GP Ansor Prihatin KPK Sita Masjid Guru Para Ulama NU
Jakarta, Aktual.co — Ketua Gerakan Pemuda Anshor Pusat, Munadi Herlambang, menyayangkan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang ikut menyita Masjid Syeikhona Mohammad Kholil, terkait kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) mantan Ketua DPRD Bangkalan, Fuad Amin Imron.
Adanya penyitaan tersebut, sebagaimana diungkapkan Fuad Amin usai menjalani persidangan, di pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (24/3).
“Kita sebagai warga NU sangat prihatin dengan penyitaan masjid sang guru para ulama NU Syaikhona Khoil atau Ra Kholil,” ujar dia, ketika berbincang dengan Aktual.co, Selasa (24/3).
Menurut dia, semestinya lembaga pimpinan Taufiquerahman Ruki itu lebih cermat dalam menelisik hasil korupsi tindak pidana korupsi yang diduga dilakukan Fuad Amin.
Ia mengatakan, perlu dipahami pula tradisi bangsa, dimana terbuka bagi siapapun yang ingin membantu pembangunan tempat ibadah. “Jangan memakai prinsip ‘sapu bersih’ terhadap kekayaan para tersangka korupsi,” kata dia.
Munadi sendiri, berkeyakinan dengan kecerdasan penyidik KPK, pasti mampu memilah hal yang substantif atau tidak.
Meski demikian, Ia kembali menegaskan, bahwa Masjid tersebut bukanlah milik Fuad Amin melainkan milik seluruh umat.
“Dan masjid tersebut bukan milik Fuad Amin sendiri namun milik umat muslim di madura pada khususnya dan umat muslim indonesia secara luas,” kata dia.
Tersangka suap gas alam di Bangkalan Fuad Amin Imron menyesalkan penyitaan sejumlah aset leluhur yang diduga berasal dari korupsi oleh KPK. Salah satunya, masjid yang berusia 90 tahun, Masjid Syaichona Cholil.
“Terpuruk saya. Aset moyang saya dari tahun 1925 dirampas. Harta keluarga besar, terutama milik teman-teman, dirampas dan disita juga. Masjid Syaifuna Cholil disita karena tanahnya atas nama saya, termasuk bangunan di atasnya,” ujar Fuad usai mengikuti sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (23/3).
Masjid tersebut berlokasi di daerah Martajasa, Bangkalan. Di dalam masjid, terdapat makam leluhur Bangkalan bernama Syaifuna Cholil. “Masjid mbah saya, itu keramat,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby
















