27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36600

Dinas Pertanian Pemkab Tangerang Bantu Petani

Jakarta, Aktual.co — Aparat Dinas Pertanian, Peternakan dan Tanaman Pangan Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, membantu petani setempat pascapenahanan pompa air oleh aparat PT PLN setempat.

“Soal bantuan tentu perlu koordinasi terlebih dahulu dengan pimpinan,” kata Sekretaris Dinas Pertanian, Peternakan dan Tanaman Pangan Pemkab Tangerang Mawardi Nasution di Tangerang, Senin (20/4).

Mawardi mengatakan pihaknya belum dapat memastikan bantuan yang diberikan kepada petani tadah hujan di Kecamatan Gunung Kaler itu.

Pernyataan tersebut terkait sebanyak 75 pompa milik petani di Desa Kandawati, Kecamatan Gunung Kaler, disita aparat PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang karena mencuri aliran listrik .

Petugas PT PLN juga menyita kabel sepanjang 500 meter milik petani yang berfungsi untuk mengaliri listrik, Kamis (16/4).

Sedangkan para petani itu terpaksa mengunakan pompa dan menyedot air dari sungai terdekat agar sawah dapat diairi ketika musim kemarau.

Dia mengatakan pihaknya tentu melakukan peninjauan ke lokasi dan melakukan klarifikasi kepada petani tentang masalah yang dihadapi mereka.

“Jika memang petani mencuri listrik, itu merupakan tindakan pidana dan adalah urusan petugas berwenang untuk menindak,” katanya.

Dia menambahkan pada tahun lalu pihaknya telah memberikan bantuan sejumlah pompa kepada petani di Gunung Kaler melalui kelompok tani setempat.

Padahal sebelumnya, Wakil Manajer PT PLN Cikupa, Oetoro mengatakan akibat dari pencurian listrik tersebut, PLN mengalami kerugian sebesar Rp225 juta setiap bulan atau kehilangan 260 ribu KWH setiap bulan.

Bahkan untuk menghidupkan pompa jaringan PLN melalui kabel listrik dengan setiap mesinnya mempunyai daya listrik 6.500 VA secara liar. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Sambut Hari Kartini, Polwan di Surabaya Pakai Kebaya Layani Masyarakat

Surabaya, Aktual.co — Belasan Polwan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, melakukan razia kendaraan di sepanjang jalan Perak Barat, Surabaya.

Sasarannya yaitu, merazia (memeriksa) surat-surat kendaraan pengendara serta razia narkoba. Namun, kali ini para Polwan itu tidak mengenakan baju Polwan atau pakaian non dinas (preman), melainkan mengenakan baju kebaya ala Kartini.

Pantauan Aktual.co, dengan memakai pakaian kebaya, nampaknya tidak menggangu aktivitas dalam memeriksa surat-surat pengendara satu per satu.

“Baju ini juga luwes. Jadi juga terasa enak untuk dipakai akitivitas.” terang Kabag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP LiLy Djafar, pada Senin (20/4).

Di samping itu, Polwan yang bertugas melayani pengaduan atau laporan masyarakat juga mengenakan pakaian kebaya di Polsek atau Polres setempat.

AKP Lily Djafar menerangkan, bahwa memeakai pakaian kebaya itu sebagai bentuk memperingati hari Kartini besok Selasa (21/4). Selain itu, sekaligus mengingatkan para Polwan harus kembali kepada kodratnya sebagai seorang perempuan.

“Kan selama ini kita memakai pakaian dinas dengan celana panjang seperti laki-laki. Maka dari itu dengan pakaian seperti ini, mengingatkan para polwan kembali pada kodratnya sebagai seorang wanita.” terang AKP Lily.

Sementara itu, untuk merayakan Hari Kartini, juga digelar lomba bongkar pasang senjata dengan memakai kebaya di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Artikel ini ditulis oleh:

Negara Asia Afrika Hadapi Tantangan Sama di Sektor Perikanan

Jakarta, Aktual.co — Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim menyatakan, tantangan yang sama dalam sektor perikanan dialami oleh beragam negara yang menjadi peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Indonesia.

“Negara-negara Asia Afrika menghadapi tantangan yang sama di bidang pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan,” kata Abdul Halim di Jakarta, Senin (20/4).

Menurut Abdul Halim, tantangan yang sama itu antara lain minimnya konektivias hulu ke hilir sehingga masyarakat pelaku perikanan skala kecil kurang mendapatkan kesejahteraan. Selain itu, ujar dia, masih tingginya angka pencurian ikan khususnya di perairan Indonesia sehingga KAA 2015 ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk menegaskan sikap pemerintah RI dalam memerangi pencurian ikan. Serta, lanjutnya, pemerintah RI dinilai juga bisa menagih komitmen hitam di atas putih dari negara-negara peserta KAA terkait hal tersebut.

Sekjen Kiara juga menyoroti maraknya praktek perampasan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk aktivitas merusak seperti reklamasi dan pertambangan yang kerap terjadi di negara-negara Asia dan Afrika, baik dilakukan oleh perusahaan lokal maupun asing. “Upaya yang bisa dilakukan adalah mencapai kesepahaman bersama terkait penegakan hukum, penghentian perampasan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan mengambil langkah bersama menyuarakan hak-hak konstitusional masyarakat pesisir,” katanya.

Untuk itu, ia juga menegaskan pentingnya kerja sama di bidang pengelolaan dan perdagangan sumber daya kelautan dan perikanan, khususnya memperkuat pelaku perikanan skala kecil.

Sebelumnya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyatakan praktik mafia perikanan sangat kuat yang terindikasi dengan mencuatnya ke permukaan sejumlah kasus hukum terkait sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air. “KNTI yakin bahwa praktik mafia perikanan sangat kuat. Oleh karena itu aparat penegak hukum sebaiknya memprioritaskan pengungkapan pelaku utama mafia perikanan,” kata Ketua Umum KNTI M Riza Damanik di Jakarta, Minggu (5/4).

Menurut dia, pengungkapan pelaku utama mafia perikanan harus dilakukan kepada pihak-pihak baik yang bersembunyi dibalik perusahaan nasional/asing, birokrasi, maupun institusi penegakan hukum.

KNTI menilai dari dua kasus “illegal fishing teranyar” yaitu putusan ringan kapal raksasa (> 4.000 GT/gross tonnage) pengangkut ikan berbendera Panama MV Hai Fa, dan terungkapnya praktik perbudakan di Benjina, menjelaskan proses penegakan hukum di laut Indonesia kurun 5 bulan terakhir hanya sedikit memberikan efek jera.

Bahkan, lanjutnya, hal itu juga dinilai belum berhasil menakut-nakuti dari mereka yang belum tertangkap, seperti terjadi di Benjina. Ia juga mengemukakan bahwa hal itu juga diperparah dengan lemahnya koordinasi dan perbedaan prioritas antar lembaga.

Artikel ini ditulis oleh:

Wapres: Pertalite Untuk Perbaiki Kualitas Bahan Bakar

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang kemudian dialihkan ke pertalite merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas bahan bakar.

“Premium itu masih RON 88 harus ditingkatkan, itu berguna untuk memperbaiki kelancaran kendaraan masing-masing karena premium oktannya tinggi,” kata Wapres di Jakarta, Senin (20/4).

Menurut Wapres, karena kualitasnya lebih baik dari premium maka otomatis harganya juga lebih tinggi. Wapres mengatakan, bahan bakar petralite merupakan produk baru dengan kualitas oktan diatas bahan bakar minyak premium. Menurut dia, petralite tidak akan diberikan subsidi namun harga yang dipatok akan berada di bawah harga BBM Pertamax. Kisaran harga pertalite dengan RON 90 dikisaran Rp8.000-Rp8.300 per liter di bawah Pertamax yang saat ini berkisar Rp8.600 per liter.

Sebelumnyan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan pihaknya telah memberi “lampu hijau” atau izin kepada PT Pertamina (Persero) untuk meluncurkan varian baru BBM pengganti premium bernama pertalite.

Menurut Sudirman, peluncuran pertalite untuk menghapus secara bertahap peredaran premium di masyarakat, produk premium memiliki fitur yang tidak ramah lingkungan dan kerap menimbulkan kecurigaan lantaran spesifikasinya yang sudah tidak ada di pasar internasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Lebih Mengenal Fenomena Alam Menakjubkan ‘Waterspouts’

Jakarta, Aktual.co —Jika di Indonesia terkenal dengan sebutan ‘Puting Beliung’ yang merupakan sebutan lokal untuk tornado berskala kecil.

Sementara itu, fenomena alam lain yang lebih besar sering disebut dengan tornado (atau pusaran air, red) yang membumbung tinggi hingga ke langit dikenal dengan sebutan “Waterspouts” pernah terjadi di beberapa negara Eropa, Selandia Baru, Great Lakes, Florida AS, Antartika bahkan hingga ke Indonesia. “Waterspouts” biasanya berkembang di atas perairan laut tropis yang hangat.

Para ilmuwan berpendapat, bahwa badai ini terbentuk di atas air dan sangat berbahaya karena bisa mencapai kecepatan 305 km/jam. Bahkan, di pusaran air ini dianggap sebagai salah satu penyebab banyaknya kapal atau pesawat tenggelam di Segitiga Bermuda dengan 400-500 pusaran setiap tahunnya.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan yang mempelajari “Waterspouts” menggolongkan badai itu dalam dua kategori diantaranya, ‘Waterspouts’ tentang cuaca tenang dan ‘Watespouts’ tornadik.

Untuk ‘Waterspouts Tornadik’ kebanyakan berawal sebagai tornado di atas tanah atau daratan dan kemudian pindah berjalan ke atas air. Kekhawatiran banyak orang, bila badai ini terjadi setidaknya dapat mendatangkan malapetaka dengan angin kencang, hujan es dan petir yang berbahaya.

Sedangkan, ‘Waterspouts’ cuaca tenang berkembang dalam cuaca yang tenang. Mereka terbentuk hanya di atas air terbuka, berkembang di permukaan air dan benar-benar naik ke langit menuju awan. Sementara itu, untuk ukuran semua ‘Waterspouts’ dapat berkisar dari hanya beberapa kaki, hingga beberapa ratus kaki lebarnya.

Seperti kekuatan di alam lainnya, ‘Waterspouts’ dapat menjadi indah dan berbahaya. Pasalnya fenomena alam ini juga dikenal dapat membalikkan perahu, merusak kapal-kapal besar, dan mengancam kehidupan lainnya.

Menurut NOAA, cara terbaik untuk menghindari ‘Waterspouts’ yakni, bergerak pada sudut 90 derajat terhadap pergerakan ‘Waterspout’. Jangan bergerak mendekatinya, karena beberapa ‘Watespouts’ bisa sama berbahayanya dengan tornado.

Artikel ini ditulis oleh:

KPK Catat 185 Laporan Masalah Gula

Jakarta, Aktual.co – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat dari tahun 2004 hingga 2015 terdapat 185 laporan permasalahan pada industri gula. Menurut Wakil Ketua KPK, Zulkarenaen laporan tersebut menyangkut permasalahan lahan, produksi, dan indikasi lainnya.

“Dengan instansi terkait kita dorong untuk membenahi tata kelola sistem adminsitrasi, masalah yang ada sangat beragam, masih dalam pemetaan kita, dalam tahap pengkajian,” ujar Zulkarnaen di Menara Kadin Jakarta, Senin (20/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, saat ini yang terpenting adalah mengoreksi data-data yang ada pada industri gula. Pasalnya, jika data yang ada diperbaiki dan sama dengan yang lain, masalah selanjutnya akan dapat ditangani.

“Sampai saat ini masih kita kaji apakah ada indikasi kerugian negara atau tidak, kita sifatnya lebih ke pencegahan, agar jangan sampai terjadi kerugian,” kata dia.

Zul juga mengatakan pihaknya saat ini bekerjasama dengan Polri, Kadin, serta beberapa Kementerian lainnya ikut mendukung swasembada gula. “Tahun ini pengkajian sudah kita mulai, kita undang instansi terkait, kajiannya dengan semuanya, dengan ahli yang tidak ada konflik kepentingannya, ” pungkasnya.

Untuk diketahui, gula merupakan salah satu dari lima komoditas strategis pangan Indonesia, yaitu beras, jagung, kedelai, dan daging sapi. Pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019 menargetkan produksi gula mencapai 3,8 juta ton untuk swasembada gula.

Hal tersebut menimbulkan polemik dalam industri gula di dalam negeri yang terbagi dalam dua kelompok, yakni gula kristal putih (GKP) untuk kebutuhan langsung dan gula kristal rafinasi (GKR) untuk kebutuhan industri makanan/minuman.Beberapa pihak menilai terdapat rembesan GKR ke pasar GKP. Berdasarkan hasil veifkasi Kementerian Perdagangan (Kemendag), rembesan gula rafinasi tersebar di 716 pengecer, di 111 pasar di 12 provinsi di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain