29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36759

Jika Saham Global Positif, Penurunan IHSG Terbatas

Jakarta, Aktual.co — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin bergerak melemah. Pelaku pasar pun masih dalam posisi jualan melanjutkan aksi jual.

“Kondisi bursa saham Asia yang melemah setelah terimbas penurunan laju bursa saham AS tidak memberikan situasi yang positif pada IHSG,” ujar Kepala Riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Selain itu, tetapnya BI rate di akhir sesi perdagangan yang diikuti makin melemahnya laju Rupiah turut menambah penderitaan IHSG di zona merah. Aksi jualpun tidak terbendung dan IHSG melemah.

Pada perdagangan Rabu (15/4) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 5.390-5.400 dan resisten 5.440-5.456. Dirinya berharap kondisi dari bursa saham global dapat sedikit lebih positif, sehingga pelemahan dalam beberapa hari ini dapat dimanfaatkan untuk kembali mengakumulasi.

“Dan IHSG pun dapat lebih terbatas penurunanya. Di sisi lain, tetap harus cermati dan antisipasi bila terdapat potensi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dolar Melemah, Wall Street Merangkak Naik

Jakarta, Aktual.co — Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena data penjualan ritel lebih lemah dari yang diperkirakann dan IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2015 dan 2016.

Penjualan ritel AS untuk Maret naik 0,9 persen dari bulan sebelumnya, Departemen Perdagangan melaporkan Selasa. Angka terbaru itu di bawah konsensus pasar untuk kenaikan 1,1 persen.

“Biasanya, kenaikan penjualan ritel 0,9 persen dalam sebulan dapat digambarkan sebagai kuat, tapi tidak kali ini, karena kenaikan gagal membalikkan bahkan setengah dari penurunan tiga bulan sebelumnya. Karena, penjualan pada kuartal pertamaluar biasa lemah, yang jatuh 5,0 persen,” kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.

Greenback berada di bawah tekanan lebih lanjut setelah perkiraan pertumbuhan lebih lemah. Dalam “World Economic Outlook” dua kali setahun yang dirilis Selasa, IMF memproyeksikan pertumbuhan AS akan mencapai 3,1 persen pada 2015 dan 2016, lebih rendah dari ekspektasi Januari masing-masing 3,6 persen dan 3,3 persen.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,73 persen menjadi 98,762 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0658 dolar dari 1,0569 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4781 dolar dari 1,4675 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7630 dolar dari 0,7587 dolar. Dolar AS dibeli 119,39 yen Jepang, lebih rendah dari 120,07 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9728 franc Swiss dari 0,9777 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2491 dolar Kanada dari 1,2597 dolar Kanada.

Sementara itu, saham-saham di Wall Street sebagian besar berakhir naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah laporan laba perusahaan-perusahaan bervariasi dan penjualan ritel AS untuk Maret sedikit mengecewakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 59,66 poin (0,33 persen) menjadi ditutup pada 18.036,70. Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 3,41 poin (0,16 persen) menjadi berakhir di 2.095,84, sedangkan indeks komposit Nasdaq ditutup turun 10,96 poin (0,22 persen) menjadi 4.977,29.

Artikel ini ditulis oleh:

Pertamina Terus Merugi, KPK Tegaskan Bisa Telusuri

Jakarta, Aktual.co —  PT Pertamina (Persero) selama periode Januari-Februari 2015 mencatatkan kerugian bersih sebesar USD212,3 Juta atau sekitar Rp2,7 triliun (kurs Rp13.000). Penyebab utamanya dikarenakan meruginya bisnis hilir yang mencapai USD368 juta. Kerugian tidak bisa dihindari meskipun dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) periode Januari-Februari 2015 laba ditargetkan sebesar USD280 juta. Sedangkan RKAP laba bersih dalam selama tahun 2015 diproyeksikan sebesar USD1,731 miliar.
Pada pos EBITDA di Januari-Februari 2015 dibukukan sekitar USD402 juta dolar AS, sedangkan dalam satu tahun (2015) diproyeksikan mencapai sebesar USD5,760 miliar turun tipis dari realisasi tahun 2014 yang sebesar USD5,843 miliar.
Menanggapi hal itu, Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi, menegaskan pihaknya akan menelusuri, apakah ada kaitan dengan korupsi dalam kerugian yang dialami perusahaan plat merah tersebut.
“Iya bisa KPK telusuri. Kerugian karena apa? (korupsi),” ujar dia, ketika berbincang dengan Aktual.co, Selasa (14/4).
Lebih jauh disampaikan Johan, untuk melakukan hal itu lembaga antirasuah harus lebih dulu melakukan analisa. Karena menurutnya, kerugian yang dialami sebuah perusahaan bisa diakibatkan banyak faktor, salah satunya korupsi.
“Kan bisa macam-macam penyebab rugi sebuah perusahaan,” tandasnya.
Untuk diketahui, KPK pun kini tengah melakukan kajian dibidang Minyak dan Gas (Migas).
Sebelumnya,  Analis Ekonomi AEPI (Asosiasi Ekonomi-Politik Indonesia), Kusfiardi menilai, kondisi yang dialami Pertamina berbanding terbalik dengan amanat Undang-Undang (UU) Perseroan yang menyebutkan bahwa Badan Usaha Plat Merah harus bisa meraup keuntungan.
Oleh karenanya, ia mengusulkan agar adanya audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), untuk menelusuri apaka ada unsur korupsi dalam kerugian tersebut.
“Harus ada audit BPK untuk menelisik lebih jauh apakah dalam kerugian Pertamina ada tindakan memperkaya diri sendiri dan orang lain,” kata Kusfiardi, beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, jika ditemukan unsur tindakan memperkaya diri sendiri atau orang lain, maka sudah seharusnya diproses melalui hukum. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa menjeratnya dengan dasar memperkaya diri sendiri atau orang lain yang berakibat pada kerugian perusahaan negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Distamben: 12 Perusahaan Migas Swasta Keruk SDA Kalteng

Jakarta, Aktual.co —  Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kalimantan Tengah mencatat 12 perusahaan besar swasta sedang melakukan eksplorasi minyak dan gas di provinsi ini. Izin eksplorasi perusahaan besar swasta (PBS) bidang migas tersebut seluruhnya berasal dari Pemerintah Pusat, sedang Pemerintah Provinsi hanya mendata.

“Kita tidak punya kewenangan memberi izin, tapi kita kumpulkan data-datanya. Kita punyalah datanya, kalaupun kita tidak punya kewenangan tapi kita punya datanya,” kata Kepala Distamben Kalteng Syahril Tarigan di Palangka Raya, Selasa (14/4).

Sebanyak 12 PBS bidang migas tersebut beroperasi di Kabupaten Barito Utara, perbatasan Barito Utara dan Murung Raya, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, dan Kotawaringin Timur Syahril mengatakan eksplorasi 12 PBS migas harapannya dapat menemukan minyak, sehingga provinsi ini menjadi salah satu penyedia minyak, karena untuk gas akan terealisasi tahun ini.

“Kalau melihat banyaknya pemegang kontrak migas, mudah-mudahan ketemu yang ekonomis, sehingga bisa meningkatkan perekonomian di daerah ini. Itu harapan kita,” katanya.

Kepala Distamben Kalteng mengatakan ada satu PBS di Barito Utara yang akan melakukan eksploitasi gas. Namun eksploitasinya untuk sementara hanya memenuhi kebutuhan Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kabupaten Barito Utara.

Dia mengatakan keberadaan PBS bidang migas, khususnya gas, sangat penting bagi Kalteng, karena sebagian besar di wilayah ini masih belum berlistrik akibat pasokan listrik dari PLN terbatas.

“Sekarang ini kan sudah ada beberapa pembangkit listrik yang dibangun di Kalteng, hanya memang belum seluruhnya selesai. Kemungkinan tahun 2017 Kalteng sudah bebas dari krisis listrik. Mohon dukungannya lah,” demikian Syahril.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Pabrik Rokok Kecil Gulung Tikar Gara-gara Cukai Naik

Jakarta, Aktual.co —  Penolakan atas tekanan terhadap industri hasil tembakau (IHT), khususnya produk rokok kian hari terus mengeras. Pasalnya, industri rokok diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja hingga 6 juta jiwa di kota kretek, Kudus, Jawa Tengah.
 
Staf ahli wakil Menteri Keuangan, Primanegara menampik bahwa pemerintah sedang mengebiri industry rokok nasional. Tingginya kenaikkan cukai tidak lebih dari kebijakan pemerintah untuk menyeimbangkan kepentingan pendapatan negara, kesehatan, dan keberlangsungan industry itu sendiri.

“Jadi tidak ada niatan pemerintah untuk menghambat industri hasil tembakau,” ujarnya ketika berdiskusi di Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria Kudus (UMK) dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/4).
 
Sontak pernyataan tersebut disanggah sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Hasan Aoni Azis. Dirinya menuding justru kebijakan cukai yang diberlakukan pemerintah saat ini semakin meruntuhkan industry rokok.

“Faktanya, kenaikkan cukai rata-rata sepanjang lima tahun terakhir yang mencapai 16%, mengakibatkan industry rokok banyak yang gulung tikar. Data tahun 2009 jumlah pabrik rokok sebanyak 4.900an pabrik, sekarang tinggal 600an pabrik,” ujarnya.
 
Senada dengan Hasan, dalam diskusi yang diadakan Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria Kudus (UMK) terkait hadir pengamat budaya M Sobari, peneliti kretek Puthut EA, dan staf ahli wakil Menteri Keuangan, Primanegara. Ketua Lembaga Penelitian UMK Mamik Indaryani mengatakan langkah pemerintah saat ini tidak peduli dengan IHT, bukannya mencari keseimbangan. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang tercermin dari regulasi yang dihasilkan justru antitembakau.

“Kebijakan itulah yang menggerus industri tembakau,” tegasnya.
 
Kenaikan cukai tidak hanya membatasi pertumbuhan produksi rokok, namun juga memukul industri rokok kecil. Kenaikan cukai menjadi bagian dari biaya produksi karena itu cukai naik jelas akan mendongkrak harga. Sementara, di sisi lain, rokok yang mereka produksi belum tentu bakal laku semua.  

“Akibatnya, pabrik tutup karena kenaikan tarif cukai yang terjadi setiap tahun,” tandasnya.
 
Ia menegaskan, kenaikan cukai dengan argumentasi kesehatan sangat tidak adil karena pastinya akan mengorbankan pihak lain yang tidak terakomodasi kepentingannya. Seharusnya, pemerintah berpikir mendorong daya saing industri tembakau bukan memberangus dengan beragam regulasi.  

“Industri hasil tembakau juga berkontribusi terhadap pendapatan masyarakat, pengurangan masyarakat miskin, bahkan sebagai warisan turun temurun,” tegasnya.
 
Peneliti kretek dari Yayasan Indonesia Berdikari, Puthut EA, menambahkan, sejatinya tudingan rokok mengganggu kesehatan juga layak diperdebatkan. Selama ini, publik disuguhi opini adanya penelitian yang menyatakan rokok tidak sehat.

“Namun, itu hasil riset di luar negeri, dengan tembakau luar negeri, dan yang diteliti jelas rokok putih. Karena itu mari kita bikin riset rokok kretek karena ini tidak pernah dilakukan,” ajak Puthut.
 
Puthut meyakinkan, rokok kretek tidak perlu diberangus. Justru harus diperjuangkan sebagai heritage bangsa Indonesia. Menurut dia, kebiasaan mencampur cengkeh dan tembakau itu sudah dilakukan masyarakat sejak abad ke 18. Namun memperjuangkan rokok kretek menjadi warisan budaya bangsa juga tidak gampang.

“Pemerintah enggan memutuskan rokok kretek sebagai heritage karena dianggap kontroversial,” keluh Puthut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Kendalikan Mekanisme Pasar, Din: Kurangi Keterlibatan Swasta-Asing

Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan pemerintah harus mengendalikan mekanisme pasar dengan memperkuat kontrol dalam perekonomian dan mengurangi keterlibatan pihak asing atau swasta.

“Jika ini (dominasi keterlibatan asing) dibiarkan maka bangsa kita berada pada keterjajahan baru,” katanya dalam konferensi pers bertemakan “Jihad Konstitusi Luruskan Kiblat Bangsa”, Jakarta, Rabu (15/4).

Saat ini, penanaman modal asing atau swasta telah mengambil bagian yangblebih besar dibandingkan peran negara terutama pada sektor kebutuhan masyarakat seperti ketenagalistrikan, kata Din.

“Ketenagalistrikan yang masuk dalam hal hubungan hajat hidup orang banyak yang seharusnya dikuasai oleh negara tetapi kemudian terbuka bagi pihak swasta termasuk asing maka ini menunjukkan liberalisme,” ujarnya.

Libelarisasi ekonoomi hanya akan membawa keuntungan bagi pihak-pihak tertentu dan membawa kerugian bagi rakyat Indonesia dan jatuhnya atau runtuhnya kedaulatan negara atas ekonomi, ujarnya.

Selain itu, Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan Serikat Pekerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jumadis Abda mengatakan pihaknya mengkhawatirkan kekurangan keterlibatan negara terhadap penanaman modal industri ketenagalistrikan yang bisa menyebabkan harga dipengaruhi pasar.

“Peran PLN sebagai perusahaan milik negara hanya sebesar 35 persen sedangkan 65 persen dikendalikan oleh pihak swasta,” ujarnya.

Ia mengkhawatirkan pengusahaan ketenagalistrikan akan berpindah ke swasta dan tentu akan berlaku mekanisme pasar pada penggunaan listrik seperti harga listrik yang fluktuatif dan mahal.

Untuk itu, pemerintah harus dapat meningkatkan peran dan menekan ketergantunagn pada pihak swasta sehingga mekanisme pasar dapat dikendalikan oleh negara untuk kesejahteraan masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain