayat itu sebagai kata-kata terbaik tentang keadilan.

Mahasiswa Arab Saudi yang sedang menimba ilmu di Universitas Harvard, Abdullah Jumma yang pertama kali melihat, bahwa tulisan yang terpampang di gerbang masuk Fakultas Hukum itu merupakan petikan ayat suci Al Quran.

Lantaran takjub, Jumma langsung memfoto dan menyebarkan foto tulisan ayat Al Quran tersebut lewat jejaring sosial Twitter.

‘Saya yakin ayat Al Quran telah ditulis oleh Fakultas Hukum yang menampilkan ekspresi terhebat tentang keadilan dalam sejarah dunia,” kata Jumma,

Potongan ayat itu ditulis dengan kalimat berbahasa Inggris. Dinding yang diberi nama Words of Justice itu juga mencantumkan frasa dari piagam perdamaian Magna Carta serta sejumlah filsuf-filsuf terkenal. Berikut arti petikannya tersebut dalam bahasa Indonesia.  
 
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi, karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan(kebaikannya).

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.”
Selain itu, di sana juga ada petikan ayat Al Quran, Surat An Nisa 4:135.

“O ye whi believe!  Stand out firmly for justice, as witnesses To Allah, even as against Yourselves, or your parents, Or your kin, and whether It be (against) rich or poor: For Allah can best protect both.”

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. “

Di bawah tulisan terjemahan ayat Al Quran tersebut, ada kutipan Magna Carta of King John yang isinya juga bertutur tentang keadilan. ‘Tidak seorang pun menghendaki kita mengingkari atau menunda tegaknya hak atau keadilan’.

Di dinding sisi sebelahnya, ada kutipan pemikiran filusuf Marian Wright Edelman dan Thomas Aquinas.

Sekedar informasi Harvard merupakan Perguruan Tinggi Hukum tertua di Amerika Serikat. Universitas ini pun memiliki perpustakaan hukum terbesar di dunia. Banyak tokoh-tokoh penting dunia yang lahir dari kampus ini, di antaranya, Presiden AS Barrack Obama, Mark Zuckerberg, Steve Ballmer dan para jurnalis serta penulis berpengaruh di dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Bappenas: Investasi WEF untuk Sektor Prioritas

Jakarta, Aktual.co — Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago mengatakan pemerintah akan mengarahkan investasi yang diperoleh dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2015, agar mengalir ke sektor-sektor yang sesuai dengan prioritas pembangunan nasional.

“Pemerintah, dari WEF mengincar derasnya aliran investasi untuk sektor pangan, energi, maritim dan infrastruktur, di tengah upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 5,7 persen,” ujar Andrinof di Tangerang, Senin (20/4).

Dirinya akan dorong ke sektor Infrastruktur dan sektor-sektor prioritas. Peran investor akan sangat penting dalam percepatan pembangunan nasional. Pemerintah, juga mencoba mengarahkan investor agar tertarik dalam berinvestasi di program-program infrastruktur dasar.

“Jika swasta melihatnya tidak layak secara ekonomi, infrastruktur dasar itu tetap akan dibangun oleh pemerintah. Atau pemerintah mengandalkan BUMN, atau lewat penyertaan modal negara (PMN) BUMN,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

BPKAD Bantah Pernyataan Ahok Terkait Pencairan APBD

Jakarta, Aktual.co —Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa APBD 2015 bisa cair hari ini, dibantah bawahannya sendiri, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono.
Kata Heru, butuh waktu sampai APBD 2015 sebesar Rp 69,28 triliun bisa digunakan.
“Kita teken sama-sama dengan paraf DDN (Kementerian Dalam Negeri). Sore diajukan kepada Pak Gubernur,” ujar Heru di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (20/4). 
Bersama Kemendagri, ujar Heru, Pemprov DKI lewat Biro Hukum akan membahas satu persatu pasal dan melakukan koreksi. 
“Jadi pasal bunyinya begini, koreksinya begini. Biro Hukum paraf, kemudian masuk ke Gubernur, saya yang bawa verbalnya. Untuk angka sendiri Gubernur sudah oke,” ujar mantan Wali Kota Jakarta Utara itu.
Setelah itu, untuk pencairannya masih diperlukan lagi namanya Surat Pencairan Dana (SPD).  Itu diperkirakan butuh waktu kurang lebih satu minggu. “Jadi SPD dahulu baru cair dan bisa digunakan oleh SKPD yang mengajukan,” kata Heru.

Artikel ini ditulis oleh:

DPRD Tangerang Bantah Kucurkan Dana Minim Untuk Disporabudpar

Jakarta, Aktual.co — Legislator Kabupaten Tangerang, Banten, membantah telah mengucurkan dana APBD 2015 minim kepada aparat Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) untuk kesenian daerah sehingga mengganggu kegiatan.

“Itu tidak benar, maka sesungguhnya adalah aparat yang menanggani tidak mampu meyakinkan dalam membuat program yang diusung,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Nazil Fikri di Tangerang, Senin (20/4).

Nazil mengatakan aparat Disporabudpar Pemkab Tangerang tidak sanggup meyakinkan Tim Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD) menyangkut aneka kagiatan yang akan dilaksanakan.

Pernyataan tersebut terkait Kepala Disporabudpar Pemkab Tangerang Syaifulloh menyatakan pihaknya tidak dapat mengelar kesenian dalam skala besar karena anggaran tersedia terbatas.

Bahkan untuk tahun 2015, pihaknya hanya menerima kucuran APBD sebesar Rp180 juta sedangkan biaya kesenian daerah memerlukan sekitar Rp650 juta.

Hal tersebut belum termasuk untuk honorpara juri dan ongkos transportasi bila mengelar acara kesenian di luar daerah.

Sebagai contoh, ketika mengelar kesenian di Ancol, Jakarta Utara beberapa waktu lalu, hanya dilaksanakan dalam skala kecil karena keterbatasan anggaran.

Demikian pula ada agenda nasional yang rencananya dilaksanakan di TMII, Jakarta Timur terpaksa dibatalkan karena tidak ada dana.

Meski begitu, pihaknya hanya mengelar kesenian daerah dengan skala kecil dan disesuaikan keuangan yang tersedia.

Nazil menambahkan aparat Disporabudpar harus dapat memberikan gambaran yang jelas soal kegiatan yang direncanakan agar ketika pra APBD maka dana tersebut dapat ditambah.

APBD Kabupaten Tangerang 2015 sebesar Rp4,4 triliun dan pengunaan terbesar diantaranya pada sektor pembangunan insfrastruktur jalan, jembatan dan bangunan publik, pendidikan dan kesehatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Di Hari Kartini, Penyanyi Raisa Ajak Perempuan Tak Putus Asa Capai Impian

Jakarta, Aktual.co — Menyambut hari Kartini, yang jatuh besok Selasa (21/4), penyanyi Raisa mengajak remaja perempuan seusianya agar tak patah semangat dalam mewujudkan impiannya.

“Karena kesuksesan tidak datang begitu saja. Dibutuhkan usaha dan doa dalam menjalani liku-liku menuju impian kita, ” kata Raisa, ditemui usai premire film pendek ‘Cahaya Cantik Raisa’ di XXI Plasa Senayan, Jakarta Senin (20/4).

“Jadi jangan pernah putus asa, atau tergoda mengambil jalan pintas. Karena saya yakin kalau kita semua bisa mencapai apapun yang kita inginkan. Inget sama pesan ibu Kartini,” sambungnya.

Meski sekarang kesuksesan sudah diraihnya, Raisa mengaku pernah gagal dalam menjalani kariernya. Namun dalam menghadapi kegagalan tersebut, di selalu menanamkan pola pikir positif dan terus berusaha. Dua hal itu, dijadikannya modal utamadalam meraih kesuksesan.

“Karena penolakan kecil ataupun besar memang menyakitkan. Tapi penolakan-penolakan yang dulu pernah ada, ternyata bermanfaat dengan kehidupan aku sekarang. Karena aku tahu perjalanan tidaklah mudah. Cuman kalau diambil sisi posotifnya ada hal yang harus diperbaiki sama karier aku waktu itu, ” ujarnya menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh:

Indonesia Suluh Kebangkitan Asia-Afrika (Bagian 4)

Setelah mendengar laporan PM Ali, semua Perdana Menteri setuju tentang pentingnya Konferensi A-A untuk perdamaian di Asia-Afrika dan seluruh dunia pada umumnya, dan menekankan pentingnya Konferensi Bogor untuk mempersiapkan perhelatan yang sangat bersejarah itu. Pada kesempatan ini kemudian keluarlah rumusan konkret tentang maksud Konferensi A-A, yang bunyinya sebagai berikut:
1.    Untuk memajukan goodwill dan kerjasama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memajukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih-ganti maupun yang bersama, serta untuk menetapkan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga yang baik;
2.    Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi dan kebudayaan daripada negara-negara yang diwakili;
3.    Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus daripada bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme;
4.    Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerjasama di dunia (Abdulgani, 2013: 26-33).

Pada akhir Pertemuan Bogor, tanggal 29 Desember, kelima Perdana Menteri menyepakati penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Indonesia dan kelima negara itu akan menjadi pengundang peserta konferensi. Lokasi konferensi yang disepakati dalam pertemuan 5 pemimpin pemerintahan itu adalah Bandung. Sedangkan waktunya disepakti pada akhir April. Bandung dipilih karena kota ini dipandang memiliki fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan konferensi internasional.

Ada gedung yang bisa dipergunakan sebagai tempat konferensi. Tersedia fasilitas hotel yang baik yang dekat dengan gedung tempat konferensi berlangsung. Gedung Merdeka yang dijadikan lokasi konferensi memang berdekatan jaraknya dari beberapa hotel terpandang, sehingga peserta konferensi cukup berjalan kaki menuju lokasi konferensi.

Dalam mempersiapkan momen bersejarah, panitia Konferensi bekerja lebih giat dan sungguh-sungguh agar tidak mempermalukan bangsa sendiri. Dorongan kesungguhan ini lebih terpacu setelah membaca laporan sebuah majalah terbitan Amerika Serikat  mengenai Konferensi Bogor.

Di situ antara lain dikatakan bahwa selama Konferensi Bogor “akomodasi untuk para delegasi begitu buruk, air tak mengalir, gantungan pakaian di kamar-kamar tidak ada, listrik kedap-kedip dan sebagainya, sampai-sampai (menurut laporan majalah itu) seorang anggota delegasi dari India mengeluh dan menyangsikan—apakah Indonesia dapat mengorganisir Konperensi A-A dengan baik!” Diberitakan bahwa delegasi dari India itu mengejek Indonesia dengan kata-kata: “These beggars will never learn it!”; Pengemis-pengemis ini tak akan dapat belajar.

Entah maksudnya hendak mengadu domba antara Indonesia dan India, atau ejekan itu memang sungguh-sungguh benar adanya; yang pasti pemberitaan itu menusuk tuan rumah Konferensi. “Kurang ajar!”, kata Pak Ali. Semua merasa terhina, dan semua bertekad untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bukan bangsa pengemis. Dihina dan dilukai memang pedih; namun menjawabnya lebih baik dengan pembuktian, bahwa Indonesia bisa menyelenggarakan Konferensi A-A di Bandung secara terhormat.

Bersambung

Oleh: Yudi Latif, Chairman Aktual

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain