29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36597

Indonesia Suluh Kebangkitan Asia-Afrika (Bagian 4)

Setelah mendengar laporan PM Ali, semua Perdana Menteri setuju tentang pentingnya Konferensi A-A untuk perdamaian di Asia-Afrika dan seluruh dunia pada umumnya, dan menekankan pentingnya Konferensi Bogor untuk mempersiapkan perhelatan yang sangat bersejarah itu. Pada kesempatan ini kemudian keluarlah rumusan konkret tentang maksud Konferensi A-A, yang bunyinya sebagai berikut:
1.    Untuk memajukan goodwill dan kerjasama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memajukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih-ganti maupun yang bersama, serta untuk menetapkan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga yang baik;
2.    Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi dan kebudayaan daripada negara-negara yang diwakili;
3.    Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus daripada bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme;
4.    Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerjasama di dunia (Abdulgani, 2013: 26-33).

Pada akhir Pertemuan Bogor, tanggal 29 Desember, kelima Perdana Menteri menyepakati penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Indonesia dan kelima negara itu akan menjadi pengundang peserta konferensi. Lokasi konferensi yang disepakati dalam pertemuan 5 pemimpin pemerintahan itu adalah Bandung. Sedangkan waktunya disepakti pada akhir April. Bandung dipilih karena kota ini dipandang memiliki fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan konferensi internasional.

Ada gedung yang bisa dipergunakan sebagai tempat konferensi. Tersedia fasilitas hotel yang baik yang dekat dengan gedung tempat konferensi berlangsung. Gedung Merdeka yang dijadikan lokasi konferensi memang berdekatan jaraknya dari beberapa hotel terpandang, sehingga peserta konferensi cukup berjalan kaki menuju lokasi konferensi.

Dalam mempersiapkan momen bersejarah, panitia Konferensi bekerja lebih giat dan sungguh-sungguh agar tidak mempermalukan bangsa sendiri. Dorongan kesungguhan ini lebih terpacu setelah membaca laporan sebuah majalah terbitan Amerika Serikat  mengenai Konferensi Bogor.

Di situ antara lain dikatakan bahwa selama Konferensi Bogor “akomodasi untuk para delegasi begitu buruk, air tak mengalir, gantungan pakaian di kamar-kamar tidak ada, listrik kedap-kedip dan sebagainya, sampai-sampai (menurut laporan majalah itu) seorang anggota delegasi dari India mengeluh dan menyangsikan—apakah Indonesia dapat mengorganisir Konperensi A-A dengan baik!” Diberitakan bahwa delegasi dari India itu mengejek Indonesia dengan kata-kata: “These beggars will never learn it!”; Pengemis-pengemis ini tak akan dapat belajar.

Entah maksudnya hendak mengadu domba antara Indonesia dan India, atau ejekan itu memang sungguh-sungguh benar adanya; yang pasti pemberitaan itu menusuk tuan rumah Konferensi. “Kurang ajar!”, kata Pak Ali. Semua merasa terhina, dan semua bertekad untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bukan bangsa pengemis. Dihina dan dilukai memang pedih; namun menjawabnya lebih baik dengan pembuktian, bahwa Indonesia bisa menyelenggarakan Konferensi A-A di Bandung secara terhormat.

Bersambung

Oleh: Yudi Latif, Chairman Aktual

Artikel ini ditulis oleh:

Ketemu Akil, Bonaran: Ia Hanya Ucapkan Selamat

Jakarta, Aktual.co — Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) nonaktif, Raja Bonaran Situmeang, mengaku pernah berhubungan dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar melalui ‘handphone’ milik Bakhtiar Ahmad Sibarani. Dia mengatakan, saat itu Akil berbicara mengenai Pilkada Tapteng yang permohonan keberatannya sedang diproses Mahkamah Konstitusi (MK).
Pernyataan itu disampaikan Bonaran saat menjalani sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Selatan, Senin (20/4).
Menurut penuturan Bonaran, pembicaraan singkat dengan Akil itu terjadi di Hotel Frand Menteng. Ketika itu Bonaran memang ingin bertemu anggota DPRD Tapteng di Grand Menteng.
“Selamat ya adinda jadi Bupati, terus bagaimana keadaan disana? Bagaimana Pilkada Tapteng?” kata Bonaran menirukan perkataan Akil Mochtar di Pengadilan Tipikor.
Dalam pertemuan itu, lanjut Bonaran, Bakhtiar memang menyampaikan soal keinginan Akil untuk berbicara dengannya. “Menerima telepon bukan perbuatan melawan hukum, ya saya terima,” kata Bonaran.
Lebih jauh disampaikan Bonaran, usai berbicara dengan Akil, dirinya juga sempat mengingatkan kepada Bakhtiar untuk tidak menanggapi permintaan mantan Ketua MK itu. “Saya bilang sama Bakhtiar, ini penipuan,” tegas Bonaran.
Bukan hanya itu, Bonaran juga mengatakan, jika pasangan calon Wakil Ketua ketika Pilkada Tapteng 2011, Sukran Jamilan Tanjung, juga pernah menghubungi Akil. Menurutnya, pasangannya itu juga membicarakan soal permohonan keberatan atas keputusan KPU ke MK yang diajukan Albiner Sitompul dan Steven Simanungkalit dan Diana Riana Samosir-Hikmal Batubara.
“Sukran pernah melaporkan ke saya dia sudah menelpon Akil karena sama-sama dari Golkar dan Akil mengatakan mohon maaf tidak bisa bantu karena dia bukan panel. Saya bilang hentikan tidak boleh dilakukan, kemenangan di depan mata kalau ketahuan ketemu Akil itu bisa buyar,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Kinerja Medco Tetap Stabil Meski Harga Minyak Dunia Merosot

Jakarta, Aktual.co — PT Medco Energy International Tbk (Medco Energy) berhasil mempertahankan kestabilan kinerja operasional dan keuangannya ditengah menurunnya harga minyak dan produksi minyak.

“Pada tahun lalu, Medco Energi berhasil menahan laju alami produksi minyak dari lapangan minyak tua di Indonesia sekitar 7 persen dibandingkan dengan laju penurunan yang biasa dialami di lapangan-lapangan minyak di dunia sebesar 20-25 persen per tahun,” kata Direktur Utama sekaligus CEO Medco Energi Lukman Mahfoedz di Kantornya, Jakarta, Senin (20/4).

Ia menambahkan, pihaknya juga membukukan jumlah produksi minyak dan gas bumi sebesar 56 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), turun dari 62 ribu BOEPD di 2013. Realisasi harga rata-rata minyak bumi di 2014 sebesar USD97,83 per barel atau lebih rendah dari pencapaian di 2013 yang mencapai USD108,26 per barel 2013.

“Sepanjang 2014, Medco Energi mampu membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar USD750 juta dengan 93 persen atau USD701 juta berasal dari unit bisnis eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Pada usaha penjualan gas, Medco Energi juga mencatat keberhasilan kenaikan harga jual gas dari USD5,13 per juta BTU (MMBTU) di 2013 menjadi USD5,60 per MMBTU di 2014, hasil renegosiasi beberapa kontrak jual gas di Indonesia,” ungkap Lukman.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Alex Nurdin Diperiksa 7 Jam Seputar Wisma Atlet

Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin diserbu wartawan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Senin (20/4/2015). Alex Nurdin diperiksa penyidik KPK sekitar 7 jam sebagai saksi seputar kasus korupsi pembangunan wisma Altet. AKTUAL/MUNZIR

Pemerhati Perempuan: Hari Kartini Bukan Soal Sanggul dan Kebaya

Jakarta, Aktual.co —  Pemerhati perempuan dan anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April bukan hanya soal sanggul dan kebaya.

“Peringatan Hari Kartini jangan hanya mengenai sanggul dan kebaya. Tapi bagaimana meningkatkan peran bersama, agar perempuan Indonesia berkualitas, cerdas, melahirkan anak yang sehat, dan menjadikan keluarga sejahtera,” ujar Linda usai acara peringatan HUT ke-88 Anindyati Sulasikin Murpratomo di Kantor Kowani, Jakarta, Senin (20/4).

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak era Kabinet Indonesia Bersatu II itu, menjelaskan masih banyak pekerjaan rumah masalah perempuan yang harus diselesaikan.

Mulai dari tingginya angka kematian ibu melahirkan, perdagangan manusia, tingkat kesehatan perempuan, hingga pelecehan seksual.

“Pada 2009, jumlah pejabat eselon 1 perempuan hanya sembilan persen, kemudian pada 2014 meningkat menjadi 14 persen. Saya kira ini kemajuan. Ke depan, peran serta perempuan harus semakin ditingkatkan,” jelas dia.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan perempuan harus maju dan bermartabat.

“Semua itu bisa dicapai melalui keluarga,” ujar Giwo.

Giwo menambahkan perlu adanya upaya pemberdayaan perempuan di daerah-daerah tertinggal. Para perempuan di Tanah Air harus diberi kesempatan untuk ikut serta pada semua bidang.

“Sayangnya, banyak perempuan yang masih malu padahal mereka cerdas,” tukas Giwo.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

KPK: Lemahnya Pengawasan Kebijakan Gula Ciptakan ‘Rent Seeking’

Jakarta, Aktual.co —  Gula sebagai salah satu dari lima komoditas pangan strategis yang masuk dalam prioritas ketahanan pangan nasional. Hal ini tercantum dalam Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Dalam hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2014 terhadap tata niaga impor komoditas pangan strategis, KPK menemukan kelemahan pada kebijakan tersebut serta lemahnya pengawasan peredaran gula rafinasi. Hal itu berpotensi menciptakan rent seeking melalui pembocoran gula rafinasi ke pasar tradisional.

“Atau memanfaatkan celah dengan mengajukan permohonan impor gula mentah untuk idle capacity setiap tahunnya. Ini sangat merugikan petani tebu kita,” ujar Wakil Ketua Umum KPK, Zulkarnaen di Menara Kadin Jakarta, Senin (20/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, selama tahun 2004 hingga 2015 KPK telah menerima 185 laporan permasalahan gula di Indonesia. Meliputi penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan aset perkebunan gula dan pabrik gula, penyalahgunaan subsidi tebu, penyalahgunaan subsidi tebu, mark up harga gula, perbuatan curang penentuan rendemen, dan penyalahgunaan prosedur importasi gula.

“Saat ini pengkajiannya sudah kita mulai tahun ini. Ke depannya, supaya kita mencegah adanya hal-hal yang dapat merugikan negara. Kalau selama ini ada yang merasa dirugikan mengenai permasalahan gula bisa melapor ke kami,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain