26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36713

Seskab Tuding Pratikno dan Luhut Bertugas Lakukan Komunikasi dengan Parpol Pendukung

Jakarta, Aktual.co — Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menuding bahwa Mensesneg Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan yang berhak melakukan komunikasi politik dengan partai-partai politik.
Pernyataan itu merupakan bantahan dilakukan Andi Widjajanto terkait bahwa ia penyebab buruknya komunikasi pemerintah dengan partai pendukung.   “Sebagai Seskab tugas saya internal kabinet. Saya tidak menjalankan tugas komunikasi politik,” kata Andi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/4) malam. 
Andi mengatakan, Mensesneg memiliki perangkat untuk berkomunikasi dengan partai politik melalui Deputi Hubungan Kelembagaan. Sementara, Kepala Staf Kepresidenan memiliki perangkat untuk berkomunikasi dengan partai politik melalui Deputi Komunikasi Politik. 
Selain itu, dirinya tidak merasa bahwa diberikan tugas oleh Presiden Jokowi untuk melakukan komunikasi politik dengan partai pendukung.
“Jika tidak ada perintah dari Presiden, saya tidak melakukan tugas itu,” tukas dia.
Seperti diketahui, komunikasi politik pemerintahan Presiden Jokowi dengan partai-partai pendukungnya menjadi sorotan. Dalam Kongres IV, PDI Perjuangan menjadikan topik sebagai bahan evaluasi. Presiden Jokowi juga sempat menggelar pertemuan dengan 34 Ketua DPD PDI-P tingkat provinsi di sela kongres tersebut. Hasilnya, Presiden sepakat untuk secara rutin berkomunikasi dengan pimpinan PDI-P di daerah sebagai salah satu upaya memperbaiki pola komunikasi pemerintah dengan partai pendukung.

Artikel ini ditulis oleh:

Ketum PSSI: Tak Ada Gunanya Ribut dengan Pemerintah

Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, mengaku ingin melakukan rekonsiliasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Pernyataan Djohar ini terkait dengan surat teguran kedua yang dilayangkan oleh Kemenpora, Rabu (15/4), kepada organisasi yang dipimpinnya.

“Tidak ada untungnya ribut dengan pemerintah, justru kerugian yang kami dapat. Karena itulah kesalahpahaman ini perlu diatasi segera,” kata Djohar di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (15/4).

Surat teguran kedua yang dilayangkan oleh Kementerian yang dipimpin oleh Imam Nahrawi itu, terkait dengan surat teguran pertama, yang dilayangkan pada 8 April lalu, yang tidak direspons oleh PSSI.

Surat teguran tersebut, mempermasalahkan dua klub QNB League, Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya, yang tetap disertakan dalam kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air, meski tak mendapat rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Ditegaskan Djohar, perseteruan antara PSSI dengan Kemenpora, akan merugikan sepakbola Indonesia untuk berkembang.

“PSSI tidak mungkin membangun sepakbola Indonesia tanpa dukungan dari pemerintah. Oleh karena itulah hubungan dengan pemerintah harus diperbaiki supaya kami bisa on ke depan,” tegas mantan staf khusus KONI Pusat ini.

Djohar membantah tuduhan dari Kemenpora bahwa, pihaknya tidak memiliki itikad baik.

“PSSI ingin berhubungan baik dengan FIFA, PSSI juga ingin berhubungan baik dengan pemerintah,” tegasnya.

Tuduhan itu disampaikan oleh Deputi V Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto. “Sejak surat itu (teguran pertama) diberikan, ngga ada itikad baik PSSI untuk mendatangi Kemenpora,” kata Getot melalui sambungan telepon.

Artikel ini ditulis oleh:

LIPI: Kearifan Lokal Kalah dengan Modernisasi

Jakarta, Aktual.co — Kearifan lokal dalam pelestarian alam, kini dikalahkan oleh modernisasi yang menawarkan sesuatu yang praktis dan tidak repot, kata Ahli Ekologi dan Evolusi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tukirin Partomihardjo.

“Kearifan lokal kalah dengan modernisasi sekarang, misalnya Jawa punya budaya mempertahankan kehidupan tradisional untuk lingkungan, kini karena pengaruh modernisasi menjadi terlupakan,” ujar Tukirin dalam diskusi bertajuk ‘Keanekaragaman Hayati untuk Kesehatan Manusia’ di Jakarta, Rabu (15/4).

Ia menyontohkan, masyarakat kini memilih tempat tinggal yang sederhana dan tidak mau repot menanam tanaman di sekitar rumah karena akan mengotori.

“Dimana-mana kita mudah menemui tanaman sekarang, di gedung, rumah, tapi semua itu hanya dari plastik. Tentu fungsinya sangat jauh. Itulah karena modernisasi,” kata dia.

Selain itu, rumah di kawasan kota kini, kata dia, sebagian diplester sehingga air tidak dapat diserap tanah.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat mengubah kebiasaan dengan menanam tanaman yang berfungsi membersihkan udara dan menyimpan air jika memungkinkan.

“Ditanami pohon biar adem, kenyamanan lingkungan pun akan sangat berbeda. Lahan sempit pun bisa diupayakan dengan berbagai cara,” kata dia.

Ia menekankan kehidupan yang ditopang ekosistem yang baik, akan berpengaruh pada kesehatan manusia dengan udara yang lebih bersih dan adanya sumber obat alamiah berkhasiat dengan risiko rendah untuk menjaga kesehatan.

Kerusakan lingkungan, ujar dia, berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan karena frekuensi penularan penyakit meningkat. Untuk itu, penting bagi masyarakat memperhatikan lingkungan sekitar untuk menjaga kesehatan diri sendiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengamat: Parpol Sangat Dibutuhkan di Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menolak gerakan deparpolisasi. Sebab, hal ini tidak sesuai dengan sistem politik demokrasi yang dianut Indonesia.
“Tidak ada demokrasi tanpa partai politik dan partai politik adalah pilar demokrasi. Partai politik memegang peranan fundamental dalam roda pemerintahan demokratis,” ujar Qodari, di Jakarta, Kamis (16/4).
Menurutnya, belakangan ini memang fenomena munculnya gerakan deparpolisasi mulai terasa. Bahkan, situasinya sekian lama semakin menguat.
”Memang terasa ada banyak pihak yang mengatasnamakan independensi melihat partai sebagai beban demokrasi,” katanya.
Qodari menuturkan keberadaan partai politik sangatlah penting di dalam sebuah negara yang demokratis. Sebab, tugas partai adalah menjadi sarana terjadinya agregasi kepentingan masyarakat, wahana komunikasi politik, kaderisasi, dan regenerasi kepemimpinan bangsa.
Maka, lanjutnya, adaya tugas utama tersebut, menjadi tidak bisa dipungkiri bila eksistensi partai politik merupakan sarana penghubung antara negara dan masyarakat.
“Memang sampai kini fungsi dan kerja partai politik belum maksimal. Namun, ini tak bisa dijadikan alasan bila partai politik lebih baik ‘dibuang ke laut’ saja. Sebab, ke depan peran partai politik justru harus diperkuat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Bos PGN: Infrastruktur Gas Terkendala Tanah dan Perizinan

Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso mengungkapkan bahwa hal utama yang menjadi faktor kalahnya pembangunan infrastruktur gas ketimbang infrastruktur Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah kendala aturan yang menjadi batasan dalam pembangunan infrastruktur gas di Indonesia.

“Salah satunya adalah permasalahan tanah dan perizinan,” kata Hendi di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (15/4).

Hendi menjelaskan, selama ini PGN mengalami kesulitan dalam pembebasan lahan untuk membangun jaringan gas.

“Gas bumi tidak dimasukkan ke dalam kepentingan masyarakat umum, sehingga kami klasifikasikan ke pengembangan usaha biasa, dalam pembebasan maupun perolehan tanah yang dibutuhkan untuk dijadikan infrastruktur gas kami  harus melakukan pola bussiness to bussiness,” jelasnya.

Menurutnya, duukungan yang pihaknya butuhkan untuk pembangunan infrastruktur gas adalah transformasi tata niaga dan tata kelola gas bumi. Ditambah, PGN juga memerlukan adanya prioritas alokasi untuk menunjang pembangunan infrastruktur gas bumi yang berkelanjutan.

“Sehingga tahun 2010 sampai 2014 di mana pembangunan jaringan infrastruktur gas bumi terlambat, karena sejak 2007 PGN tidak mendapat alokasi gas kontrak baru secara signifikan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

UGM: Nilai UN Bukan Penentu SNMPTN

Jakarta, Aktual.co — Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Prof Iwan Dwiprahasto mengatakan nilai ujian nasional siswa tidak akan menjadi penentu kelulusan dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).

“Pimpinan UGM sebelumnya telah menyepakati bahwa ujian nasional (UN) bukan menjadi penentu hasil SNMPTN di UGM,” kata Iwan di Yogyakarta, Rabu (15/4).

Menurut dia, penilaian yang akan digunakan adalah prestasi akademik yang dimuat dalam rapor serta telah diunggah di pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS), capaian akademik lain, ranking siswa serta rekam jejak sekolah.

Selain itu, kata dia, juga akan mempertimbangkan prestasi nonakademik siswa, serta prestasi alumni masing-masing sekolah selama kuliah di UGM.

Sementara itu, ia mengatakan, karena UN saat ini sedang berlangsung, tahap analisis akhir untuk penetapan hasil final SNMPTN baru akan selesai pekan depan.

“Formula penilaian telah disimulasikan dengan data siswa di PDSS, hasilnya valid dan konsisten,” kata dia.

Kendati demikian, Iwan mengatakan, pihaknya tetap mengapresiasi setiap siswa SMA di Indonesia yang telah berupaya menjunjung tinggi sportivitas dan kejujuran dalam mengerjakan UN. “Generasi muda yang jujur seperti ini lah yang diperlukan bagi masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata dia.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan seluruh siswa tetap diharapkan mengerjakan soal secara maksimal dan serius, meski nilai hasil UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan.

Aji mengatakan hasil UN akan tetap digunakan sebagai indikator pemetaan mutu pelayanan pendidikan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. “Sehingga, masing-masing sekolah diharapkan mampu mendorong siswa agar tidak menyepelekan UN,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain