25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37339

Vaksinasi Musiman Bisa Berikan Perlindungan dari Virus Flu Burung?

Jakarta, Aktual.co —Sebuah studi baru menunjukkan vaksinasi flu musiman memberikan sedikit perlindungan  dari virus flu burung.
 
Peneliti dalam studi tersebut mengamati 28 orang yang telah menerima suntikan flu tahunan sejak tahun 2007 lalu, dan mengukur tingkat antibodi mereka, yang merupakan protein dalam sistem kekebalan tubuh yang mengikat patogen untuk membuat mereka tidak berbahaya.
 
Para peneliti secara khusus melihat 83 antibodi yang dikenal untuk mengikat ‘H3N2’, flu yang termasuk dalam vaksin flu musiman.

Mereka menemukan, bahwa sebagian kecil dari antibodi ini sekitar tujuh persen mampu mengikat virus flu H7N9, dimana flu burung yang pertama kali muncul di Tiongkok pada tahun 201.  Sejauh ini, virus tersebut telah  menyerang ratusan orang dengan tingkat kematian sekitar 30 persen.
 
Namun demikian, cara itu tidak diketahui apakah tingkat antibodi terlihat pada peserta penelitian akan cukup untuk memberikan perlindungan penuh terhadap infeksi H7N9.

“Saya menduga bahwa vaksinasi dengan vaksin flu musiman tidak akan sepenuhnya melindungi dari H7N9, tetapi jika mereka divaksinasi tidak terinfeksi virus, ini ‘reaktif’ antibodi dapat meningkatkan kondisi mereka. Misalnya, dengan mengurangi berapa lama mereka sakit atau bagaimana mereka sakit,” urai Profesor Kedokteran dari University of Chicago, Patrick Wilson,

Studi tersebut juga menemukan, bahwa dari tujuh  persen dari antibodi yang terikat H7N9, mampu sepenuhnya menetralisir virus. Kemudian, para peneliti memberi antibodi ini pada tikus sebelum menginfeksi tikus dengan dosis mematikan yakni virus H7N9. Tikus yang mendapat antibodi selamat, tapi tikus yang tidak mati karena infeksi.
 
Alasan lain, bahwa beberapa antibodi yang mampu menetralisir kedua virus flu musiman dan virus flu burung kemungkinan besar karena antibodi ini mengikat ‘batang’ dari virus flu.

“Jika kita bisa berhasil menemukan antibodi ini, kita bisa memiliki vaksin influenza yang lebih baik,” kata Wilson.

Artikel ini ditulis oleh:

DPRD: Penggunaan CSR di DKI Harus Diaudit BPK

Jakarta, Aktual.co —Dana corporate social responsibility (CSR) yang digunakan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membiayai pembangunan di Jakarta harus diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana, mengatakan penggunaan dana CSR juga tidak boleh tumpang tindih dengan program yang sudah dianggarkan di APBD. 
“Jangan sampai ada duplikasi anggaran. Program yang sudah di-‘ cover’ APBD tetapi dimintakan CSR nya kembali, itu tidak boleh,” kata politisi PKS yang akrab disapa Bang Sani itu, usai menemui Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, di DPR RI, Senayan, Rabu (25/6).
Ujar Sani, dana CSR hanya boleh digunakan apabila terjadi kekurangan anggaran untuk pembangunan. Lebih lanjut Sani mengatakan, jika Pemprov DKI ingin menggunakan dana CSR sebagai penambahan dana dalam anggarannya, maka itu harus tertera dalam neraca pemerintah agar bisa audit BPK.
“Dana CSR itu diperbolehkan tetapi laporannya harus benar-benar masuk ke dalam neraca pemerintah yang dapat diaudit oleh BPK, supaya masyarakat juga tidak khawatir dan curiga terhadap pengelolaan dana CSR nanti,” ucap dia.
Sani mengaku mendengar di Riau Barat juga menggunakan dana CSR untuk membangun ruang-ruang kelas di sekolah. Lalu untuk DKI, menurut dia, mungkin dapat digunakan untuk taman, atau normalisasi waduk. “Boleh-boleh saja, asal dapat diaudit penggunaannya,” ucap dia.
Februari lalu, Pemprov DKI dapat gelontoran dana hibah dari pendiri Tahir Foundation, Dato Sri Tahir. Tak tanggung-tanggung, orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes itu memberi dana hibah sebesar Rp1 miliar. 
Dia tak sendirian. Ada enam perusahaan lain yang juga menggelontorkan dana secara bersama. Yakni, Intiland Rp1 miliar, PT Hanson International Tbk Rp1 miliar, Pulau Intan Rp1 miliar, Sioengs Group Rp1 miliar, Modern Group Rp 1 miliar, dan PT SGB Rp1 miliar. Jadi total, DKI mendapat kucuran dana hibah sebesar Rp7 miliar.
Ahok mengatakan uang itu akan dipakai membeli genset dan pompa penyedot untuk penanganan banjir Jakarta. “Bantuan tidak berupa tunai, tapi Rp7 miliar yang ditransfer ke rekening untuk langsung beli genset,” kata Ahok, (18/2) lalu.
Sambung dia, “Misal kami repot di APBD lagi, nanti buat beli genset langsung masuk aset (DKI).”
Bukan kali pertama Tahir memberi sumbangan ke Pemprov DKI di masa kepemimpinan Ahok. Sebelumnya, Tahir Foundation sudah pernah menyumbang 10 bus TransJakarta, walaupun hingga kini belum bisa beroperasi lantaran terbentur aturan Kementerian Perhubungan di urusan berat kendaraan.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Mabes Polri Bidik Tersangka Selain Denny Indrayana

Jakarta, Aktual.co — Mabes Polri pastikan akan membidik tersangka baru dalan kasus payment gateway. Dalam perkara ini, bekas Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Charliyan mengaku akan jerat tersangka lain dalam kasus layanan program paspor secara elekronik. Dia menyakini bahwa unsur swasta terlibat dalam kasus yang mengakibatkan kerugian negara sebesar 32 milyar itu.
“Tersangkanya bukan satu (hanya Denny) tapi tidak menutup kemungkinan ada tersangka lainnya. Akan merembet ke yang lain,” tegas Anton, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/3).
Mantan Wamenkum HAM Denny Indrayana dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Andi Syamsul Bahri, Selasa (10/1/2015). Dalam laporan LP/166/2015/Bareskrim, Denny dilaporkan atas dugaan korupsi saat masih menjabat sebagai Wamenkum HAM.
Denny disangkakan pasal 2 jo pasal 3 UU RI No 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Payment gateway, merupakan layanan jasa elektronik penerbitan paspor yang mulai diluncurkan Juli hingga Oktober 2014. Namun, belum lama diluncurkan, Kementerian Keuangan merespons layanan tersebut belum berizin dan kemudian dibekukan layanan tersebut lantaran diduga adanya penyimpangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Polri: Sebelum ‘Proyek Payment Gateway’, Ada Paspor Simfoni

Jakarta, Aktual.co — Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Charliyan menyebut, sistem pembayaran paspor secara online sudah ada sebelum bekas Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengusulkan poyek ‘payment gateway’.

Anton menjelaskan, proyek pembayaran paspor secara online tersebut terindikasi korupsi karena Kemenkumham sebelumnya sudah memiliki layanan pembayaran paspor secara online yang mirip dengan ‘payment gateway’.

Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi, Anton mengatakan para staf di Kemenkumham sebelumnya sudah mengingatkan pada Denny di dalam rapat kalau proyek semacam itu sudah pernah ada.

“Sebelumnya sudah diingatkan apabila proyek ini dilaksanakan akan kurang menguntungkan karena sudah ada proyek serupa,” kata Anton di Mabes Polri, Rabu (25/3).

Dia mengatakan, proyek pembayaran paspor secara online sebelumnya bernama Simfoni dan sudah dijalankan selama satu tahun. Menurut dia, dalam Simfoni tersebut pembayaran paspor juga dilakukan secara elektronik dan prosesnya lebih memudahkan ketimbang payment gateway.

Bahkan, dalam Simfoni seseorang tidak perlu mengeluarkan berbagai macam biaya untuk membuat paspor. “Sebelumnya ada proyek Simfoni, yang tidak memungut biaya para pembuat paspor. Dari keterangan mereka (staf), Simfoni ini lebih simpel dari gateway,” ujar Anton.

Dalam proyek payment gateway usulan Denny, ada dana yang berasal dari pungutan para pembuat paspor sebesar Rp 605 juta disamping biaya pembuatan paspor yang masuk pendapatan negara bukan pajak senilai Rp 32 miliar lebih.

Menurut dia, sejumlah staf di Kemenkumham merasa kecewa ketika proyek tersebut tetap dijalankan. Namun demikian, Anton belum bisa menjawab perihal masalah teknis sistem pembayaran paspor online Simfoni dan kelanjutan proyek tersebut.

Denny ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam menyalahgunakan wewenang yang menyuruh melakukan dan memfasilitasi proyek payment gateway. Dalam proyek tersebut Denny menguntungkan dua vendor bernama PT Nusa Inti Arta (Doku) dan PT Vnet Telekomunikasi Indonesia (Vnet) yang menampung dana proyek sebesar Rp 32 miliar lebih dalam rekening untuk beberapa lama sebelum diserahkan ke bendahara negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Walhi: Perizinan Pengelolaan Air Akibatkan Krisis Air

Jakarta, Aktual.co —  Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai perizinan pengelolaan sumber daya air kepada pihak swasta mengakibatkan krisis air karena pemanfaatan airnya yang tidak terkontrol langsung dari sumber mata air.

“Kita krisis air karena banyak izin pengelolaan air yang diberikan kepada swasta. Ambil contoh saja di dalam perkotaan banyak izin-izin yang diberikan untuk bagaimana memanfaatkan air tanah atau ada yang kemudian mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan masyarakat,” kata Manajer Kampanye Walhi Nasional Edo Rakhman, Jakarta, Rabu (25/3).

Menurutnya, pengelolaan sumber daya air harus mengutamakan kepentingan masyarakat daripada swasta sehingga kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat bisa terpenuhi.

“Seharusnya model pengelolaan air kita adalah mementingkan masyarakat dulu dibandingkan untuk kepentingan usaha apalagi dikuasai oleh pihak swasta,” ujarnya menanggapi krisis air yang mulai dialami masyarakat.

Ia mengatakan krisis air terutama di kota-kota besar bisa terjadi bukan karena krisis sumber airnya melainkan pengelolaan sumber daya air yang tidak tepat sehingga menjadi kendala distribusi air yang mencakup seluruh warga.

“Kemudian krisis di kota-kota bisa saja kita tidak krisis sumber airnya, bisa saja kita krisis pengelolaannya sampai tidak bisa terdistribusi dengan baik kepada masyarakat,” tuturnya.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah harus mengevaluasi perizinan yang dikeluarkan untuk pihak swasta mengelola atau memanfaatkan sumber daya air sehingga tidak terjadi eksploitasi sumber daya air.

“Misalnya, terlihat kelompok usaha atau badan usaha atau kelompok swasta sekalipun yang menguasai air dan lebih dipergunakan untuk kepentingan bisnisnya itu saya kira itu harus dilihat kembali terutama kan bagaimana pemerintah harus mengelola kemudian harus mendistribusikannya dengan baik kepada masyarakat,” katanya.

Krisis air bukan hanya krisis secara sumber daya seperti air tanah tetapi juga krisis pendistribusiannya kepada masyarakat sampai terjadi pengurangan porsi untuk kebutuhan masyarakat, lanjutnya.

Menurutnya, jika pemerintah sejak awal mengelola sumber daya air dengan baik dan berkelanjutan maka tidak akan terjadi krisis air di level pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.

“Ini persoalannya adalah karena pemerintah lebih mementingkan pemberian izin kepada pihak dunia usaha atau swasta sehingga dengan keinginan mereka sendiri untuk mengelola sumber daya air itu,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah dapat mengelola sumber daya air dan memperhatikan pemanfaatan air oleh pihak swasta sehingga kebutuhan air untuk masyarakat luas tercukupi.

“Kalau misalnya pemerintah secara baik, secara betul mengelola air itu harus lebih dulu mementingkan kepentingan masyarakat kalau dunia usaha dan swasta kan lebih mementingkan kepentingan bisnisnya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Menkeu Bambang Sambut Baik Rekomendasi OECD Soal Kebijakan Ekonomi

Jakarta, Aktual.co — Organization for Ecinomic Corporation and Development (OECD) hari ini mengadakan forum regional di Jakarta sekaligus memberikan rekomendasinya mengenai kebijakan ekonomi dan pendidikan di Indonesia. Forum tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) OECD, Angel Gurria, Menteri Keuangan,  Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan, Anies Baswedan.

Sekjen OECD, Angel Gurria mengatakan bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang cukup baik selama satu dasawarsa, namun tingkat pertumbuhan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, hal tersebut tercermin dalam permintaan internasional dan melambatnya pertumbuhan investasi karena harga komoditas yang lebih rendah.

“Harus terus dilakukan perbaikan dalam ekonomi Indonesia, harus lebih transparan. Meningkatkan kerangka kerja peraturan dan penanganan masalah korupsi, beberapa peraturan kelembagaan pemerintah telah menghambat pembangunan ekonomi dan sosial,” ujar Gurria dalam konferensi pers di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (25/3).

Selain itu, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro juga berharapp agar rekomendasi yang dilakukan OECD dapat bermanfaat bagi peningkatan kerjasama Indonesia dengan OECD. Khususnya di bidang knowledge platform OECD yang dibangun berdasarkan best practice dan pengalaman dari berbagai negara.

“Khususnya di area perpajakan, tata kelola pemerintahan yang baik, promosi dan kebijakan investasi,” pungkasnya.
 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain