25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36617

PSSI Dibekukan, Pembentukan Pansus di Komisi X DPR Terus Menguat

Malang, Aktual.co — Keputusan Menpora Imam Nahrawi, membekukan PSSI ternyata menuai reaksi dari Komisi X DPR RI. Pembentukan panitia khusus (Pansus) untuk menangani masalah tersebut semakin menguat.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ridwan Hisjam, mengatakan, mayoritas anggota Dewan dari seluruh fraksi di Komisi tersebut, sudah membentuk Pansus.

“Hasil pembicaraan memang terbesit pembentukan Pansus,” kata Ridwan kepada Aktual.co,  pada Minggu (19/4), di Malang, Jawa Timur.

Namun demikian, sebelum keputusan Pansus direalisasikan, Dewan akan melakukan lobi kembali terkait pakta integritas yang sudah disepakati pada tanggal 26 Maret lalu dengan Kemenpora.

“Kita akan lobi kembali, kalau itu tidak bisa dilaksanakan kita akan melakukan lainnya,” imbuhnya.

Untuk menghindari sanksi dari FIFA, Ridwan juga menyarankan kepada PSSI agar melobi FIFA, supaya sanski tidak dijatuhkan.

“Kalau ada sanksi ini malah merugikan masyarakat,” tegas Ridwan.

Di kesempatan yang sama, Politisi dari Golkar ini menyebut, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menjadi ‘biang kerok’ permasalahan tersebut, hingga Menpora menjatuhkan sanksi administratif berupa pembekuan.

“18 tim boleh ikut sesuai pakta integritas yang ditandatangani Direktur ISL dan Menpora itu, tapi kenapa Menpora tidak menepati,” urainya kembali menjelaskan.

Karena BOPI tetap bersikukuh menyatakan Arema dan Persebaya tidak layak ikut liga ISL itulah, kata ia, yang mengakibatkan Menpora menjatuhkan sanksi pembekuan.

Ridwan menambahkan, anggota Dewan bakal melakukan kordinasi dengan fraksi dan akan melakukan rapat internal membahas pembekuan PSSI tersebut.

“Kita akan rapat untuk mengambil langkah,” ucapnya lagi.

Selain itu, kata ia, para Wakil Rakyat ini juga bakal meninjau dasar hukum BOPI. Pasalnya, sebagai Lembaga Independen Auditor Olahraga Profesional, BOPI dinilai masih terikat dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

“Kalau independen kenapa bertanggungjawab kepada Menpora,” bebernya.

Menukil peraturan Pemerintah era Presiden SBY, Politisi Golkar ini menegaskan bahwa BOPI harus bekerja secara profesional tanpa adanya desakan dari pihak lain.

“Selama ini 18 klub itu baik-baik saja, tiba-tiba muncul seperti ini,” katanya lagi.

Sebagai auditor olahraga profesional, BOPI harusnya tidak menyorot masalah sepakbola saja, melainkan cabang lainnya yang masuk kategori profesional.

“BOPI ini kemarin-kemarin mana? Kok baru sekarang muncul dan membikin ulah hingga sampai seperti ini,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pemkot Cimahi Dorong Anak Penyandang ‘Down Syndrome’ untuk Berprestasi

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kota Cimahi, Jawa Barat, berupaya mendorong dengan memberikan perhatian bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar dapat berprestasi, mandiri dan memiliki hak yang sama dengan anak normal pada umumnya.

“Pemerintah Kota Cimahi sendiri menyadari bahwa para penyandang ‘down syndrome’ ini berhak untuk mendapatkan perhatian yang semakin tinggi,” kata Wali Kota Cimahi Atty Suharti saat memperingati hari ‘Down Syndrome’ di Kota Cimahi, Minggu (19/4).

Ia mengatakan, perhatian pemerintah itu bukan karena belas kasihan melainkan anak-anak tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat dan kebanggaan bagi bangsa dan negaranya.

“Bukan semata-mata atas dasar belas kasihan, namun karena mereka juga merupakan insan-insan yang suatu saat diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi kota, provinsi dan negaranya,” kata Atty.

Ia menuturkan, memiliki kehidupan normal adalah harapan semua orang, tetapi ketika takdir berkehendak lain, tetap harus dijalani melakukan aktivitas seperti biasanya.

Menurut dia, anak berkebutuhan khusus tetap dapat berprestasi layaknya orang normal lainnya dalam berbagai bidang yang berbeda.

“Banyak penderita ‘down syndrome’ Indonesia memiliki prestasi dalam negeri ataupun kancah internasional dalam bidang seni dan olahraga,” katanya.

Orang nomor satu di Kota Cimahi itu mengajak semua pihak untuk memahami bahwa anak berkebutuhan khusus membutuhkan pendampingan dari orang terdekatnya agar dapat menjalani hidupnya dengan baik.

Ia mengimbau, agar semua pihak tidak mengucilkan atau menganggap bodoh dalam pergaulan di lingkungannya, karena pada dasarnya setiap kehidupan manusia memiliki hak dan kesempatan yang sama seperti pendidikan.

“Di Kota Cimahi terdapat anak-anak dengan ‘down syndrome’ yang memiliki potensi dan bakat yang luar biasa,” kata Atty.

Kegiatan aksi peduli ‘Down Syndrome’ itu dihadiri ratusan anak yang berkebutuhan khusus didampingi orang tuanya di halaman Gedung B Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi.

Acara tersebut inisiatif Cimahi Child Development Center (CDC) dalam rangka ditetapkan setiap 21 Maret sebagai “World Down Syndrome Day” oleh PBB sejak 2006 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap orang berkebutuhan khusus.

Artikel ini ditulis oleh:

Eksponen BEM: Undangan Wantimpres Jangan Lemahkan Gerakan Mahasiswa!

Medan, Aktual.co — Eksponen Presidium Aliansi (Ekspresi) BEM Kota Medan menanggapi serius undangan yang dilayangkan oleh Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 21 Mei mendatang.

Ketua Ekspresi BEM Kota Medan, Arief Budiman mengatakan, bahwa undangan tersebut boleh saja dianggap sebuah hal yang biasa bagi Wantimpres. Namun, dalam gerakan yang akan dibangunnya, undangan itu tentu bernilai melemahkan.

“Pertanyaannya, mengapa sebelum issu aksi 20 Mei bergulir Wantimpres memanggil Mahasiswa? Apakah hanya karena akan ada gerakan besar, maka Mahasiswa dipandang?. Dalam sebuah gerakan, ini tentu melemahkan,” keluh Arief kepada Aktual.co, di Medan, Minggu (19/4).

Kata ia, elemen Mahasiswa dipersilahkan untuk menghadiri undangan itu. Namun, dia mengingatkan, bahwa gerakan yang sedang dibangun harus tetap solid dan kuat.

“Disini idealisme perjuangan Mahasiswa dipertaruhkan. Silahkan menghadiri, tapi gerakan harus tetap berjalan. Menghadiri undangan itu adalah langkah dialogis, gerakan juga memahami adanya langkah-langkah dialogis kan? Tapi ketika langkah dialog tak menemui titik temu, semua paham bahwa aksi ekstra parlemenentarian adalah langkah terakhir,” tukasnya.

Ditambahkannya, gerakan 20 Mei yang sedang digalang adalah hasil kajian selama ini di kalangan Mahasiswa. Hasil kajian itulah, lanjut Arief, yang mengkerucut menjadi sebuah ketidakpuasan atas kinerja pemerintahan Jokowi-JK.

“Mahasiswa tentu sudah melihat seratus hari kepemimpinan Presiden, mengevaluasi-nya dan akhirnya mungkin ditemukan banyak hal yang tak sesuai dengan janji kampanye dan cita-cita bangsa. Jadi sah-sah saja ada gelombang kemarahan dan ketidakpuasan,” tegasnya.

“Mari membuka sejarah, rezim otoriter hanya jatuh ditangan gerakan ekstra parlementarian. Jadi jangan coba-coba melemahkan gerakan jalanan,” sambungnya.

Lanjutnya, pihaknya hanya berharap, Pemerintah saat ini benar-benar memahami apa yang sedang dilakukan untuk bangsa. Pemerintah diminta berkaca dan mengevaluasi diri, dan tidak hanya sekedar menjadi alat memuluskan kepentingan asing.

“Kita sama-sama tahu, Indonesia ini kaya, baik sumber daya manusia, sumber daya alam. Asing melihat potensi Indonesia yang luar biasa, dan untuk meredam potensi itu menjadi kekuatan besar ditengah-tengah dunia, jalan satu-satunya ya melemahkannya. Ini yang patut diingat oleh rezim hari ini,” tegasnya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Hari Rekaman Musik Sedunia, Komunitas Musik Helat Konser & Rekaman Langsung

Jakarta, Aktual.co —Kelompok muda kreatif Kota Bandung memperingati “Record Store Day” (RSD) atau Hari Rekaman Musik Sedunia dengan menggelar kegiatan konser sekaligus rekaman langsung bagi band yang tampil di Omuniuum kawasan Ciumbuleuit Kota Bandung.

“Acara ini kami selenggarakan guna menghidupkan dan memberi dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan para musisi, label dan toko-toko musik yang ada di Bandung,” kata Owner Omuniuum Stafianto Tri Yuniantoro (37) di Bandung, Minggu (19/4).

Acara yang digelat Sabtu (18/4) berlangsung hingga tengah malam dengan tema “Mari Merayakan Musik” dimeriahkan oleh penampilan empat grup musik independen asal Bandung beraliran folk, seperti Mr Sonjaya, Nada Fiksi, Teman Sebangku dan Tetangga Pak Gesang.

“Mereka yang tampil melakukan rekaman secara langsung di sini, lalu sekitar satu jam kemudian rilisan musik fisik berupa CD bisa langsung dibeli oleh para penikmat musik,” kata pria yang akrab disapa Mas Tri tersebut.

Menurut dia, hak rekaman dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan rilisan fisik sebagian besar untuk grup musik yang tampil.

“Kami hanya membuat 25 CD untuk setiap band, jadi itu merupakan edisi terbatas. Harganya Rp35 ribu per piece,” katanya.

Selain melakukan rekaman secara langsung, acara Record Store Day (RSD) di Omuniuum Bandung juga dimeriahkan dengan pasar kaget yang menyuguhkan beragam produk, seperti piringan hitam, DVD, CD, baju dan poster dari berbagai grup musik.

Vokalis grup musik Mr Sonjaya Dimas Kusdinar mengatakan Record Store Day (RSD) merupakan sebuah simbiosis mutualisme yang terjadi di antara para musisi dan distributor terhadap rilisan musik fisik.

“Kami berharap dengan adanya RSD yang digelar serentak di seluruh dunia pada hari ini, bisa mengingkatkan kepada kita bagaimana para distrubutor musik itu bisa hidup dari hasil menjual rilisan musik fisik. Jadi jangan cuma melihat musik dari satu sisi saja, tapi coba lihat ke sisi lainnya,” kata Dimas.

Hari Rekaman Musik Sedunia atau RSD merupakan ajang tahunan di mana keberadaan toko musik beserta rilisan fisik mendapat perhatian penuh, lantaran era industri musik yang bergeser ke era digital.

“Banyak toko musik tutup karena orang-orang saat ini cenderung lebih menyukai musik digital,” katanya.

RSD yang diselenggarakan setiap tanggal 18 April 2015 itu menjadi sebuah perayaan akbar bagi para penggemar rilisan musik fisik di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Selain itu, acara tersebut juga menjadi ajang reunian dan saling bertukar pikiran bagi mereka (distributor) yang bergerak di bidang penjualan musik fisik.
    

Artikel ini ditulis oleh:

Pedangdut Fitri: Bahagia Itu Modal Utama Peroleh Tubuh yang Sehat

Jakarta, Aktual.co — Untuk urusan kesehatan, mantan model Majalah Dewasa ini yang kini merambah dunia tarik suara ternyata cukup selektif merawat kesehatan tubuhnya. Ya, Pedangdut Fitri Veronina rutin berolahraga serta minum air putih sebagai metode sederhana merawat tubuhnya.

“Soalnya sehat itu mahal. Untuk sehat itu, biasanya rajin olahraga sedikitnya seminggu 3 kali, terus minum air putih dan makan-makanan yang sehat, ” ucap Fitri Veronina, ditemui di acara rilis single terbaru ‘Buah Semangka’ di kawasan Kuningan Jakarta Selatan.

Di kesempatan yang sama, Mojang Bandung ini mengatakan  keseriusannya di industri musik dangdut sudah dilakukannya sejak dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD)

“Soalnya aku senang sama musik. Karena profesi ini buat aku senang bisa menghibur orang, ” ucapnya sambil tersenyum.

“Jadi kalau dikaitkan dengan kesehatan, bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain itu, tentunya buat diri kita bahagia. Karena bahagia itu modal utama untuk mendapatkan tubuh yang sehat nantinya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Telisik KAA 1955 (2): Kini KAA Jadi Forum Rezim ‘Boneka’ Pelayan AS

Jakarta, Aktual.co —Perjuangan kemerdekaan merupakan babak sejarah perlawanan rakyat Asia Afrika yang ditandai letusan-letusan revolusi di abad 20 dalam mengusir kolonialisme maupun neo-kolonialisme. Perjuangan yang tiada ampun dalam mempertahankan kemerdekaan pun telah dipertontonkan rakyat Indonesia dalam menentang pendudukan kembali Belanda dan sekutu dalam perang agresi militer pertama dan kedua.

Demikian pula perjuangan Vietnam yang menentang pendudukan imperialisme AS yang berusaha memecah belah negara Vietnam ke kubunya untuk memukul gerakan rakyat yang sedang melawan.Pada saat itu pula,semangat rakyat Afrika Utara dan Aljazair bergelora dalam menentang pendudukan colonial Prancis.

Sejarah perjuangan rakyat yang gilang gemilang ini bertujuan menghapus penghisapan dan penindasan imperialisme, dan sekaligus menjadi semangat mengantarkan dideklarasikannya KAA 1955.

Akan tetapi, dalam perkembangannya semangat anti imperialismeKAA 1955 setahap demi setahap mulai memudar dan berubah tujuan.Negara-negara Asia Afrika yang awalnya mempunyai pemerintahan yang secara gigih melawan imperialisme, berangsur-angsur takluk dan berubah menjadi rezim-rezim boneka imperialisme AS yang nota bene-nya sebagai pemenang perang dunia ke-2.  Sehingga menjadi pimpinan imperialisme no.1 di dunia hingga saat ini.

Konsolidasi-konsolidasi KAA mengalami kemandekan, bahkan secara cepat suara perlawanan terhadap imperialism AS semakin hilang. Rezim-rezim Negara Asia Afrika khususnya Indonesia menjadi pemerintahan yang tunduk dan setia pada Imperialisme AS.

Hal ini dapat dinilai pertemuan KAA baru dapat terselenggara lagi pada tahun2005 memperingati 50 tahun KAA yang berbeda tujuan. Dalam pertemuan KAA 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, KerjasamaStrategis Asia-Afrika yang baru).

Akan tetapi, inti pertemuan KAA 2005 lebih menekankan pada aspek kerjasama investasi, keuangan, perdagangan, energi, kesehatan, pertanian, pendidikan yang terintegrasi dengan kepentingan Neo-liberalisme Imperialisme AS.  Program NAAPS yang berlandaskan Dasasilahanya kedok KAA untuk menutupi kepentingan imperialisme AS di Negara-negara Asia Afrika khususnya Indonesia.

Program yang dibahas adalah memperlancar bisnis imperialisme AS di Asia Afrika. Ini merupakan bentukpengkhianatan pemerintahan negara-negara Asia-Afrika yang menjadikan KAA sebagai forum kerjasama bagi imperialisme AS dan dulu KAA menentangnya.

Pembahasan KAA 2005 bukan lagi menegakkan kedaulatan dan kemandirian  serta upaya perjuangan melawan imperialisme maupun membicarakan kemerdekaan Palestina. Namun pembahasannya adalah upaya bisnis dan invetasi maksimal antara Negara peserta KAA dengan  perusahaan TNC/ MNC milik imperialisme, khususnya AS.

Beberapa kerjasama yang menghisap dan menindas imperialisme AS dalam forum KAA 2005 adalah menciptakan iklim bisnis yang nyaman bagi para korporasi internasional untuk melakukan investasi dan pembangunan unit usahanya di negara-negara Asia Afrika.

Kerja sama AA tersebut juga tidak diletakkan berdiri sendiri, tetapi dikaitkan dengan berbagai institusi kerja sama yang sudah ada antara dua benua itu, antara lain Tokyo International Conference on African Development (TICAD), China-Afrika Cooperation Forum (CACF), India-Africa Cooperation, Pusat Kerjasama Teknik Selatan-Selatan yang disponsori Indonesia dan Brunei Darussalam, Vietnam-Africa Business Forum, dan terutama New Partnership for Africa’s Development (NEPAD).

Dimana kerjasama ini hakekatnya adalah milik AS, karena di Negara Asia Afrika pelaku utama pasarnya adalah borjuasi-borjuasi internasional milik imperialisme AS.

Kini, upaya KAA 1955 untuk menjaga kedaulatan negara-negara Asia Afrika dari dominasi imperialisme seakan menjadi sejarah yang tercabik-cabik akibat berubahnya tujuan KAA menjadi skema persekutuan rezim ‘boneka’ negara-negara Asia Afrika dengan tuannya imperialisme AS.

Semangat KAA 1955 semakin terkubur dan sekaligus menjadi lonceng kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat negara-negara Asia-Afrika.Rakyat di negeri Asia Afrika justru semakin jauh dari kesejahteraan dan kemandiriannya. Negara Asia-Afrika menjadi sasaran eksploitasi Imperialisme AS baik sumber daya alam maupun manusianya.

Asia Afrika terus menjadi saranan pengerukan kekayaan alam dan terus didorong menyediakan buruh-buruh murah agar dapat menopang tenaga kerja bagi perusahaan-perusahaan milik imperialisme. Juga, berkaitan dengan jumlah pendudukanya yang banyak (75% pendudukdunia), Asia Afrika menjadi pasar yang sangat potensial untuk menjual segala over produksi milik imperialisme AS. Dan saat ini imperialisme AS terus memasifkan Negara Asia Afrika khususnya Indonesiamenjadisasaraninvestasiutamabagiborjuasi-borjuasi internasionalmilikimperialisme AS.

Untuk memastikan dominasi imperialisme AS di Asia Afrika, mereka akan senantiasa menggunakan forum-forum regional seperti KAA untuk mengintervensi dan memaksa kehendaknya melalui rezim-rezim ‘bonekanya’. Saat ini pula bahkan di negeri imperialisme seperti Jepang di Asia, rakyatnya terus-menerus diintimidasi dengan pangkalan militer milik AS di Pulau Okinawa. Hal yang sama juga terjadi di Filipina, ditengah perjuangan rakyat yang semakin hari semakin besar menuntut perbaikan nasib dan perjuangan kemerdekaan sejati, imperialisme AS justru terus gencar melakukan berbagai tindakan militeristik, dengan menempatkan pasukan militernya di Filipina.

Sementara bagian Timur Tengah seperti, Irak, Iran, Palestina, Afganistan, dan masih banyak negara lainnya telah menjadi korban kebrutalan imperialisme AS untuk bisa menjadikan Negara ini sebagai Negara boneka yang setia.
KAA akan diselenggarakan kembali dalam rangka 60 Tahun KAA dan 10 tahun NAAPS. Kegiatan ini dilaksanakan pada 19-23 April di Jakarta dan 24 April 2015 di Bandung.Acara KAA 2015 ini akan diisi dengan pertemuan Senior Official meeting/SOM, pertemuan tingkat Menteridandiakhiripertemuan tingkatKepala Negara/Pemerintahan di Bandung dalam rangka napak tilas 60 tahun KAA dan penguatan 10 Tahun NAAPS.

Pada Pertemuan KAA 2015 mengundang 109 Kepala Negara dan 25 organisasi Internasional. SedangkanTemayang diusung adalah memperkuat kerjasama negara-negaraselatan untuk mendorong kesejahteraan dan kemakmuran dunia.
Pertemuan KAA 2015 akan membicarakan tiga prioritas pembahasan. Pertama yaitu mengenai “Pesan Bandung”,  yang pasti hanya akan menjadi sampul menututupi kepentingan imperialisme AS di dalam forum KAA yang diselenggarakan. Kedua, adalah pembahasan mengenai pembaharuan kerjasama antar negara Asia Afrika. Dalam hal ini akan diisi dengan pertemuan para korporasi imperialisme guna membahas bisnis di wilayah Asia Afrika. Dan Ketiga, adalah pembahasan tentang Palestina, yang bertujuan mendorong dukungan publik dan para peserta KAA lainnya untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Namun esensinya hingga saat ini dukungan solidaritas atas kemerdekaan Palestina masih juga menjadi isapan jempol belaka dari KepalaNegara-negara Asia Afrika seperti Indonesia. Karena hakekatnya dukungan untuk kemerdekaan Palestina tidak akan sungguh-sungguh pernah diberikan pemerintahan khususnya Indonesia, karena permasalahan Palestina adalah persoalan yang diciptakan oleh tuannya imperialisme AS melalui Israel.  Jadi, Indonesia tidak akan pernah membantu sedikit pun kemerdekaan Palestina melawan kekejaman imperialisme AS dan Israel yang mengobarkan perang di Negeri Palestina.

Sementara pada pertemuan KAA 2015 nanti, secara bersama akan diselenggarakannya pertemuan Word Economic Forum di Hotel Shangri-La Jakarta pada 19-21 April , yang akan resmi dibuka oleh Jokowi.

Setidaknya dalam pertemuan ini akan dihadiri 20 negara-negara imperialism mulai dari AS, Tiongkok , Jepang dan lain-lain. Tema yang akan diangkat adalah pendidikan, infrastuktur hingga teknologi. Peserta yang akan hadir pula adalah 650 CEO Manager dari perusahaan korporasi TNC/MNC yang didominasi AS.

Dalam pertemuan ini,Jokowi berharap padaNegara-negara imperialisme dan perusahan-perusahan TNC/MNC yang hadir agarbersediaberinvestasitahuninisebesar 401 Triliun Rupiah mendanaiinfrastuktur. Selain itu investasi di bidang infrastuktur, Jokowi-JK akan melayani memberikan akses investasi yang luas pada imperialisme untuk meningkatkannilaiinvestasinya di bidangpendidikandanteknologi, yang artinya akansemakindikomersilkanataudiliberalisasi.

KegiatanWord Economic Forum initerintegrasidengankegiatan KAA 2015.Maka, semakin jelas bahwasannya KAA bukanlagimenjadiajangmemperkuatNegara-negara Asia Afrikamelawandominasiimperialisme AS yang selamainimenghancurkankedaulatandankemandiriannyaNegara AA. Akantetapisebaliknya, KAA menjadi forum konsolidasi rejim-rejim boneka Asia Afrika yang difasilitasi oleh Jokowi-JK.  Tanpa malu-malu juga Jokowi mengkonsultasikan konsep KAA 2015 ini ke New York AS melalui kantor perwakilan KBRI disana.

Untuk menyukseskan agenda KAA 19-24 April, Jokowi-JK melakukan pengamanan yang ekstra untuk menjaga peserta KAA khususnya imperialisme AS. Jokowi melalui Polda metro jaya, bahkan menerbitkan surat edaran untuk melarang bentuk kegiatan semacam Aksi dari masyarakat selama KAA berlangsung. Tidak tanggung-tanggung, apabila masih tetap melakukan aksi maka pihak kepolisian dan TNI tidak segan-segan untuk menindaktegas rakyatnya.

Di Jakarta dalam rangka mengamankan penyelenggaraan KAA,  Polisi dan TNI diturunkan sebanyak 4.236 personil. Sedangkan di Bandung sendiri, TNI dan Polisi akan diturunkan sebanyak 3.700 personil dan 33 sniper di beberapa titik. Dari segi pengamanan yang diterapkan oleh Jokowi-JK yang super ketat, tampak sikap anti demokratisnya pemerintah.

Terutama terkait surat edaran yang melarang aksi. Padahal kebebasan menyampaikan pendapat umum adalah HAK masyarakat Indonesia yang diatur UUD 1945 yang tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun.Akan tetapi, Jokowi menunjukkan watak yang fasis untuk membungkam aspirasi dan tuntutan rakyat atas forum KAA yang telah melenceng dari semangat anti Neo-kolonialisme Imperialisme AS. (Rachmad P Panjaitan, Ketum PP Front MahasiswaNasional, 18 April 2015 di Jakarta). Bersambung……………….

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain