28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37563

Blok Mahakam Dikelola 100 Persen Jika Jokowi …

Jakarta, Aktual.co — Jelang berakhirnya masa kontrak Blok Mahakam pada 2017 nanti, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diingatkan untuk bersikap tegas dengan mengambil alih pengelolaannya 100 persen.

Executive Director Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean mengatakan bila presiden masih memiliki darah nasionalisme maka pengelolaan blok Mahakam harus diambil alih 100 persen oleh pemerintah.

“Kalau Jokowi darahnya masih merah putih pasti ambil alih total 100 persen Blok Mahakam,” ucap Ferdinand kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (17/3).

Ferdinand yang juga Sekjen Barisan Relawan Jokowi Presiden RI (Bara JP) pada Pilpres 2014 ini mengaku, kecewa jelang dua tahun berakhirnya masa kontrak Blok Mahakam, pasalnya belum ada sikap tegas dari pemerintah untuk mengambil alih secara keseluruhan maupun sebagian.

Padahal di tahun 2015 ini, sambung dia, pemerintah seharusnya mengerahkan Pertamina untuk masuk dalam sistem operasi blok Mahakam agar saat peralihan tidak sampai terjadi shutdown (berhenti total) yang akan merugikan keuangan negara. Ia pun myakini Pertamina memiliki kemampuan untuk mengoperasikan Blok Mahakam.

“Ketika kita tidak masuk ke sana dari sekarang, kita buta peta di dalam, akhirnya ini terjadi shutdown, ketika produksi Blok Mahakam itu shudown maka kita bukannya untung tapi akan rugi, karena kita akan butuh biaya besar lagi menghidupkannya kembali, nah inilah yang harus kita waspadai,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka

KPK Akhirnya Sita Mobil Sutan Bhatoegana

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyita kendaraan berupa mobil milik tersangka kasus suap penetapan APBN-P di Kementerian ESDM, Sutan Bhatoegana (SB). 
Kabar tersebut diungkapkan oleh Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha.
Dia menjelaskan, proses penyitaan yang sempat gagal itu berhasil dilakukan dengan dibantu oleh pihak dealer. Hal itu dilakukan karena saat penyitaan pihak keluarga tidak juga memberikan kunci mobil tersebut.
“KPK tetap melakukan penyitaan terhadap mobil Alphard (milik SB). Sebelumnya kan penyitaan gagal dilakukan karena ada perlawanan dari pihak keluarga. Lalu, Jumat (13/3) kemarin KPK minta bantuan kepada dealer karena kuncinya kan tidak diserahkan oleh pihak keluarga,” jelas Priharsa di gedung KPK, Selasa (17/3).
Lebih jauh disampaikan Priharsa, setelah meminta bantuan dealer, akhirnya penyitaan tersebut bisa dilakukan. Dan sekarang, mobil itu sudah berada di halam parkir gedung KPKM
“Jadi KPK minta bantuan dealer untuk membuka mobil tersebut, kemudian juga ada mobil derek untuk menderek mobil itu ke kantor KPK,” kata dia.
“Jadi sekarang mobil itu ada di KPK, diparkir di situ (sambil menunjuk kea arah area parkir),” pungkasnya.
Sebelumnya, pada 10 Maret 2015 lalu KPK sudah berupaya menyita mobil milik mantan Ketua Komisi VII DPR. Namun, upaya tersebut gagal karena pihak keluarga Sutan Bathoegana menghalang-halangi peyidik KPK.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Direktur Keuangan BRI Ditunjuk Jadi Bos BNI

Jakarta, Aktual.co — Rapat Umum Pemegang Saham Terbatas (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah menyepakati untuk mengganti Direktur Utama BNI Gatot Suwondo dengan Achmad Baiquni sebagai Direktur Utama periode 2015-2020 menggantikan Gatot M. Suwondo. Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro.

“Iya, Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni jadi Direktur Utama BNI,” kata Imam melalui pesan singkatnya kepada Aktual.co, Jakarta, Selasa (17/3).

Seperti diketahui, Baiquni menjabat sebagai Direktur Keuangan BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya ia juga pernah menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.

Berikut susunan direksi yang disepakati dalam RUPST hari ini, antara lain:
Direktur Utama: Ahmad Baiquni
Wakil Direktur Utama: Suprajarto
Direktur: Rico Rizal Budidarmo
Direktur: Herry Sidharta
Direktur: Adi Sulistyowati
Direktur: Bob Tyasika Ananta
Direktur: Anggoro Eko Cahyo
Direktur: Imam Budi Sarjito
Direktur: Sutanto

Adapun susunan komisaris dan direksi baru BNI, yakni:
1. Komisaris Utama: Rizal Ramli
2. Wakil Komisaris Utama: Pradjoto
3. Komisaris Independen: Anny Ratnawati
4. Komisaris Independen: Zulkifli Zaini
5. Komisaris Independen: Jos Luhukay
6. Komisaris: Pataniari Siahaan
7. Komisaris: Revrisond Basywir

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Penyidik Bareskrim Cecar T Lima Pertanyaan

Jakarta, Aktual.co — Kuasa hukum pelantun lagu ‘aku yang dulu’ T korban kasus dugaan pelecehan seksual, Edy Harwanto mengaku, kliennya dicecar lima pertanyaan oleh penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
“Ada lima pertanyaan, pertanyaannya ya terkait dugaan pelecehan seksual,” ujar Edy di Bareskrim Polri, Selasa (17/3).
Dia mengaku, pemeriksaan kliennya sampai saat ini cukup. Menurut dia pekan depan kliennya akan diperiksa lagi. “T akan menghadiri acara, nanti dilanjutkan Senin depan,” kata Edy.
Pekan depan, sambung dia, kliennya akan menjalani visum terkait dugaan adanya pelecehan seksual yang dialami kliennya tersebut. “Akan dilakukan visum et eperetum,” kata Edy.
Selama diperiksa T, didampingi oleh orang tuanya dan psikolog yang dipanggil penyidik guna memastikan kondisi psikologi pemeriksaan terhadap T. 

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Terkait Blok Mahakam, DPR: Ujian Kebijakan Jokowi

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi VII DPR RI fraksi Partai Gerindra, Hari Purnomo mengingatkan Pemerintah untuk memberikan wewenang penuh dalam pengelolaan blok Mahakam.

Seperti diketahui, saat ini pengelolaan blok migas tersebut berada di bawah kendali perusahaan asal Amerika Serikat yakni Total EP Indonesie. Kontrak Total sendiri akan habis pada 2017 akhir mendatang dan Pemerintah pun telah berencana untuk mengalihkan pengelolaan blok yang berada di Kalimantan Timur itu kepada BUMN PT Pertamina (Persero). Perlu diketahui juga bahwa beberapa waktu lalu pihak Total telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk masa transisi selama lima tahun.

“Terlepas dari kontraktual, sikap kami partai Gerindra jelas, sekarang saatnya kita kembali menuju jalan yang benar, yaitu semua kontrak yang sudah habis, Kontrak Karya (KK), atau kontrak bagi hasil ini, serahkan dulu kepada BUMN, Pertamina,” ujar Hari saat ditemui di kompleks gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/3).

Menurutnya, setelah itu baru biarkan Pertamina kembali yang menentukan jalan terbaik terkait mekanisme pengelolaan apakah akan menggaet partner dan dengan siapa akan bermitra dalam mengelola blok Mahakam.

“Apakah dia mau kerja sama lagi dengan pihak lain silahkan saja tapi urusannya berdasarkan kaidah-kaidah bisnis. Jangan lagi ada aspek-aspek yang lainnya. Ada titipan sana titipan sini, ada pemburu rente dan lain-lain. Tidak boleh itu,” tegas Hari.

Ia menegaskan, hal ini juga sekaligus menjadi bahan ujian bagi Presiden Joko Widodo untuk membuktikan bahwa rakyat memang tidak salah dalam memilih kepala negara.

“Ini saatnya menunjukan bahwa Jokowi itu memang Presiden yang layak kita pilih kemarin. Kalau ternyata Jokowi tidak bersikap seperti yang kita harapkan berarti kita salah pilih,” sebutnya.

“Sederhana, kita tidak usah yang aneh-aneh kalau ada kontrak habis ya kembalikan ke BUMN, kalaupun itu kontrak batubara, kontrak mineral, kembalikan ke aneka tambang (Antam), kalau migas kembalikan ke Pertamina dulu. Karena semua sumber daya alam itu milik negara. Dan harus dikuasai oleh negara dalam arti harus dimiliki. Jangan lagi kita terjebak pada pendapat neoliberal, bahwa kita memiliki tapi kita tidak perlu menguasai, hati-hati itu. Kalau kita mau memiliki kita harus menguasai. Itu aja,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Dinas Kesehatan DKI: 15 Puskesmas di DKI Bakal Jadi Rumah Sakit Umum

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan sebanyak 15 puskesmas kecamatan yang tersebar di lima wilayah ibu kota menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kecamatan Kelas D.

“Pelayanan kesehatan di puskesmas kecamatan sudah melebihi standar yang ditetapkan, sehingga puskesmas kecamatan dapat ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas D,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Kusmedi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/3).

Menurut dia, penetapan puskesmas kecamatan menjadi RSU Kecamatan Kelas D tersebut dilakukan semata-mata untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.

“Disamping itu, melalui penetapan puskesmas kecamatan menjadi RSU Kecamatan Kelas D itu, kita ingin mendekatkan akses pelayanan kesehatan ditengah-tengah masyarakat,” ujar Kusmedi.

Dia menuturkan dengan berubahnya fungsi puskesmas kecamatan menjadi RSU Kecamatan Kelas D, maka telah ditunjuk puskesmas pengganti, yakni puskesmas kelurahan yang dialihfungsikan menjadi puskesmas kemacetan di wilayah setempat.

“Sebanyak 15 RSU Kecamatan Kelas D tersebut akan beroperasi mulai 1 April 2015, sambil kita juga menunggu penetapan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) oleh gubernur,” tutur Kusmedi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, 15 puskesmas yang telah berganti status itu terdiri dari empat puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Pusat, yaitu Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Puskesmas Kecamatan Johor Baru dan Puskesmas Kecamatan Kemayoran.

Lalu, tiga puskesmas kecamatan di Jakarta Utara, diantaranya Puskesmas Kecamatan Koja, Puskesmas Kecamatan Cilincing dan Puskesmas Kecamatan Pademangan. Dua puskesmas kecamatan di Jakarta Barat, yakni Puskesmas Kecamatan Kembangan dan Puskesmas Kecamatan Kalideres.

Kemudian, empat puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan, antara lain Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Puskesmas Kecamatan Tebet, Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan dan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Dua puskesmas Kecamatan di Jakarta Timur, yaitu Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan Puskesmas Kecamatan Ciracas. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain