31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37427

Menkes Nila: Tidak Ada Malapraktik di RS Siloam

Jakarta, Aktual.co — Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan tidak ada malapraktik dalam kasus kematian dua pasien pascasuntikan obat anestesi Buvanest Spinal di RS Siloam Karawaci, Tangerang.

“Pemeriksaan oleh Komite Keselamatan Pasien tidak menunjukkan adanya malapraktik tapi kita tetap memberikan peringatan terhadap RS tersebut,” ujar Menkes ketika menggelar jumpa pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (23/3).

Peringatan diberikan karena pihak RS Siloam dinilai lambat dalam melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan setempat maupun ke Kementerian Kesehatan.

Namun terkait kasus kekeliruan penyuntikan obat anestesi yang menewaskan dua pasien, Menkes menyatakan tidak ada kesalahan prosedur.

“RS telah memiliki SOP (prosedur standar operasional). Penyiapan obat dan pemberian obat telah dilakukan sesuai dengan SOP,” kata Menkes.

Namun untuk mencegah kasus serupa, Kemenkes telah membuat surat edaran ke seluruh RS mengenai perihal tertukarnya isi obat anestesi Buvanest Spinal itu dengan asam traneksamat yang berfungsi untuk mengurangi pendarahan.

Sejauh ini, tidak ada laporan kasus serupa dari RS lain di seluruh Indonesia.

Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Akmal Taher menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa menjatuhkan sanksi kepada RS Siloam karena tidak terbukti ada pelanggaran dalam penanganan pasien.

“Sanksi itu diberikan kalau terjadi pelanggaran, jadi kalau tidak terjadi pelanggaran kita tidak bisa menjatuhkan sanksi. SOP sudah ada dan diikuti, kita tidak dapat menjatuhkan sanksi,” ujarnya.

Dua pasien di RS Siloam meninggal dunia setelah mendapatkan suntikan Buvanest Spinal sebelum melakukan operasi.

Salah satu pasien perempuan meninggal merupakan pasien untuk operasi caesar sedangkan pasien pria lainnya adalah pasien urologi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

DPR Belum Terima Koordinasi Pemerintah Terkait Blok Mahakam

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengaku bahwa hingga saat ini belum mendapatkan kordinasi dari Pemerintah terkait nasib Blok Mahakam di Kalimantan Timur.

“Saya belum terima info apa-apa dari pemerintah,” ujarnya singkat saat ditemui di Hotel Acacia, Jakarta, Senin (23/3).

Ia menegaskan hingga saat ini, pihaknya  belum juga menerima koordinasi dari Pemerintah ataupun Pertamina untuk membahas pengelolaan blok migas tersebut. “Sampai sekarang pemerintah belum sampaikan apa-apa tentang blok mahakam, faktanya gitu,” katanya.

Menurutnya, setidaknya ada tiga hal yang harus disampaikan Pertamina kepada pemerintah yang kemudian baru disampaikan kepada parlemen.

“Proposal Pertamina harusnya masuk dulu, Pertamina harus sampaikan proposal terkait ketersediaan dana, kemampuan tenaga, dan rencana kerja. Jadi kalau ini (proposal) oke maka Menteri tidak bisa katakan tidak oke,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

PBB: Konflik di Yaman Bisa Berubah Jadi Perang Saudara

Jakarta, Aktual.co —  Utusan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Jamal Benomar menyerukan, agar semua pihak yang bertikai di Yaman menyelesaikan konflik secara damai. Jamal menyeruhkan hal tersebut agar tak menjadi perang saudara.

“Kesimpulannya, saya mendesak semua pihak di tengah meningkatnya ketegangan untuk menghargai gravitasi dari situasi dan meningkat dengan menghentikan semua permusuhan dan menahan diri dari provokasi dan menggunakan kekerasan,” kata dia, dalam sebuah video, demikian dikutip Aljazeera, Senin (23/3).

Jamal berpendapat, bila langkah-langkah perdamaian tak diambil maka hal tersebut bakal berujung ke arah kekerasan yang lebih jauh.

Berdasarkan laporan pewarta Aljazeera di kota New York, pernyataan yang disampaikan di markas besar PBB itu untuk memperingati situasi yang saat ini terjadi di Yaman.

“Yaman bisa berubah menjadi sesuatu dari Irak-Libya-Syria kombinasi,” kata dia. (Laporan: Wisnu Yusep)

Artikel ini ditulis oleh:

Pengamat: Mendikbud Harus Instropeksi Terkait Buku Radikalisme

Jakarta, Aktual.co — Buku Pendidikan Agama Islam berisi materi radikalisme di Jombang harus menjadi pintu masuk koreksi dan introspeksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa institusi terkait.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif MAARIF Institute Fajar Riza Ul Haq di Jakarta, Senin (23/3).

“Lolosnya ajaran ekstrem yang membolehkan membunuh orang berbeda keyakinan dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam untuk SMA/MA/SMK merupakan fenomena gunung es,” katanya.

Tuntutan koreksi itu, kata Fajar, semakin mendesak seiring menguatnya pengaruh Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/ISIS) di Indonesia. Permasalahan ini serius karena ISIS tidak boleh mendapatkan lahan subur untuk berkembang di Tanah Air.

“Sebenarnya tim penyusun buku lembar kerja Pendidikan Agama Islam di Jombang itu sekadar memindahkan materi dari buku induk atau babon terbitan Kemendikbud 2014. Jadi pihak pusat yang melakukan kekeliruan, di samping tentunya tidak ada sikap kritis dari kalangan guru di daerah. Bagusnya mereka menyaring, tidak langsung ‘copy paste’,” kata Fajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Agama, lanjut dia, harus segera berkoordinasi menyamakan langkah-langkah strategis mengantisipasi meluasnya paham-paham ekstrem di sekolah.

“Kedua institusi ini perlu mengevalusi pembinaan guru-guru, terutama yang terlibat dalam penyusunan bahan ajar,” katanya.

Bagi Fajar, menulis buku ajar keagamaan perlu dengan kacamata kritis terhadap sejarah. Akan sangat berbahaya jika guru sendiri justru sumber masalahnya dan menyosialisasikan paham-paham ekstrem yang berlawanan dengan semangat welas asih.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Pengacara Asyani: Tuduhan Jaksa Tak Pernah Muncul di Persidangan

Jakarta, Aktual.co — Pengacara nenek Asyani 63 tahun, Supriyono menyebut, apa yang dituduhkan oleh jaksa penuntut umum terhadap kliennya tidak pernah muncul dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Situbondo.
“Kan yang didakwakan adalah hilangnya kayu milik perhutani di petak 43 F, tapi persidangan tidak pernah muncul bagaimana kayu dari petak 43 F itu sampai ke Bu Asyani,” kata Supriyono kepada wartawan di sela-sela rehat sidang kelima kasus itu di Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur, Senin (23/3).
Dia mengatakan, sampai sekarang belum terungkap fakta mengenai apa peran dari Asyani, apakah sebagai pencurinya, pemilik kayu atau yang mengangkut.
“Itu tidak pernah disebutkan. Kalau misalnya membeli, membeli dari siapa? Ini kan hanya klaim dari yang hanya katanya dari Pak Cipto. Bagaimana proses dari petak itu ke rumah Bu Asyani tidak tahu,” kata dia.
Karena itu, dia mengaku yakin Asyani tidak bersalah. Apalagi dia memiliki bukti simpanan sisa kayu milik Asyani yang tiga batang dibawa ke persidangan. Kayu-kayu yang terlihat sudah kering karena dipotong sudah sekitar lima tahun lalu itu meyakinkan bahwa kayu milik Asyani berbeda dengan milik perhutani.
Sementara setelah sidang sempat diskors ekitar 30 menit kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan anggota Polsek Jatibanteng Dwi Agus Pratikno yang ikut petugas Perhutani saat penyitaan kayu di rumah Cipto, tempat kayu milik Asyani digergaji menjadi sirap.
Selanjutnya adalah mendengarkan keterangan Hartono, saksi ahli dari bagian kehutanan, Dinas Pertanian Pemkab Situbondo.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Megawati Sebut Lee Kuan Yew Mentor

Jakarta, Aktual.co — Mantan Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengenang mantan Perdana Menteri Republik Singapura Lee Kuan Yew sebagai sahabat bahkan sudah seperti mentornya.
“Beliau sudah seperti mentor saya sendiri,” ucap Megawati dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (23/3).
Ketua Umum PDI Perjuangan ini menyampaikan rasa duka mendalam, dan menyebut setiap pertemuan dengan Lee penuh persahabatan. 
Dirinya mengenang Lee sebagai sosok yang mengagumi Bung Karno. Bahkan, pada suatu kesempatan Lee menyatakan merasakan bagaimana perjuangan Bapak Bangsa Indonesia mendirikan negara yang begitu besar, plural, dan secara geografis sangat luas. 
“Membangun Singapura yang kecil saja tidak mudah, apalagi membangun Indonesia yang begitu besar. Saya bisa merasakan sulitnya Bung Karno mendirikan Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bersatu”, kata Lee dalam suatu kesempatan, sebagaimana dikutip Megawati. Tidak hanya itu, Megawati pun menyatakan banyak menyerap saripati perjuangan yang dilakukan almarhum Lee Kuan Yew.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain