30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37505

Menko Perekonomian Klaim Impor Gula Tidak Rugikan Negara

Jakarta, Aktual.co — Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku tidak ada masalah di dalam kebijakan impor gula. Sampai saat ini dirinya tidak melihat adanya indikasi potensi kerugian negara.

“Tidak ada cerita itu (kerugian negara),” tegas Sofyan di pelataran gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/3).

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah meminta Menko Perekonomian untuk memperbaiki kebijakan terkait impor tersebut. Perbaikan itu dilakukan sesuai dengan tugas pencegahan KPK.

“Nggak ada apa-apa, ini cerita tentang perbaikan kebijakan. Kan KPK melakukan beberapa kajian produk yang penting,” jelasnya.

Untuk itulah, KPK mengundang beberapa kementerian untuk melakukan kajian.

“Jadi KPK adalah melakukan studi untuk memberi impulse kepada pemerintah untuk perbaikan sistem,” tukasnya.

Seperti diketahui, hari ini Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, serta Irjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih, melakukan pertemuan untuk membahas hasil kajian KPK perihal kebijakan impor gula.

Sebelumnya, pada 2012 permasalahan mengenai kasus pajak impor gula memang sempat mencuat. Kasus itu sendiri dilaporkan oleh Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ke KPK.

Ketika itu, Bambang Widjojanto yang masih menjabat sebagai Wakil Ketua KPK mengatakan, pihaknya akan mendalami terkait kasus yang diduga menyeret nama mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan dan wakilnya Bayu Krisnamukti tersebut.

“(Kasus) Impor gula, saya belum tahu soal itu. Kasih kesempatan saya akan tanyakan dan diskusi,” ujar Bambang.

Dia menambahkan, jika laporan tersebut masuk ke KPK, maka kewajiban lembaga pemberantasan korupsi untuk menelusurinya.
“Kalau sudah dapat (pengumpulan bahan keterangan) memang layak dipublikasikan,” jelasnya.

Untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut, KPK terlebih dahulu akan melakukan kajian. Berikutnya, jika ditemukan keterangan yang belum lengkap, maka akan dikembalikan pihak pelapor.

Lalu langkah lanjutannya akan kembali dilakukan kajian sebelum dinaikkan statusnya menjadi penyelidikan berdasarkan Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ekonom: BI Harus Intervensi Terhadap Tingginya Permintaan Dolar

Jakarta, Aktual.co — Ekonom dari Universitas Katolik Widaya Mandira (Unwira) Kupang Dr Thomas Ola Langoday mengatakan Bank Indonesia perlu melakukan intervensi guna mengendalikan tingginya permintaan dolar AS yang menjadi pemicu terjadinya pelemahan nilai mata uang rupiah.

“Fluktuasi harga barang di pasar terjadi karena adanya ‘supply and demand’, sementara dalam konteks nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, demand dolarnya lebih besar dari pada supply, sehingga perlu adanya intervensi dari BI sebagai bank sentral,” katanya di Kupang, Kamis (19/3)

Dekan Fakultas Eknomi Unwira Kupang mengatakan hal tersebut ketika ditanya soal solusi efektif yang perlu dilakukan pemerintah dalam menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS yang hingga saat ini masih bertengger di posisi Rp13.000 lebih.

Langoday mengatakan nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 116 poin menjadi Rp13.039 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.155 per dolar AS.

Dolar AS jatuh setelah Bank Sentral AS (The Fed) memberikan sinyal belum akan menaikkan suku bunga lebih cepat, sehingga memberikan momentum bagi mata uang utama dunia, termasuk rupiah bergerak menguat.

Menurut Langoday, intervensi yang dilakukan oleh BI sebagai topangan bagi mata uang rupiah untuk bergerak melanjutkan penguatan lebih tinggi terhadap dolar AS. Dengan demikian, tambahnya, rupiah yang jauh dari nilai fundamentalnya kembali menikmati momentum penguatan.

Selain intervensi berupa membatasi masuknya dolar AS ke pasaran, BI juga harus memperkuat cadangan devisa untuk mencegah permainan para spekulan di pasar valuta asing yang memanfaatkan kondisi pelemahan terhadap nilai tukar rupiah. “Spekulan di pasar modal Indonesia masih cukup banyak sehingga mempengaruhi kondisi bursa jangka pendek,” katanya.

Selain aksi dari BI untuk melakukan intervensi, pemerintah harus memiliki cadangan devisa khususnya dolar, sehingga saat terjadi depresiasi, bisa dengan mudah mengantisipasinya. Menurut dia, nilai kurs rupiah terhadap dolar AS bisa diturunkan sampai posisi Rp10.500 per dolar, jika ada cadangan devisa dolar yang mencapai miliara untuk melakukan operasi pasar.

Pertanyaannya, apakah pemerintah memiliki cadangan sebesar itu, seperti Yuan (mata uang Tiongkok) yang kembali stabil hanya karena cadangan devisa dolar mereka sangat banyak dengan dukungan produk ekspor global mereka yang merajai dunia saat ini. Itu artinya, kata Langoday, produk industri mereka memiliki keunggulan bersaing sangat tinggi di dunia.

“Jangan salahkan faktor pasar atau resiko sistematis untuk pelemahan rupiah saat ini, tapi salahkan faktor resiko unik atau resiko faktor fundamental ekonomi kita yang tidak berorientasi ekspor,” ujarnya.

“Coba anda bayangkan, dulu kita impor barang-barang mewah. Tapi sekarang kita impor bahan-bahan pokok. Ketika dolar AS naik masyarakat bawah yang paling merasakan dampaknya,” katanya menambahkan.

Ia mengatakan pelemahan rupiah menyebabkan kesenjangan semakin melebar, karena biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akan bertambah meningkat. “Karena itu, intervensi dari BI sangat diperlukan untuk menguatkan nilai rupiah terhadap dolar AS, sekaligus untuk mengembalikan kepercayaan pasar terhadap mata uang rupiah,” demikian Thomas Ola Langoday.

Artikel ini ditulis oleh:

Produk Kuliner Sertifikasi ‘Halal’ di Selandia Baru

Jakarta, Aktual.co — Ketika menginjakan kaki di negeri orang, selain untuk menjelajahi keindahan alam negara setempat, biasanya, kuliner di negara tersebut, menjadi salah perburuan wisatawan atau turis ketika berada di luar negeri.

Namun sayangnya, tak semua sajian kuliner di negara setempat, tidak bisa dinikmati oleh wisatawan Muslim, sebelum melihat logo sertifikasi “Halal” di produk tersebut.

Namun demikian, New Zealand (Selandia Baru) di mana warganya yang beragama Islam hanya sejumlah kurang dari 2 persen dari total penduduknya.  Sertifikasi halal diterapkan bisa turis Muslim temukan di beberapa restoran atau supermaket di Selandia Baru.

Meskipun terlihat sulit untuk diidentifikasi logo ‘Halal’ tersebut, karena secara visual kadang tidak terlihat berbeda. Misalnya, tidak semua daging yang dijual di supermarket di Selandia Baru disiapkan sesuai dengan ritual keagamaan hukum Syariah.

Bahkan, produk tertentu mungkin mengandung bahan-bahan yang biasa digunakan oleh penduduk lokal seperti alkohol atau produk dari hewan yang dilarang secara syariah.

Dengan kata lain, Anda perlu tahu apa yang harus dicari dan apa yang harus dihindari ketika mendapatkan produk atau bahan masakan saat berada di negara orang.

Berikut tips-nya mencari makanan berlogo halal :
Di Selendia Baru, ada kode global ‘Halal Status E-Codes’ atau ‘E-Numbers’ yang tertera di produk di rak-rak supermarket.

Menurut laman Wikipedia, beberapa negara telah menggunakan kode ini pada setiap produk. Negara-negara itu tersebut adalah negara-negara Uni Eropa termasuk Austria , Belgia , Bulgaria , Siprus , Republik Ceko , Denmark , Estonia , Finlandia, Perancis , Jerman , Yunani, Hungaria , Irlandia , Italia , Latvia , Lithuania , Luksemburg , Malta , Belanda , Polandia , Portugal , Rumania , Slowakia , Slovenia , Spanyol , Swedia , dan Inggris Raya.

Sementara itu, untuk di kawasan Timur Tengah, ada negara seperti Arab Serikat Teluk, termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Australia, New Zealand dan Israel telah melakukan sertifikasi ‘Halal’ pada produk yang dijual kepada masyarakatnya.

Artikel ini ditulis oleh:

IAFMI: Pelabuhan Cilamaya Harus Dikaji Menyeluruh Benefit, Eksisting dan Impact-nya

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan diminta untuk mengkaji ulang mengenai lokasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Jawa Barat. Pasalnya, di lokasi tersebut terdapat area operasional anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang terancam terganggu akibat pembangunan tersebut.

Direktur Eksekutif Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) Edwin Badrusomad mengatakan, hal tersebut dapat membahayakan pipa-pipa milik PHE ONWJ.

“Kalau bicara soal bahaya, persoalannya tentu dengan pipa yang ada di sana. Walaupun tentu sebenarnya secara engineering bisa ditangani juga, cuma kompleksitas engineering nya aja yang menjadi kendala,” kata Edwin di Jakarta, Kamis (19/3).

Menurutnya, meskipun faktor kompleksitas engineering itu bisa ditangani dan di survey, namun tetap saja dengan dibangunnya Pelabuhan Cilamaya itu bukan berarti tidak menimbulkan persoalan.

“Banyak hal yang harus disiapkan di awal. Untuk supaya hal itu tetap bisa dikembangkan, jadi memang engineering diawalnya harus kuat. Bahwa persoalan resiko dengan pipa-pipa yang ada itu memang cukup besar,” ujar dia.

Untuk solusi dari permasalahan tersebut, Edwin menilai bahwa hal itu bergantung pada hasil evaluasi. Pemerintah harus dapat mengevaluasi segala aspek-aspek yang menjadi bahan pertimbangan.

“Saya pikir kalau soal itu tergantung dari evaluasinya, benefitnya apa. Bicara soal tempat itu kan bicara soal ekonomis dan lain-lain. Ibarat mau membangun area perumahan di daerah yang rawa, itu kan tergantung kita evaluasinya apa. Kalau misalnya itu memang harus di sana secara ekonomis atau secara geo posisi itu perlu di sana, tetapi nilainya secara keuangan mungkin besar. Tapi benefitnya juga besar, keputusan itu bisa saja diambil,” ungkapnya.

Meski begitu, lanjut dia, tentunya aspek eksisting harus dilihat dan dilihat impact-nya. Evaluasi di awal itu harus betul-betul matang. Efeknya, resikonya harus dilihat.

“Mungkin yang harus jadi pertanyaan besarnya, alasan ekonomis dan alasan politisnya apa sih sehingga dibangun di situ. Kalau memang secara makro itu memang ekonomis di sana, yah kita harus lihat secara umum. Apa yang harus dilakukan,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Noorsy: Kebijakan Pemerintah Atasi Anjloknya Rupiah Belum Sentuh Akar Masalah

Jakarta, Aktual.co — Pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy menilai paket kebijakan stabilitasi ekonomi yang diberlakukan Pemerintah dan  Bank Indonesia guna mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belum menyentuh akar persoalan.

“Akar persoalan dari pelemahan nilai tukar rupiah terletak pada perang dagang dan persaingan moneter dunia yang sangat ketat,” kata Ichsanuddin Noorsy pada diskusi “Rupiah Terpuruk dan Dampaknya Bagi Perekonomian Indonesia” di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (19/3).

Menurut Noorsy, guna mengatasi hal ini, Pemerintah harus teliti dan cermat menyikapinya sehingga nilai tukar rupiah tidak semakin melemah.

Noorsy melihat, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang menerapkan strategi masing-masing berdampak pada sejumlah negara, termasuk Indonesia yang mengalami pelemahan nilai tukar rupiah.

“China dengan strategi yang jitu dengan memanfaatkan momentum defisit perdagangan AS, sektor riilnya mampu mengimbangi perdagangan sektor keuangan sehingga menguatkan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS,” katanya.

Sedangkan bagi Indonesia, menurut dia, meragukan sektor riilnya mampu mengimbangi perdagangan sektor keuangan.

Menurut dia, paket kebijakan ekonomi yang diterapkan Pemerintah belum cukup untuk menguatkan nilai tukar rupiah secara stabil.

“Meskipun paket kebijakan ekonomi ini berlaku, tapi rupiah akan tetap mengalami gejolak,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Noorsy melihat ada beberapa aturan perundangan di bidang keuangan dan perdagangan yang tidak konsisten dan tidak sinergis sehingga perlu diperbaiki.

Aturan perundangan itu antara lain, UU No 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar serta UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Noorsy mengusulkan, agar kedua aturan perundangan tersebut segera direvisi agar kebijakan pemerintah di bidang keuangan dapat menjadi lebih baik.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Jelang Pilkada, Waspadai Politik Uang Berupa Bansos

Malang, Aktual.co — Dana hibah dan bantuan sosial (Bansos) kerap diselewengkan jelang Pilkada di Jawa Timur. Malang Corruption Watch (MCW) menemukan Indikasi dugaan penyelewengan tersebut mulai ditemukan di Kabupaten Malang, yang akan melaksanakan Pilkada.
Hasil investigasi MCW, ternyata dana hibah itu banyak digelontorkan oleh calon incumbent kepada beberapa kelompok sosial dan keagamaan yang ada di Kabupaten Malang.
“Kami menemukan dana hibah dan bansos banyak dikucurkan ke beberapa kelompok keagamaan, kelompok sosial masyarakat, yang angkanya hingga Rp 1 miliar lebih,” jelas Kepala Divisi Korupsi Politik MCW, M Taher Bugis, Kamis (19/3) di Malang, Jawa Timur.
Pilkada Kabupaten Malang, yang akan dilaksanakan pada Desember 2015, lanjut dia, membutuhkan modal besar. “Dana hibah dan bansos menjadi salah satu modal meraih kepentingan calon,” terangnya.
Seharusnya, dana hibah dan bansos itu, adalah dana yang dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bukan dijadikan sebagai lahan subur para politisi dan partai politik. “Dugaan penyelewengan dana itu mulai saat ini sudah mulai terjadi. masyarakat sudah banyak yang melapor ke MCW,” katanya.
Indikasi kenaikan dana Bansos sudah terasa, data tahun 2014 dana Bansos hanya sekitar Rp 67 miliar lebih, sedangkan pada tahun 2015 ini, dana hibah dan bansos naik menjadi Rp 101 miliar.
Melihat kondisi demikian, MCW mendesak kepada pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus melakukan audit dan melakukan investigatif terhadap penggunaan dana hibah dan bansos, sehingga potensi penyelewengan penggunaan dana tersebut tidak terjadi jelang Pilkada.
“Kepala daerah harus memperhatikan transparansi dana kuntabilitas dalam pengelolaan dana hibah dan bansos itu. Dana hibah dan bansos di tahun 2015 sebaiknya dimoratoriumkan dan digunakan pada tahun 2016,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain