30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37438

Megawati Marwah dan Pengatur Dinamika PDIP

Jakarta, Aktual.co — Pengajar politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi menilai, tidak banyak partai politik yang mampu menjaga dinamika internalnya dalam kerangka menjaga marwah dan ideologi politik, seperti PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.
“Marwah dan ideologi PDI Perjuangan, setidaknya di internal tertib terjaga,” kata Muradi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (22/3).
Menurut dia, wacana sejumlah pihak, termasuk salah satunya berupaya menjauhkan trah Soekarno dari PDI Perjuangan, merupakan bagian dari skema melemahkan marwah dan ideologi partai moncong putih tersebut.
Bahkan, sambungnya, survei persepsi dari sebuah lembaga survei menegaskan hasilnya bahwa PDI Perjuangan akan baik-baik saja apabila tidak dipimpin oleh figur dari trah Soekarno.
Padahal, kata dia, secara organisasi, partai dengan marwah dan ideologi politik yang kuat akan mampu menstimulasi keberhasilan memperjuangkan kepentingan rakyat dalam skema sistem demokrasi.
Dengan kata lain, kata dia, harus dilihat bahwa dinamika politik internal PDI Perjuangan adalah bagian dari menjaga marwah dan ideologi partai.
“Harus dihormati pilihan kader moncong putih tersebut untuk memilih kembali Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDI Perjuangan pada kongres mendatang, karena itu bagian dari praktik demokrasi internal,” ujarnya.
Memilih kembali Megawati sebagai ketua umum PDI Perjuangan pada kongres April 2015 nanti, kata dia, harus dipahami sebagai bagian dari menjaga marwah dan ideologi partai, karena sampai saat ini langkah tersebut dinilai berhasil karena PDI Perjuangan merupakan salah satu partai dengan regenerasi politik yang sangat baik.
“Figur Pak Jokowi, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan lainnya adalah buah dari proses tersebut,” ujarnya.
Di tangan Megawati pula, lanjut dia, PDI Perjuangan mampu menjaga partai dari sejumlah turbulensi politik sejak era Orde Baru hingga saat ini. Ada pergeseran peran yang diambil oleh Megawati selama menjadi ketua umum.
Pergeseran peran tersebut dalam 10 tahun terakhir membuka ruang bagi kader-kader muda potensial menduduki jabatan strategis politik, baik di internal maupun eksternal.
“Langkah ini diambil oleh Megawati karena berbasis pada marwah dan ideologi partai, sehingga warna, karakter dan kultur partai tidak rusak dan hilang. Dengan kata lain, regenerasi politik dan pembaruan kontrak politik di internal harus dapat menjaga marwah dan ideologi partai. Tanpa kedua hal tersebut, partai politik akan terjebak pragmatisme dan berpotensi menghancurkan peran partai politik itu sendiri di mata publik,” demikian Muradi.

Artikel ini ditulis oleh:

Rupiah Diprediksi Berpotensi Melemah

Jakarta, Aktual.co — Laju Rupiah pekan lalu kembali melemah seiring dengan kembali menguatnya laju Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang, antara lain Yuan, AUD, hingga EUR. Rupiah yang sebelumnya menguat dalam beberapa hari terakhir kembali terkapar meski tidak terlalu dalam.

“Selain itu, penguatan laju Dolar AS pun sesuai dengan perkiraan kami sebelumnya, dimana meski kami mengharapkan laju Rupiah berlanjut naik, namun dengan mulai melemahnya laju minyak mentah dapat membuka peluang penguatan Dolar AS,” ujar kepala riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Pada Senin (23/3) laju Rupiah diperkirakan Reza berada di bawah target level support 13.015, yakni Rp13.100-13.060 (kurs tengah BI). Menurutnya, pelemahan laju Rupiah masih dimungkinkan jika laju Dolar AS kembali mengalami peningkatan.

“Apalagi jika mata uang lainnya belum ada sentimen positif maka potensi penguatan laju Dolar AS pun dapat kembali terjadi. Tetap cermati dan antisipasi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

MA Putuskan Kasus Penipuan Saham yang Diduga Dibekingi Oknum Jenderal

Malang, Aktual.co — Kasus antara Hardi Soetanto dan Valentina suami istri asal Kota Malang setidaknya pernah menggemparkan dunia penegakan hukum di kota Malang, pasalnya, praktek makelar kasus dan mafia hukum sempat terkuak dalam perjalanan kasus ini tahun 2013 silam.
Bahkan, kala itu, AKBP Teddy Minahasa Putra yang menjabat sebagai Kapolres Malang Kota, mengakui ada lima oknum jendral dari unsur TNI dan Polri yang berusaha membekingi sengketa ini.
Meski tidak terlihat secara langsung keterlibatannya, setidaknya dalam kasus pidana pemalsuan surat ini, ada para oknum jendral yang meminta tolong agar Teddy menutup kasus itu, sedangkan disisi lain ada oknum Jendral pula yang ingin kasus ini segera dituntaskan. Hingga saat ini nama itu masih dirahasiakan oleh Teddy Minahasa.
Kasus ini ternyata memasuki babak baru setelah Mahkamah Agung dalam putusan kasasinya No 142/Pid.B/2013 Januari 2015 lalu memutus Hardi Soetanto bersalah. Dalam sidang dengan hakim ketua Ardtidjo Alkoetsar ini, Hardi harus diputus pidana 6 bulan penjara karena terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pemalsuan surat.
Kuasa Hukum Valentina, Sutrisno, mengatakan, pihaknya mendesak kepada Kejaksaan Negeri Kota Malang, agar segera mengeksekusi putusan MA ini. “Karena sudah ada putusan kami minta kepada Kejaksaan agar segera melakukan eksekusi,” kata Sutrisno, Minggu (22/3) di Malang, Jawa Timur.
Kasus ini berawal saat Valentina menjabat direktur Hardlent Medika Husada yang berkantor di Jalan Galunggung Kota Malang. Ia melaporkan suaminya Hardi karena memberikan keterangan palsu dalam akta pernyataan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) PT Hardlent Medika No 17 Tertanggal 17 Maret 2012.
Pada Akte yang dibuat oleh Notaris Eko Cahyono, ini Hardi Soetanto namanya tercantum sebagai pemegang saham, namun ia tidak pernah menyetor modal kepada perusahaan tersebut.
Hardi sempat dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Negeri Malang, dan dibebaskan dari jerat hukum. Karena kala itu, banyak makelar kasus di tubuh pengadilan, maka Valentina menganggap putusan itu jauh dari keadilan.
“Sangat terasa sendiri ada aroma makelar kasus waktu itu, akhirnya proses berlangsung hingga hakim Ardjito yang terkenal bersih memutus Hardi bersalah,” tegas Sutrisno.
Terpisah Mantan Kapolres Malang Kota Kombes Pol Teddy Minahasa, menyambut gembira putusan MA tersebut. Ia menegaskan dari awal menangani kasus ini dirinya sudah mencium aroma mafia hukum dan makelar kasus selama penyidikan.
“Ada beberapa Petinggi Polri (Jendral) yang mengintervensi saya waktu itu,” kata Teddy Minahasa.

Artikel ini ditulis oleh:

Petani Gunung Kidul Kembangkan Buah Srikaya

Jakarta, Aktual.co — Petani di Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan tanaman buah srikaya jenis Si Nyonya Tua sebagai salah satu usaha meningkatkan pendapatan.

Kepala Desa Tegalrejo, Sugiman, mengatakan masyarakat menanam srikaya di lahan pekarangan yang selama ini kurang dimanfaatkan untuk tanaman itu.

Lahan yang digunakan untuk menanam srikaya merupakan lahan kritis atau wilayah yang selama ini tidak bisa dikembangkan. Luas tanah paling banyak untuk tanaman srikaya berada di Dusun Tengklik.

“Paling luas, usaha pengembangan buah srikaya di Dusun Tengklik yang mencapai tujuh hektare. Rata-rata dalam satu hektare menghasilkan lima ton srikaya,” katanya di Gunung Kidul, Minggu (22/3).

Ia mengatakan awalnya srikaya jenis Si Nyonya Tua itu hanya sebagai tanaman pagar. Namun demikian oleh karang taruna setempat dikembangkan menjadi komoditas unggulan daerah tersebut.

“Saat ini hampir semua warga di sekitar wilayah Tegalrejo menanam srikaya,” katanya.

Dia mengatakan budi daya tanaman oleh masyarakat ini tidak hanya di sekitar rumah tetapi juga ladang. Ke depan pihaknya akan meningkatkan luas lahan penanaman srikaya.

“Warga bersama karang taruna berupaya untuk mengembangkan srikaya jenis Si Nyonya Tua menjadi tanaman unggulan,” kata Sugiman.

Ia mengatakan srikaya jenis Si Nyonya Tua memiliki kelebihan dibandingkan srikaya jenis lainnya yakni ukuran dan tekstur daging lebih banyak.

“Satu buahnya ada yang mencapai enam ons, harganya Rp12.000 per kilogram,” kata dia.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul, Badingah mendukung upaya Pemerintah Desa Tegalrejo mengembangkan tanaman buah srikaya dan ke depan diharapkan daerah itu menjadi sentra buah srikaya.

“Ke depan diharapkan pengembangan srikaya ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Badingah.

Artikel ini ditulis oleh:

Presiden Tunisia Akui Gagal Melakukan Pengamanan di Museum

Jakarta, Aktual.co — Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi mengatakan kegagalan pengamanan menyebabkan serangan maut di museum nasional negara itu, yang dinyatakan kelompok Negara Islam (IS) dilakukan pihaknya, hingga menyebabkan 21 pelancong asing tewas.

“Ada kegagalan, yang berarti bahwa polisi dan intelijen tidak cukup sistematik dalam memastikan keamanan museum itu,” kata Essebsi kepada mingguan “Paris Match”, Minggu (22/3).

Duapuluh satu orang, duapuluh di antaranya wisatawan asing, terbunuh akibat dua pria bersenjata menyerbu Museum Nasional Bardo di ibu kota negara, Tunis, pada Rabu.

Namun, Essebsi menekankan bahwa pasukan keamanan “bereaksi sangat efektif untuk secara cepat mengakhiri serangan di Bardo, tentunya mencegah jatuhnya lebih banyak korban tewas jika teroris-teroris itu berhasil meledakkan sabuk-sabuk (berisi perlengkapan) bunuh diri”, katanya seperti dikutip laman Paris Match.

Pada Rabu (18/3), dua pria bersenjata mengincar para turis yang sedang mengunjungi museum dan menewaskan 21 orang, termasuk seorang polisi Tunisia.

Para wisatawan yang kehilangan nyawa itu terdiri dari empat warga negara Italia, tiga warga Jepang, tiga dari Prancis, tiga warga Polandia, dua warga dari Spanyol, dan masing-masing satu warga Kolombia, Australia-Kolombia, Inggris, Belgia dan Rusia.

Artikel ini ditulis oleh:

Napi Lapas Pamekasan Menjadi Pengendali Narkoba di Jatim

Jakarta, Aktual.co — Seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terungkap mengendalikan peredaran narkoba di Jatim dari dalam penjara.

“Pengendali peredaran narkoba di Lapas Pamekasan itu berinisial D,” kata Kapolres Sampang AKBP Yudho Nugroho Sugianto, Minggu malam (22/3).

Keberadaan napi Lapas Pamekasan berinisial D yang menjadi pengendali peredaran narkoba di Jatim itu terendus, setelah tim Satuan Narkoba Polres Sampang berhasil menangkap bandar sabu-sabu atasnama Adi Harja (40), warga Banjar Sogian Kecamatan Tandes Kota Surabaya, beberapa hari lalu.

Dari penangkapan Adi, terungkap bahwa pengendali peredaran narkoba di Jawa Timur selama ini oleh seorang napi yang kini dipenjara di Lapas Narkotika Klas IIA Pamekasan.

Adi tertangkap petugas Polres Sampang yang menyamar sebagai pembeli dan mengatur pertemuan di SPBU Bancelok Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.

Saat itu, polisi langsung menangkap tersangka ketika keduanya hendak melakukan transaksi.

Namun Adi berhasil kabur, dan baru tertangkap lagi beberapa hari kemudian.

“Yang bersangkutan berhasil kami tangkap di Taman Bungkul Kota Surabaya,” kata Yudho Nugroho lagi.

Selanjutnya dari bandar narkoba Adi Harja inilah, terungkap bahwa dia dikendalikan oleh napi di Lapas Narkotika Pamekasan berinisial D melalui telepon seluler, setiap hendak melakukan transaksi.

Setiap kali berhasil melakukan transaksi, Adi mendapatkan imbalan sebesar Rp1 juta.

Selain menangkap tersangka Adi, polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti dari tangan tersangka.

Barang bukti itu, berupa satu plastik klip putih yang di dalamnya berisi narkoba jenis sabu-sabu seberat 15,12 gram, satu unit telepon seluler, serta satu unit mobil warna hitam dengan nopol L 5474 KI, dan sebuah STNK.

Tersangka Adi Harja dijerat dengan pasal 114 ayat 2, dan pasal 112 ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman mati, pidana seumur hidup, atau paling singkat 6 tahun penjara dan paling lama 20 tahun penjara.

“Selain itu, tersangka juga terancam pidana denda Rp10 miliar,” kata Kapolres Sampang AKBP Yudho Nugroho Sugianto pula.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain