29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37284

Waspada, Warga Tangerang Meninggal Diduga Akibat Flu Burung

Jakarta, Aktual.co —Hantu wabah flu burung kembali mencuat. Dua warga Perum Puri Permata Taman Buah, Kelurahan Cipondoh berinisial N (40 tahun) beserta anaknya meninggal,  diduga tertular virus flu burung dari wilayah Bogor.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Iis Aisyah Rodiah mengatakan beberapa sebelum meninggal, ‘N’ melakukan kontak langsung dengan unggas yang mati.
Yakni saat korban bersama keluarganya pada tanggal 8 Maret 2015 berlibur ke rumah orang tuanya di Bogor yang memelihara banyak unggas. Saat itu, ada kejadian burung hantu yang dipelihara mati.
Sepulang dari Bogor itulah mulai terjadi rentetan kejadian nahas dialami keluarga N.
17 Maret, putra dari N yang berinisial M mengalami sakit panas dan dirawat di Eka Hospital lalu dipindahkan ke RS Persahabatan.
Kemudian pada tanggal 21 Maret, N pun mengalami sakit yang serupa dan dirawat di RS Husada Insani Tangerang.
Dalam proses perawatan tersebut, pada tanggal 24 Maret, N meninggal dan dimakamkan di TPU Sepajang keesokan harinya, 25 Maret.
Sehari kemudian, menyusul anak dari N yakni M yakni tanggal 26 Maret pukul 04.30 WIB, meninggal, dan telah dimakamkan di TPU Selapajang Jaya.
Kenahasan berlanjut. Kakak ipar M yang tinggal tidak jauh dari rumah orang tuanya pada 26 Maret juga meninggal dunia.
Kata Lis, langkah preventif untuk mencegah bertambah jatuhnya korban sudah dilakukan. Di antaranya dengan melakukan operasi pasar, dan juga membuat imbauan kepada masyarakat pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Ini wujud komitmen pemkot untuk terus melakukan edukasi dan komunikasi dengan masyarakat,” papar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Korban Flu Burung Tangerang Meninggal, Diduga Tertular Dari Bogor

Jakarta, Aktual.co — Dua warga Perum Puri Permata Taman Buah, Kelurahan Cipondoh dengan inisial N (40 tahun) beserta anaknya yang meninggal diduga tertular virus flu burung dari wilayah Bogor.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Iis Aisyah Rodiah di Tangerang, Jumat (27/3), mengatakan Bapak N yang merupakan Pegawai Imigrasi Cabang Kelapa Gading diketahui beberapa minggu sebelum meninggal telah melakukan kontak langsung dengan unggas yang mati.

Korban beserta keluarga pada tanggal 8 Maret 2015 berlibur ke rumah orang tuanya di Bogor dan disana diketahui ada berbagai macam unggas. Pada saat liburan tersebut, ada kejadian yakni burung hantu yang dipeliharanya mati.

Lalu, pada tanggal 17 Maret, putra dari Bapak N yang berinisial M mengalami sakit panas dan dirawat di Eka Hospital lalu dipindahkan ke RS Persahabatan.

Kemudian pada tanggal 21 Maret, Bapak N pun mengalami sakit yang serupa dan dirawat di RS Husada Insani Tangerang.

Dalam proses perawatan tersebut, pada tanggal 24 Maret, bapak N meninggal dan dimakamkan di TPU Sepajang tanggal 25 Maret.

Sehari berikutnya yakni tanggal 26 Maret pukul 04.30 WIB, anak bapak N meninggal juga dan telah dimakamkan di TPU Selapajang Jaya.

“Kakak Ipar Korban yang tinggal tidak jauh dari rumah orang tuanya pada 26 Maret juga meninggal dunia,” ujarnya.

Kini, pihaknya telah melakukan berbagai langkah preventif untuk mencegah timbulnya korban lebih jauh diantaranya dengan melakukan operasi pasar dan juga membuat imbauan kepada masyarakat pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

“Ini wujud komitmen pemkot untuk terus melakukan edukasi dan komunikasi dengan masyarakat,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Bersih-bersih Loyalis Ical, Pengamat: Kubu Agung Bisa Dihantam Balik

Jakarta, Aktual.co — Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, menyatakan konflik elite Partai Golkar jangan sampai melebar hingga ke tingkat DPD I dan DPD II, karena bisa membahayakan keutuhan partai tersebut.
“Kisruh elite Golkar jangan sampai melibatkan pengurus DPD tingkat I dan II Golkar masuk pada pusaran konflik ini,” kata Pangi, di Jakarta, Jumat (27/3).
Dia menegaskan sangat berbahaya adanya upaya elite Golkar membenturkan antara loyalis Aburizal Bakrie dengan loyalis Agung Laksono di daerah.
Menurut dia, saat ini yang terjadi adalah konflik elite pusat, sehingga jangan sampai menyeret arus elite Golkar di daerah lalu menjadi korban dari polemik di tingkat pusat.
Pangi juga menyatakan, berbahaya kalau kubu Agung Laksono ada upaya “membuang” dan plt-kan loyalis kubu ARB dan begitu juga sebaliknya.
“Kalau ini terjadi, bukan tidak mungkin akan muncul arus gelombang balik dan perlawanan dari pengurus DPD I dan DPD II terhadap pengurus pusat,” ujarnya.
Menurut dia, kubu Agung harus berhati-hati, karena aksi koboi saling membuang kader Golkar potensial di daerah bisa memunculkan gelombang mosi tidak percaya terhadap kepengurusan Agung Laksono.
Dia menyatakan gaya politik saling memecat dan menyingkirkan tidak baik dipertahankan, dan seharusnya diyakini tidak akan menyelesaikan persoalan namun justru semakin memperkeruh kondisi di Golkar.
“Bagaimana pun DPD golkar di daerah itu adalah kaki dan tangan yang harus dijaga dan dipelihara, bukan dibuang, dimusuhi atau dijadikan lawan politik oleh DPP Golkar,” katanya lagi.
Menurut dia, apabila nanti Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sudah memutuskan membatalkan tuntutan ARB, maka pengurus DPD Golkar di daerah secara otomatis mendukung kepengurusan Agung Laksono.
Dia menyarankan lebih baik kubu Agung menahan diri dulu untuk tidak merotasi, menyingkirkan dan merombak kepengurusan DPD Golkar daerah dan berniat “membuang” loyalis ARB.
“Saya yakin kalau peristiwa saling menyingkirkan benar-benar terjadi, secara tak langsung mempertinggi tempat jatuh kubu Agung Laksono,” katanya pula.
Pangi menyarankan agar para elit Golkar menunggu dan bersabar dulu sampai ada putusan PTUN.
Menurut dia, setelah ada putusan itu, dengan sendirinya pengurus DPD I dan DPD II loyalis ARB dan loyalis Agung akan segera merapat dan bersatu.

Artikel ini ditulis oleh:

Pemkot Tangerang Minta Kemenkes Tangani Flu Burung

Jakarta, Aktual.co —  Pemerintah Kota Tangerang, Banten, masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Kesehatan terkait adanya warga yang meninggal karena Flu Burung.
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dan juga Provinsi Banten terkait penanganan kasus tersebut.

“Sekarang lagi ditangani sama kementerian langsung,” katanya, Jumat (27/3).

Selain itu pihaknya juga terus mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Terus jaga kebersihan lingkungan, dan hindari kontak langsung dengan unggas yang mati mendadak,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Roostiwie mengatakan Kemenkes dan Dinkes sedang melakukan penelitian terkait riwayat penyakit almarhum dan juga terkait apakah ada kontak antara almarhum dengan unggas.

“Hasilnya, kita nunggu tes yang dilakukan Kemenkes,” ujarnya.

Perlu diketahui, dua warga Perum Puri Permata Taman Buah, Kelurahan Cipondoh dengan inisial N (40 tahun) beserta anaknya meninggal dengan gejala mirip Flu Burung.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan HM Subuh menuturkan meninggalnya kedua warga tersebut tidak bersamaan. Awalnya yakni bapaknya pada tanggal 24 Maret dengan riwayat yakni mengalami panas lalu sesak napas hingga akhirnya dirujuk ke RS.

Saat di RS, dokter yang merawat mengambil sampel darah dan diketahui hasilnya positif.

Sedangkan untuk anaknya yang berusia dua tahun, ternyata juga mengalami sakit yang sama hingga dirujuk ke RS Persahabatan dan meninggal hari ini pukul 4 pagi. “Hasil lab pun ternyata hasilnya positif,” katanya.

Dari kejadian tersebut, Kementerian Kesehatan dan juga dinas kesehatan serta dinas pertanian dan peternakan Kota Tangerang telah terjun ke lapangan untuk melakukan investigasi.

“Kita sudah melakukan investigasi ke lapangan tempat korban untuk identifikasi sumber dari penyebab adanya virus itu,” katanya.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan dan Dinkes Kota Tangerang akan melakukan pengawasan selama 14 hari sejak kejadian.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Teror Aceh, DPR: Itu Warning Terhadap Pemerintah

Jakarta, Aktual.co — Kasus penembakan terhadap tewasnya dua anggota TNI yang tengah bertugas di Aceh Utara memberi warning kepada pemerintah pusat bahwa di Aceh masih ada kelompok-kelompok sipil bersenjata.
Demikian disampaikan Ketua Komisi I DPR RI, Mahfuz Sidik saat berbincang dengan Aktual.co beberapa waktu lalu, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/3).
Menurut dia, ini yang harus dibuat clear apakah ini bagian dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang baru atau justru adanya kelompok-kelompok bersenjata baru.
“Yang jelas dari kasus ini memberi warning kepada pemerintah bahwa situasi keamanan di Aceh ini masih menyimpan potensi kerawanan yang serius,” serunya.
“Jadi isu separatisme ini menurut saya tetap harus diwaspadai, jangan sampai isu terorisme (ISIS) ini menggeser perhatian pemerintah terhadap potensi gerakan separatis,” tambahnya.
Ketika ditanyakan, apakah kasus ini dapat dikatakan pula sebagai warning bagi pemerintah pusat agar segera mensahkan turunan UU Pemerintahan Aceh?. Ia mengatakan belum mengetahui motif sebenarnya dari kasus tersebut.
“Saya belum tahu, karena belum terungkap apa motifnya, tetapi yang jelas komisi I masa sidang reses kemarin ke Aceh, kami menila bahwa persoalan Aceh ini belum sepenuhnya tuntas, dan bahkan kalau pemerintah tidak mencermati secara baik kita di komisi I mengkhawatirkan ke depan perkembangan Aceh justru akan makin menyulitkan hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah aceh,” tandas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Pintu Air Pasar Ikan Penjaringan Siaga II

Jakarta, Aktual.co — Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sejak pukul 00.00 WIB ketinggian air di Pintu Air Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara mulai naik hingga 200 centimeter atau berstatus siaga II. Ketinggian air di pintu air tersebut dikarenakan sejak malam tadi air laut pasang. 
Demikian disampaikan petugas piket Pusdalops BPBD DKI Jakarta, Desmanto, Jumat (27/3).
“Ketinggian air terus meningkat hingga pukul 06.00 mencapai 209 cm,” katanya.
Untuk diketahui batas ketinggian air di Pintu Air Pasar Ikan memasuki siaga III jika ketinggian mencapai 170 cm – 190 cm. Pintu Air memasuki siaga II jika ketinggian mencapai 200 cm – 249 cm. Sementara siaga I baru akan ditetapkan jika ketinggian air melebihi 250 cm.
Jika ketinggian air terus naik, sejumlah wilayah akan terkena dampak banjir. Wilayah yang kemungkinan terkena dampak adalah Jakarta Utara dan sebagian wilayah Jakarta Barat.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain