31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36781

Jokowi Undang Sejumlah Pengamat Politik ke Istana

Jakarta, Aktual.co — Sejumlah Pengamat Politik diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara dalam rangka jamuan makan, Selasa (14/4) siang.
Salah satu pengamat politik yang hadir, Yunarto Wijaya menyebut, dalam pertemuan itu para pengamat menyoroti hubungan Jokowi dengan partai pengusung, Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
“Soal hubungan koalisi itu dilontarkan pengamat. Beliau (Presiden Jokowi) malah awalnya enggak mau bahas itu,” kata Yunarto.
Menurutnya, hubungan Jokowi dengan partai pengusung mempengaruhi tren politik terhadap pemerintah, sehingga diperlukan komunikasi yang lebih baik.
Dirinya membantah jika Jokowi sedang menyeleksi para pengamat untuk dijadikan juru bicara. Tak disebutkan secara detail hal apa saja yang dibicarakan para pengamat dengan Jokowi.
Beberapa pengamat politik yang hadir diantaranya Yunarto Wijaya, Ikrar Nusa Bakti, Hanta Yudha, dan Philip Vermonte.

Artikel ini ditulis oleh:

BI: Point to Point Rupiah Ditutup Melemah Rp13.074

Jakarta, Aktual.co — Depresiasi Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah rata-rata sebesar 2,37 persen jika dibandingkan bulan lalu atau mencapai level Rp13.066 per dolar AS. Secara point to point, Rupiah terdepresiasi 1,14 persen dan ditutup di level Rp13.074 per dolar AS.

“Meskipun melemah, depresiasi Rupiah lebih terbatas dibandingkan mata uang negara emerging market lainnya,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara di kantor BI Jakarta, Selasa (14/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, tekanan terhadap Rupiah mereda dan mengalami apresiasi sejak pertengahan bulan Maret pasca pertemuan Federal Open Market Comitte (FOMC). Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan aliran masuk portfolio asing ke Indonesia yang meningkat pada April 2015.

“Dengan pernyataannya yang cenderung dovish (memiliki risiko yang lebih kecil) serta upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah yang dilakukan BI,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Wapres JK Akui Sulitnya Konversi BBM ke BBG

Jakarta, Aktual.co —   Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) pada sektor transportasi tak semudah sektor rumah tangga yang beralih dari minyak tanah ke gas elpiji.

“Diversifikasi yang lebih bersih dan lebih murah tentu tidak semua fosil berhenti. Kendaraan beda dengan konversi minyak tanah dengan mobil,” kata JK dalam seminar energi di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/4).

Menurutnya, kesulitan konversi BBM ke BBG pada sektor transportasi adalah dikarenakan sifatnya yang terbilang lebih rumit. Tidak seperti sektor rumah tangga yang hanya menggunakan tabung dan menyediakan kompor.

“Tabung tidak bergerak, kalau mobil dia bergerak,” ucapnya.

Ia menambahkan, faktor lainnya adalah infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Indonesia yang belum merata, sehingga membuat masyarakat berpikir ulang jika ingin mengkonversi kendaraannya.

“kalau Jakarta ke Bandung bagaimana? Kalau di Bandung tidak ada (SPBG). Ini harus mobil baru tidak bisa mobil bekas, desain mobil sulit kalau bagasi penuh,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Tiga Tewas Dalam Ledakan di Kapal Milik Pertamina di Belawan

Medan, Aktual.co —  Sebanyak tiga orang tewas dalam ledakan di kapal milik Pertamina di Pelabuhan Belawan.
Informasi dihimpun dari penjaga kamar jenazah RSU Pirngadi Medan, Tulang Marisi, Selasa (14/4) menyebutkan ketiga korban tewas masing-masing Suharto warga Gaperta, Prigatin Sembiring warga Belawan dan Sulaiman warga jalan gambir III masuk ke ruang jenazah, sekira pukul 20.00 wib, Senin (13/4) kemarin. Dan Oleh pihak keluarga jenazah dijemput sekitar pukul 04.00 WIB dinihari.
“Seluruh jenazah mengalami luka bakar habis, rata-rata jenazah sudah enggak nampak merah semua kulit sudah terkelupas dan pakaian yang digunakan sudah enggak kelihatan,” katanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Belawan AKP Bambang Gunanti Hutabarat yang dikonfirmasi Aktual.co melalui seluler membenarkan ledakan itu. Namun Bambang mengaku tak mengetahui kronologis kejadian.
“Benar ada ledakan, tapi kalau kronogis Polsek yang tahu,” katanya.
Sementara itu, Humas Pertamina Sumut Brasto Galih Nugroho menyebutkan, atas peristiwa itu pihaknya saat ini masih dilakukan investigasi. “Masih dalam proses investigasi,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Menperin Berencana Kembangkan Nuklir Hijau

Jakarta, Aktual.co — Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan bahwa kebutuhan industri terhadap energi di dalam negeri khususnya listrik semakin tinggi. Sehingga perlu upaya penyediaan listrik yang cukup dan murah agar Indonesia bisa berdaya saing.

Untuk itu, pihaknya saat ini tengah merencanakan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) non uranium yang menggunakan unsur thorium atau ‘nuklir hijau’.

“Kita didatangi teman-teman dari energi, salah satunya adalah bahan baku thorium di Babel (Bangka Belitung), bangun energi yang lebih murah, ramah, dan bersaing, salah satunya kembangkan pembangkit listrik thorium, kalau nuklir orang masih alergi,” kata Saleh Husin dalam Seminar Energi di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (14/4).

Ia menerangkan, unsur Thorium merupakan bahan baku yang tergolong murah dan cukup banyak ditemukan di Babel.

“Bila gagasan ini terwujud, industri lokal bisa bersaing dan tumbuh, apalagi dalam 5 tahun pengembangan industri akan di dorong ke luar Jawa,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Konferensi Asia Afrika, Riwayatmu Kini…

Mengapa 29 negara Asia-Afrika bersedia hadir di Bandoeng saat itu?

Ideologi mereka berbeda dengan Indonesia saat itu. Mereka tak menganut falsafah Pancasila. Ada yang komunis. Ada yang pro AS atau Eropa. Ada negara yang miskin. Bahkan ada yang masih dijajah dan belum merdeka.

Ternyata Indonesia menawarkan sebuah visi universal dalam konferensi itu. Sebuah visi yang pasti diterima oleh semua negara yakni kesamaan derajad di muka bumi.

Presiden RI saat itu, Ir Soekarno ingin seluruh negara bangsa yang ada di dunia ini hidup dalam sebuah taman perdamaian. Tidak ada lagi sebuah negara menjajah negara lain. Tidak ada lagi bangsa yang merasa lebih besar dari bangsa lain. Tidak ada lagi sebuah negara bangsa besar dan makmur karena menghisap kemakmuran milik negara bangsa lain.

Bung Karno ingin seluruh negara bangsa yang ada saling tolong menolong. Saling gotong royong membagikan potensi kemakmurannya kepada negara lain. Yang kaya menolong yang miskin. Yang berlebih sumber daya alam, membagikan ke negara lain yang membutuhkan. Bukan penghisapan sebuah negara atas negara lain.

Semua negara yang hadir di Konferensi Asia Afrika saat itu berharap agar konferensi ini bisa membawa perubahan penting dalam tata dunia saat itu. Perang Dingin, ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur ternyata tidak menguntungkan sebagian besar negara-negara di Asia dan Afrika yang masih dalam tekanan kemiskinan, perang, kolonialisme dan imperialisme.

Jalan Non Blok-nya Bung Hatta dibalik visi kesamaan derajad yang digaungkan di KAA Bandoeng menjadi sangat strategis. Indonesia menjadi pelopor untuk sebuah perubahan tata dunia baru saat itu. Nama Ir Soekarno jadi ikon penting negara-negara di Asia dan Afrika untuk keluar dari tekanan kolonialisme, imperialisme, kemiskinan dan peperangan.

Tahun 2015. Setelah 60 tahun berlalu, Konferensi Asia Afrika kembali akan diselenggarakan di Indonesia.

Meskipun berlangsung dalam situasi geopolitik global yang berbeda namun suasana konferensi kali ini tetap sama dengan yang lalu yakni terjadi pengelompokan kekuatan ekonomi politik global pada dua negara yakni Tiongkok (plus Rusia) dan AS.

Apapun sebutannya, dua kekuatan besar itu berusaha menancapkan jari-jari kolonialisme dan imperialisme gaya baru ke negara-negara di Asia dan Afrika lewat penguasaan kapital dan sumber daya alam.  Dalam konteks ini, ruh dan semangat Konfrensi Asia Afrika di Indonesia kali ini harusnya diletakkan.

Pertanyaannya, apakah ruh KAA di Bandoeng KAA itu mampu ditangkap? Dan mampukah diwujudkan?

Dulu, orang penting dibalik kesuksesan KAA Bandoeng adalah Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Soal visi dan integritas, kita tidak perlu memperdebatkannya. Ali adalah salah satu tokoh penting pergerakan menuju Indonesia Merdeka. Salah satu tokoh penting Partai Nasionalis Indonesia bentukan Bung Karno ini adalah salah seorang diplomat ulung yang pernah dimiliki Indonesia.

Perdana Menteri Ali membawa arah konferensi sesuai dengan visi besar Non Blok-nya Bung Hatta. Tidak condong ke Russia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau condong ke Amerika Serikat. Ali memikul beban mulia saat itu, membawa negara-negara yang tertindas saat untuk keluar dari lingkaran ketertindasan. Ini yang membuat AS dan Russia saat itu “kaget” dan “takut”.

KAA kali ini, Presiden Jokowi lewat Kepres No 3 Tahun 2015 menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ali Sostroamidjojo-nya perhelatan penting itu. “Panitia Nasional bertugas mengadakan persiapan dan penyelenggaraan KTT Asia Afrika Tahun 2015 dalam rangka Peringatan Ke-60 Konferensi Asia Afrika dan Peringatan Ke-10 New Asian-African Strategic Partnertship, pada bulan April 2015 di Jakarta dan Bandung dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat berjalan dengan aman, lancar, dan tertib,” begitu bunyi Pasal 2 Keppres tersebut.

Sebagai penanggung jawab, Luhut setidaknya harus paham dengan substansi dan arah KAA Bandoeng. Jangan sampai, KAA ini justru menjadi alat dan kepentingan asing untuk mendorong Indonesia dan negara-negara Asia-Afrika untuk condong ke AS atau Tiongkok plus Rusia. Bahasa singkatnya, Indonesia harus konsisten memilih garis dan visi Non Blok di tengah dua pengelompokan besar saat ini. Indonesia juga yang akan memelopori negara-negara Asia Afrika untuk tidak mengelompok dan menyerah atas desakan dan tekanan geopolitik AS dan Tiongkok plus Rusia.

Kalau dalam KAA ini akhirnya Indonesia ternyata memutus dan memilih untuk “bergabung” dengan kelompok tertentu, maka terjadilah sebuah kecelakaan besar sejarah.

Kita tunggu, apa yang akan terjadi…

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain