29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37455

Pewaris Lunpia Semarang Berjuang Agar Terdaftar di UNESCO

Semarang, Aktual.co —Pewaris ‘dinasti’ pembuat lunpia akan perjuangkan panganan khas Kota Semarang, Jawa Tengah itu jadi warisan budaya nasional Indonesia.
Si pewaris dari generasi ke-5 dinasti lunpia Semarang, Meliani Sugiato, mengatakan upaya itu dilakukan menyusul langkah protes yang dilakukannya terhadap Pemerintah Malaysia di Kedubes Jakarta. Pasalnya, negeri jiran itu mengklaim lunpia jadi warisan budayanya.
Untuk itu, Meliani yang juga merupakan generasi ke-3 dari dinasti lunpia Mataram, bertekad agar lunpia tercatat sebagai warisan budaya tak berbenda ke badan dunia, UNESCO.
Wanita yang akrab disapa Cik Meme itu juga bakal membranding nama ‘Lunpia Delight’ sebagai makanan yang siap bersaing di tengah-tengah serbuan makanan luar.
“Karena Lunpia sebagai makanan harus sejajar dengan makanan dari luar negeri,” kata dia, saat ditemui di gerainya di Jalan Gajah Mada No.107, Semarang, Sabtu (21/3).
Ditegaskan dia, jajanan khas Semarang itu bukanlah makanan baru. Melainkan sudah ada sejak tahun 1870.
Pembuat Lunpia bahkan memiliki silsilah dinasti Lunpia Family di Semarang. Tutur Meme, generasi pertama dipelopori Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi sebagai pasangan suami isteri yang berdagangan kue jajanan di pasar.
Setelah itu, lahir generasi kedua Lunpia Semarang yaitu Siem Gwan Sing dan Tjoa Po Nio pada tahun 1930. Lalu di tahun 1960, oleh ketiga puteranya lahirlah generasi lunpia ke-3. Pedagang lunpia yang paling menonjol di Kota Semarang, yaitu Lunpia Gang Lombok dipelopori Siem Swie Kiem, Siem Swie Hie sebagai pendiri Lunpia Pemuda Mbak Lien, serta puteri beliau Siem Hwa Nio sebagai perintis berdirinya Lunpia Mataram.
“Sampai sekarang ke tiga lunpia itu masih berdiri kokoh dan dikenal oleh masyarakat pencinta lunpia, baik yang berada di Semarang dan sekitarnya. Bahkan hingga wisatawan domestik maupun mancanegara,” cerita Cik Meme.

Artikel ini ditulis oleh:

Syarief Bantah Pencalonan SBY Jadi Ketum Memutus Regenerasi Demokrat

Jakarta, Aktual.co —Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan membantah anggapan bahwa pencalonan Ketua Umum oleh Soesilo Bambang Yoedhoyono merupakan pemutusan regenarasi partai. Dia beralasan regenarasi total tidak bisa dilakukan partainya secara cepat, demi menjaga kestabilan.
“Anggapan itu keliru. Proses regenerasi tidak bisa secara instan,” ujar Syarief, di Jakarta, Sabtu (21/3).
Dia mengklaim, proses regenarasi sebenarnya sudah berjalan di Demokrat, dengan membuka peluang bagi kader muda untuk menunjukkan kemampuan kepemimpinannya. “Anggota DPR sudah orang baru, pengurus kami juga kebanyakan anak muda,” ucap dia.
Kendati demikian, sambung dia, regenerasi di Demokrat masih harus dilakukan secara bertahap dan tidak bisa dilakukan  total. “Kalau masih ada yang senior ya tidak bisa diserahkan semua (ke yang muda), ada prosesnya. Regenarasi total tidak mungkin karena regenarasi juga harus disiapkan juga oleh senior. Kalau total nanti partai tidak stabil,”  ujar dia.
Terkait bakal adanya rival SBY jelang kongres partai Demokrat, Syarief meminta semua pihak menunggu saja perhelatan itu. “Kita lihat di kongres tapi saat ini dapat dipastikan semua kader yang memiliki suara inginkan SBY jadi ketua umum, kita lihat saja nanti,” kata dia.
Diakui Syarif, dirinya khawatir partainya mengalami nasib serupa dengan Golkar yang terbelah jadi dua. Meski dia yakin Demokrat saat ini sangat solid, sehingga kejadian serupa tak akan terjadi di partai berlogo bintang mercy itu.
“Kami tidak berprasangka, kami hanya khawatir karena sudah ada contoh golkar tentunya kami tidak ingin itu terjadi dengan partai Demokrat tapi harapan kami mudah-mudahan tidak terjadi dan kami tekankan bahwa partai demokrat sangat solid. Kami yakin itu dapat diatasi sekalipun ada pihak luar yang mencoba ingin melakukan itu,” ujar dia.
Untuk antisipasi, ucap dia, semua kader menginginkan SBY bersedia menjadi ketua umum kembali. Dipimpin SBY, Syarief yakin Demokrat akan bangkit dan menjadi parpol pemenang di pemilu 2019. “Hampir dipastikan smua kader PD dari seluruh Indonesia menginginkan kepemimpinan SBY lima tahun kedepan, artinya dapat dipastikan tidak ada satu wacana apapun dari kader selain untuk mendorong dan mendukung SBY jadi ketua umum, ” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Fadli Zon: Campur Tangan Pemerintah Menambah Ruwet Konflik Internal Partai

Jakarta, Aktual.co —Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berpendapat politik keberpihakan pemerintah dalam urusan internal partai justru semakin  menambah masalah. Kata dia, pemerintah harusnya tidak terlibat dalam satu politik keberpihakan terhadap salah satu kubu atau kelompok. “Kemudian mengacak-ngacak partai, di mana partai itu tidak termasuk dalam koalisi,” ujar Fadli, di Jakarta, Sabtu (21/3).
Menurutnya, situasi akan kondusif jika pemerintah tidak terlalu jauh mengintervensi dua partai politik yang berseteru, yaitu Golkar dan PPP.
Jika kemudian dari perpecahan partai itu memunculkan partai baru, Fadli berjanji DPR akan meninjau sesuai Undang-Undang yang ada. “Saya kira kalau parpol jelas sudah ada 10 yang ada di parlemen kalau mungkin nanti ada partai baru satu atau dua, kita lihat sesuai undang-undang nya,” ucap dia.
Sebelumnya, pendapat senada juga disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi.
Menurut dia, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly telah mengorbankan kepentingan publik dengan buat keputusan di konflik internal partai PPP dan Golkar.
Dalam konflik internal partai, kata dia, Yasonna seharusnya tidak ikut campur dan membiarkan parpol menyelesaikan sendiri masalahnya. “Biarkan saja mereka adu jotos, itu kepentingan mereka sendiri,” ucap mantan juru bicara Presiden Abdurahman Wahid itu, di Jakarta, Selasa (17/3).
Ikut campurnya MenkumHAM di konflik internal partai pun dianggap hanya demi kepentingan sesaat saja, tanpa memikirkan akibat jangka panjangnya. Yakni kerapuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena Adhie berpendapat satu-satunya elemen yang dapat mengikat NKRI saat ini adalah partai politik. Sehingga bila parpol dipecah belah, maka akan terjadi kerapuhan NKRI hingga ke tingkat daerah.
“Kalau sudah begitu yang diuntungkan adalah para pemodal asing, mereka tidak perlu lagi minta izin ke pemimpin pusat partai politik ketika ingin mengembangkan usahanya di sebuah daerah, cukup langsung ke tingkat dewan perwakilan daerah saja,” ujar dia. 
Sambung dia, sikap Menkumham mengobok-obok permasalah internal partai semakin menunjukkan kalau dia tidak memiliki pengalaman politik, baik di tingkat global ataupun nasional. Sehingga menyepelekan konflik PPP dan Golkar tanpa memikirkan masalah yang akan terjadi dalam jangka panjang.
“Menkumham hanya memikirkan keuntungan yang sifatnya jangka pendek. Misalnya penggunaan hak interpelasi dan angket tidak jalan, lalu dapat dukungan kuat parlemen. Tapi Menkumham tidak  memikirkan dampak jangka panjangnya, di mana melihat kondisi saat ini masyarakat bisa semakin anti dengan parpol,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Jelang Konser One Direction

Ratusan warga antre dalam penukaran tiket untuk menyaksikan konser tour dunia dari boyband “One Direction” di Hall A Senayan, Jakarta, Sabtu (21/3/2015). Boyband yang beranggotakan Niall Horan, Zayn Malik, Liam Payne, Harry Styles dan Louis Tomlinson akan menghibur para penggemarnya selama kurang lebih dua jam. Sejumlah lagu hits akan mereka bawakan seperti ‘Story of My Life’, ‘You and I’, ‘Midnight Memories’, ‘What Makes You Beautiful’, ‘One Thing’. Konser akan diadakan 4hari mendatang di Senayan, Jakarta. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Akses Pasar Cipulir Terendam Banjir

Sejumlah Pengunjung pasar cipulir nampak terpaksa menerobos banjir di arena Parkir Pasar Cipulir, Jakarta, Sabtu (21/3/2015). Meski aktifitas pasar cipulir tetap buka, namun pengunjung kesulitan mencari tempat parkir. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Fadhli Zon: PP 99/2012 Diskriminatif

Jakarta, Aktual.co —Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta pemerintah untuk merevisi atau mencabut Peraturan Pemerintah nomor 99 tahun 2012.
Lantaran dia menilai PP yang mengatur tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksana Hak Warga Binaan Pemasyarakatan yang memperketat remisi dan pembebasan bersyarat bagi terpidana kejahatan luar biasa itu, sangat diskriminatif terhadap narapidana koruptor. 
Menurutnya, pengecualian itu bisa melanggar hak asasi manusia (HAM) narapidana itu sendiri. Sebab remisi merupakan bagian dari hak narapidana. Sehingga narapidana yang sudah dijatuhkan hukuman, berhak diberlakukan sama dengan narapidana lain yang berlatar belakang kasus apapun yang dituduhkan kepada mereka. 
“Kalau berkelakuan baik ya bisa dapat remisi. Kalau ingin ada pengecualian, saya kira ini bisa melanggar HAM dari narapidana sendiri,” ujar Fadli di Jakarta, Sabtu (21/3).
Tapi, ujar Ketua umum Partai Gerindra itu, PP 99/2012 justru mempersulit narapidana kasus korupsi untuk mendapat pengurangan masa hukuman. “Remisi kan hak semua narapidana, jadi harus diberikan,” ujar dia.
Sambung dia, regulasi yang dibuat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu seperti memperketat koruptor untuk mendapat remisi. 
Dimana narapidana kasus korupsi baru bisa mendapat remisi asal mematuhi persyaratan, yakni bekerja sama dengan penegak hukum untuk membongkar jaringan korupsinya. Yang bersangkutan juga harus mengembalikan semua aset negara yang telah dicuri.
Menurut Fadli, regulasi tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Dalam aturan itu disebutkan, seluruh narapidana berhak mendapatkan remisi. “Sehingga aturannya tumpang tindih,” ujar dia.
Oleh sebab itu, dia mengusulkan pemerintah agar merevisi atau bahkan mencabut PP Nomor 99/ 2012.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain