Freeport dan Newmont Bikin Repot, Pemerintah Tabrak Terus UU Minerba
Jakarta, Aktual.co — Sikap PT Freeport dan PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) tidak membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (Smelter) sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang minerba merupakan sebuah pelanggaran dan pembangkangan terhadap undang-undang. Hal ini menambah rentetan masalah bangsa.
“Perpanjangan ijin ekspor yang terus menerus diberikan oleh pemerintah kepada Freeport dan Newmont adalah bukti sah penjajahan ekonomi oleh nekolim yang harus dilawan,” ujar direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Rabu (25/3).
Menurutnya, penjajahan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terus menurus. Papua dan Nusa Tenggara Barat dengan jumlah penduduk miskin tinggi adalah wujud dari eksploitasi tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh Freeport dan Newmont.
“Dua perusahaan asing yang menjadi penjajah ekonomi kita dan sayangnya didukung oleh pejabat negara,” tambahnya.
Menurutnya, kuatnya para penjajah itu semakin ditopang oleh lemahnya pemerintah, dan munculnya Soekarnois gadungan. Mulut bicara Soekarnois tapi fakta kebijakan neolib.
“Presiden Jokowi sebaiknya segera mewujudkan janjinya terkait Trisakti bung Karno, jangan hanya jadi celotehan tak bermutu. Bangsa ini sekarang butuh figur-figur Soekarnois sejati untuk bisa melawan penjajahan ekonomi yang terus memiskinkan rakyat,” terangya.
Dirinya juga meminta agar Freeport dan Newmont pergi dari Indonesia jika keberadaan ke-2 perusahaan ini tidak membawa manfaat kesejahteraan bagi bangsa dan negara.
“Biarkan bangsa Indonesia mengolah sendiri hasil bumi. Silahkan bawa para pejabat negara ini yang sudah menjadi antek-antek kapitalis,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















