28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37298

Surat Perombakan Fraksi Diduga Ilegal, Kubu Agung Laksono Diadukan ke Polisi

Jakarta, Aktual.co — Kubu Agung Laksono akan dilaporkan ke kepolisian terkait dugaan surat palsu perombakan fraksi Golkar di DPR.
Hal ini dikatakan oleh politisi Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical), Bambang Soesatyo, di Gedung DPR, Kamis, (26/3).
“Katanya ada surat yang mengatasnamakan Fraksi Golkar. Saya cek ternyata tidak ada kop surat yang berkurang dan tidak ada surat yang keluar. Mereka membuat surat sendiri dan stempel sendiri. Ini ilegal,” kata Bambang.
Atas kejadian ini, Pihaknya akan melaporkan ke kepolisian karena dianggap sebagai pemalsuan dokumen.
“Ini akan kami laporkan ke pihak yang berwajib sama seperti laporan kami ke Bareskrim saat pemalsuan dokumen di Munas Ancol. Karena walaupun mereka sudah disahkan oleh Menkum HAM tapi mereka belum sah sepenuhnya, karena masih ada mekanisme pergantian fraksi lewat pimpinan sesuai aturan yang ada,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pulau Natuna Diklaim Tiongkok, Jokowi Diharap Tingkatkan Diplomasi

Jakarta, Aktual.co — Pemerhati masalah Laut Timor, Ferdi Tanoni mengharapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo terus meningkatkan diplomasinya soal posisi Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau yang kini diklaim Tiongkok sebagai bagian dari yuridiksi Republik Rakyat China (RRC).
“Saya melihat, klaim RRC atas Kepulauan Natuna itu mirip dengan cara Australia mengklaim secara sepihak gugusan Pulau Pasir (ashmore reef) di selatan Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, menjadi bagian dari yuridiksi negeri Kanguru,” katanya, di Kupang, Kamis (26/3).
Menurut Tanoni, Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo boleh mengatakan bahwa posisi Kepulauan Natuna jauh dari Negeri Tirai Bambu, sehingga klaim atas kepemilikan pulau tersebut bagai jauh panggang dari api.
“Letak Pulau Pasir dapat dicapai dengan perahu motor hanya dalam tempo empat jam dari Pulau Rote, namun tetap diklaim oleh Australia sebagai bagian dari yuridksinya. Padahal, jarak antara Pulau Pasir dengan Darwin di Australia Utara mencapai ratusan kilometer,” katanya.
Jatuhnya beberapa pulau terdepan Indonesia ke tangan asing, sebagai bukti bahwa Indonesia lemah dalam melakukan komunikasi internasional dengan negara-negara lain, serta lemah melakukan diplomasi untuk mempertahankan keutuhan NKRI yang telah diklaim pihak asing sebagai bagian dari yuridiksinya.
Tanoni mengatakan, kasus lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia serta lepasnya Timor Timur dari NKRI untuk kemudian membentuk diri sebagai sebuah negara merdeka, sebagai bentuk contoh lemahnya diplomasi Indonesia di fora internasional.
Kesalahan sesungguhnya yang perlu dicatat adalah ketika Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa membiarkan China melakukan klaim sepihak atas Zona Ekonomi Eksklusifnya (ZEE) sehingga mengakibatkan posisi Kepulauan Natuna jatuh ke dalam ZEE China.
“Hampir 85 persen wilayah Laut Timor yang kaya dengan migas itu akhirnya dikuasai oleh Australia. Jika diplomasi pemerintahan kita lemah, bukanlah tidak mungkin Natuna jatuh ke dalam yuridiksi China seperti jatuhnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia,” ujarnya.
China yang kini dengan sebutan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) itu, secara sepihak pada 2009 menggambar sembilan titik ditarik dari Pulau Spratly di tengah Laut China Selatan, lalu diklaim sebagai wilayah Zona Ekonomi Eksklusifnya. Pemerintah Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memprotes lewat Komisi Landas Kontinen PBB.
Garis putus-putus yang diklaim pembaruan atas peta 1947 itu membuat Indonesia berang. Padahal, RI sebenarnya berencana menjadi penengah negara-negara yang berkonflik akibat Laut China Selatan. Klaim yang mererpotkan enam negara ini dipicu kebijakan pemerintahan Partai Kuomintang (kini berkuasa di Taiwan) yang menafsirkan wilayah China mencapai 90 persen di Laut China Selatan.
Presiden Joko Widodo ketika diwawancarai Koran Yomiuri Shimbun menegaskan sembilan titik garis yang selama ini diklaim Tiongkok dan menandakan perbatasan maritimnya itu tidak memiliki dasar hukum internasional apapun.
Sebuah kajian ilmiah dari Malaysia menyebutkan Natuna secara sah seharusnya milik negeri Jiran. Namun, untuk menghindari konflik lebih panjang setelah era konfrontasi pada 1962-1966, maka Malaysia tidak menggugat status Natuna.

Artikel ini ditulis oleh:

Forum Maritim RI-Jepang Diharapkan Dukung “Clean Port”

Jakarta, Aktual.co — Pengamat kemaritiman Thamrin School of Climate Change and Sustainability Alan F. Koropitan berharap forum maritim yang dibentuk pemerintah Indonesia-Jepang bisa mendukung implementasi “clean port” atau pelabuhan bersih yang ramah lingkungan.

“Forum maritim yang dibentuk dengan Jepang itu bisa mendorong terciptanya ‘clean port’. Kita bisa belajar banyak dari Jepang yang sistem pelabuhannya sudah sangat baik,” kata Alan dalam diskusi bertema “Maritim dan Perubahan Iklim: Potensi dan Ancaman Kedaulatan” di Jakarta, Kamis (26/3).

Menurut dia, konsep “clean port” di Indonesia masih mengawang-awang di tengah mimpi pemerintah untuk membangun tol laut. Pasalnya, manajemen pelabuhan Indonesia masing tumpang tindih. “Kalau mau biar wewenangnya jelas ya kasih saja ke satu pihak, Pelindo misalnya, jadi bisa terpenuhi aspek-aspek yang dibutuhkan untuk jadi pelabuhan yang bagus,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Syafrudin mengatakan implementasi “clean port” bertujuan untuk membuat transportasi laut lebih efisien sekaligus berbahan bakar bersih. “Dengan mengimplementasikan ‘clean port’, bisa meminimalkan hingga 20 persen penggunaan bahan bakar. Di lain pihak, juga bisa mengurangi biaya kesehatan karena buruknya udara pelabuhan yang kotor,” katanya.

Menurut dia, belum ada pelabuhan di Indonesia yang menggunakan skema “clean port”, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.

“Tanjung Priok itu kapal yang kotor saja masih diterima, padahal di Tiongkok, Hong Kong atau Singapura sudah nolak kapal berbahan bakar kotor. Bahkan kapal Indonesia kadar belerangnya sudah mencapai 10.000 ppm yang punya andil besar sumbang karbon hitam dan karbondioksida,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengelola Klaim SUGBK Bisa Digunakan

Jakarta, Aktual.co — Lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, diklaim siap digunakan untuk pertandingan kualifikasi Piala AFC U-23, meski sebelumnya digunakan untuk konser boy band asal Inggris, One Direction.

“Semuanya hampir siap. Setelah konser, langsung dilakukan pembongkaran panggung dan pendukungnya. Jadi kami optimistis bisa digunakan,” kata Direktur Pembangunan dan Pengembangan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Raja Parlindungan Pane di Jakarta, Kamis (26/3).

Menurut dia, kesiapan lapangan di stadion terbesar di Indonesia itu juga, sudah dipantau langsung oleh perwakilan Federasi Sepak bola Asia (AFC). Mereka bahkan melihat secara langsung kondisi rumput yang beberapa hari terakhir tertutup “grass cover”.

“Perwakilan AFC meninjau lapangan pukul 15.40 WIB tadi. Mereka malam ini juga akan melihat langsung penerangan stadion,” kata Raja menambahkan.

Kondisi lapangan Stadion Utama GBK memang menjadi sorotan setelah digunakan untuk konser boy band, One Direction dua hari menjelang pertandingan. Rumput lapangan bahkan tertutup selama beberapa hari.

Dampak dari penggunaan stadion terbesar di Indonesia itu untuk konser, peserta kualifikasi Piala AFC U-23 yaitu Korea Selatan, Brunei Darussalam, Timor Leste dan tuan rumah Indonesia tidak bisa melakukan uji coba lapangan.

“Uji coba lapangan memang tidak ada. Yang jelas kami berusaha memberikan yang terbaik,” kata pria yang juga wartawan senior itu.

Sesuai dengan jadwal, lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Jumat (27/3) akan digunakan untuk dua pertandingan yaitu Korea Selatan melawan Brunei Darussalam dan tuan rumah Indonesia melawan Timor Leste.

Selanjutnya, pertandingan akan dilakukan Minggu (29/3) yaitu Timnas Indonesia melawan Brunei Darussalam dan Korea Selatan melawan Timor Leste. Pertandingan terakhir, Selasa (31/3) akan mempertemukan Indonesia melawan Korea Selatan dan Brunei Darussalam melawan Timor Leste.

Artikel ini ditulis oleh:

Bos Riau Airlines Bertanggungjawab Atas Tunggakan Pajak Rp 80 Miliar

Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama Riau Airlines (RAL) diminta bertanggungjawab penuh atas tunggakan pajak sebesar Rp80 miliar kepada Kanwil Pajak Riau-Kepulauan Riau dan tidak membebankannya kepada Pemerintah Provinsi Riau jika Badan Usaha Milik Daerah itu tidak mampu membayarnya.

“Ini tanggungjawabnya tentu yang melaksanakan kegiatan yang tentunya BUMD itu. Kita tanya dulu kalau memang tidak bisa tanggungjawab kenapa?” Kata Ketua Komisi C DPRD Riau Aherson di Pekanbaru, Kamis (26/3).

Lebih jauh disampaikannya jika ternyata ada indikasi curang tidak membayar pajak, penggelapan itu kemana perginya tentu harus dipertanyakan. Menurut dia jika itu kesalahan manajemen, maka tentu manajemen bertanggungjawab.

Akan tetapi, lanjut dia, apabila itu merupakan konsekuensi atas kesalahan manajemen dan Dirjen Pajak mendesak Pemprov Riau yang bayar, perlu dikaji dulu. Karena memang, kata dia, Perusahaan BUMD yang bertanggungjawab adalah pemerintah. “Tapi kan ada direkturnya, kita panggil dulu direkturnya, ada apa tunggakan pajak sebesar itu,” tambahnya.

Terkait tengah giatnya Pemerintahan Jokowi-JK dalam memaksimalkan penerimaan pajak, dia sepakat tunggakan RAL itu harus dibayar. Namun, kata dia, Dirjen pajak perlu memberi surat itu dulu ke Pemprov Riau dan dipelajari oleh DPRD.

RAL sendiri saat ini sudah beberapa tahun tidak beroperasi dan aset pun semuanya sudah tergadai. Direksi menyatakan langkahnya adalah menunggu investor yang mau menanamkan modal untuk menghidupkan perusahaan penerbangan itu.

Dikatakan Aherson, untuk menunggu investor itu perlu jangka waktu dan proses yang tidak sembarangan. Investor akan melanjutkan RAL apabila dipandang memiliki nilai ekonomis. “Kalau tidak, mana ada yang mau, utang harus diselesaikan dulu,” imbuhnya.

Direktur Utama RAL, Teguh Prianto, pada rapat dengar pendapat Dengan Komisi C akhir Januari lalu menyatakan perusahaan penerbangan yang dipimpinnya masih punya nilai jual meskipun sudah tidak beroperasi sejak 2010 dan dinyatakan pailit pada 2012 tapi sedang proses peninjauan kembali. “RAL masih punya nilai jual karena belum dicoret di Kementerian Perhubungan, jadi masih punya nama. Bahkan sudah ada dari Malaysia yang menelpon untuk jadi investor. Tinggal setuju atau tidak pemegang saham,” katanya saat itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Penembakan Dua Anggota TNI di Aceh Diduga Bermotif Ekonomi

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Nasir Djamil membantah jika peristiwa penembakan terhadap dua anggota TNI di Aceh Utara, sebagai bentuk warning kepada pemerintah pusat agar segera mengesahkan turunan Undang-Undang Pemerintah Aceh (UU PA).
Ia menduga, penembakan yang mengakibatkan tewasnya dua anggota Kodim 0103 Lhokseumawe, lantaran masalah perekonomian.
“Ini motif lebih pada ekonomi karena hari ini kejahatan dan peredaran narkoba di Aceh masif dan melibatkan banyak pihak. Belum lagi kalau kita bicara tentang ladang ganja di Aceh,” kata Nasir, di ruang Fraksi PKS, lantai III Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (26/3).
“Jadi sepertinya mafia dan gembong narkoba merasa terusik dengan kerja dari kepolisian dan TNI,” imbuhnya.
Sehingga, sambung dia, kasus penembakan itu adalah bentuk perlawanan yang dilakukan mafia ganja, narkoba di Aceh. Untuk itu, hal ini harus disikapi serius oleh pemerintah pusat dan TNI-Polri di daerah.
“Tentu cara-cara seperti ini sangat biadab. Culik, kemudian bunuh dan melempar tubuh orang itu dengan tak gunakan pakaian di tempat tidak layak. Ini jadi teguran bagi aparat kepolisian dan TNI di sana untuk bisa melawan kejahatan, melawan mafia narkoba dan ganja di Aceh,” tandas politisi PKS yang berasal dari daerah pemilihan Aceh tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Berita Lain