31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37611

Caketum Partai Demokrat, SBY Belum Tentu Menang Mutlak

Jakarta, Aktual.co — Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan pencalonan kembali Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum Partai Demokrat belum tentu menang mutlak. Pasalnya masih ada kubu lain yang mencalonkan sebagai ketua umum.
Hendri mengatakan jika pemilihan dilakukan secara aklamasi, itu hanya dikarenakan Partai Demokrat dinilai belum dewasa dan masih memerlukan figur sentral.
“Ngga masalah SBY maju lagi, ngga mutlak juga dia menang kok. Cuma kelihatannya memang seperti itu. Menurut saya PD belum cukup dewasa jadi lebih rawan konflik maka itu masih perlu sosok SBY sebagai figur sentral,” ujar Hendri, saat dihubungi, Senin (16/3).
Menurutnya, sah saja ketika SBY masih dipercaya memimpin partai meskipun kurang baik untuk meregenerasi pemimpin baru. Namun, kemungkinan SBY masih dianggap sebagai penyelamat partai.
“Kalau dilihat memang ngga bagus juga SBY masih mau memimpin PD karena belum apa-apa banyak juga kubu yang mencalonkan diri seperti kubu Anas, ada juga kubu marzuki alie. saya rasa SBY tampil mungkin untuk menyelamatkan partainya,” kata Hendri.
Dirinya menilai wajar ketika ada pihak yang mengatakan SBY tidak boleh mencalonkan karena ujung-ujungnya adalah soal kekuasaan. Politik adalah sial kekuasaan, maka memang kalaupun maju akan terlihat definitif, namun bisa jadi itu yang tidak setuju merupakan perlawanan daripada calon lain.
“tapi bukan berarti SBY maju pasti menang, SBY pernah kalah waktu jamannya anas jadi ketua Demokrat, kan sebenaranya jagoan SBY kan Andi Malarangeng, ternyata kaum bawahnya milih Anas,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Menteri Anies Kunjungi Siswa Korban Jatuhnya Jembatan di Banten

Jakarta, Aktual.co — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengunjungi siswa dan siswi SD Pajagan I Lebak, Banten yang menjadi korban jatuh dari putusnya jembatan gantung pada Selasa (10/3).

“Kita doakan agar Surdi (satu-satunya korban yang belum masuk sekolah) kembali sehat,” kata Anies di hadapan siswa dan siswi korban jatuh dari jembatan putus, Senin (16/3).

Anies mengunjungi sekolah tersebut bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

Surdi, korban jatuh jembatan putus, kini dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ajidarmo untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan.

“Harus kita bawa ke rumah sakit. Karena kalau tidak kita tidak akan tahu dia sakit apa. Apalagi sepertinya patah tulang dan kalau tidak di-‘rontgen’ maka tidak tahu sakitnya apa,” kata Anies.

Sebelumnya, Surdi hanya terkapar di rumahnya bersama keluarga yang merawatnya.

Dia hanya tergeletak lesu diduga karena mengalami patah tulang belakang.

Suherman, perwakilan warga mengatakan Surdi ikut jatuh bersama 45 korban lainnya saat jembatan vital penghubung Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten itu putus pada Selasa (10/3).

Pihak keluarga belum kunjung membawa Surdi dengan alasan ekonomi, akomodasi selama dirawat dan jarak yang jauh dari rumah sakit.

Jembatan putus itu sendiri berdiri sejak tahun 1991.

Jembatan gantung itu adalah sarana vital bagi warga kedua desa melakukan aktivitas ekonomi dan sehari-hari. Apabila tidak melewati jembatan tersebut, warga harus melewati jembatan terdekat atau memutar sekitar tujuh kilometer.

Setiap harinya, ratusan warga melintasi daerah tersebut untuk beraktivitas.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Turun 8.42 Persen, Impor Februari Hanya 11,55 Miliar Dolar AS

Jakarta, Aktual.co — Badan Pusat Statistik menyatakan impor Februari 2015 mencapai 11,55 miliar dolar AS atau menurun 8,42 persen dibandingkan Januari 2015 senilai 12,61 miliar dolar AS.

“Nilai impor mencapai 11,55 miliar dolar AS atau turun 8,42 persen jika dibanding Januari 2015. Sementara, jika dibandingkan Februari 2014 lalu mengalami penurunan sebesar 16,24 persen,” kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (16/3).

Ia mengatakan, untuk impor nonmigas Februari 2015 mencapai 9,83 miliar dolar AS atau turun 6,34 persen dibanding Januari 2015 yang 10,49 miliar dolar AS. Sementara bila dibanding Februari 2014 turun 4,86 persen.

Nilai impor nonmigas terbesar pada Februari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 1,82 miliar dolar AS, dimana nilai tersebut turun 10,29 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari 2015.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2015 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 2,51 miliar dolar AS atau 25,52 persen, disusul Jepang senilai 1,26 miliar atau 12,79 persen, dan Thailand sebesar 710 juta dolar AS atau 7,19 persen. Sementara impor non-migas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 7,70 persen.

Untuk impor migas pada Februari 2015 mencapai 1,72 miliar dolar AS atau turun 18,70 persen dibanding Januari 2015, yang sebesar 2,11 miliar dolar AS. Demikian pula jika dibanding Februari 2014 turun 50,26 persen.

Secara kumulatif, impor pada periode Januari-Februari 2015 mencapai 24,16 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 15,83 persen, dimana tercatat pada periode yang sama di tahun 2014 lalu impor sebesar 28,70 miliar dolar AS.

Nilai impor golongan barang konsumsi juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2014 lalu sebesar 14,59 persen, bahan baku/penolong sebesar 15,88 persen, dan barang modal sebesar 16,05 persen pada periode Januari-Februari 2015.

Neraca perdagangan pada Februari 2015 mampu mengantongi surplus sebesar 738,3 juta dolar Amerika Serikat, dengan kinerja ekspor sebesar 12,29 miliar dolar AS sementara impor sebesar 11,55 miliar dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Polda Metro: 13 Saksi Kasus Dugaan Korupsi UPS Tak Hadir

Jakarta, Aktual.co — Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul mengatakan tim penyidik tindak pidana korupsi Disreskrimsus Polda Metro Jaya yang saat ini menangani kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) pada APBD 2014 telah melakukan pemeriksaan terhadap 69 saksi. 
Namun dari 69 saksi yang telah diperiksa oleh tim penyidik, 13 orang saksi tidak hadir dengan alasan yang berbagai macam. 
“Empat memberikan alasan sakit, dan sembilan tanpa alasan,” katanya di Polda Metro Jaya, Senin (16/3). 
Dikatakan Martinus kalau para saksi tersebut ditunggu kehadirannya untuk membuka kasus korupsi tersebut. Maka dari itu kata Martinus pihaknya berharap aga para saksi dapat memenuhi panggilan tim penyidik.
“Kehadiran mereka itu sebenarnya kita butuhkan. Agar kasus yang merugikan uang negara ini dapat segera terselesaikan,” tukasnya. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Mantan Pimpinan KPK: E-Budgeting Ala Ahok Masih Rawan Korupsi

Jakarta, Aktual.co — Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Riyanto mengatakan, program e-budgeting Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama bisa mempermudah mencari adanya praktek korupsi.
“Itu mempermudah untuk menelusuri. Ini kan masalah pengendalian. Komputer ini kan pintar, bisa terlihat penyimpangannya,” kata Bibit ketika berbincang dengan Aktual.co, Senin (16/3).
Meski demikian, menurut dia, bukan bearti sistem yang dibangun Ahok ini bebas dari korupsi. Namun, sistem itu pun rawan penyalahgunaan.
“Ini kan soal sistem, aturan tentang pembuatan rencana kerja anggaran, jadi kalau komputer kemungkinan masih dimainkan,” kata dia.
Selain itu, menurut Bibit, penerapan e-budgeting pun harus sepengetahuan DPRD. 
Ia pun lantas mempertanyakan, sikap Ahok yang melewati DPRD yang mengirimkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ke Kemendagri.
“Nah DPRD seharusnya mengawasi kinerja Ahok. Ada yang salah tidak,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ada Anggaran Lima PMP di APBD Versi Ahok, Banggar: Itu Siluman!

Jakarta, Aktual.co —Jika sebelumnya Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tuding draf APBD DKI 2015 yang disetujui Pemprov-DPRD DKI mengandung ‘anggaran siluman’, temuan serupa ternyata juga didapat di draf APBD versi Ahok yang sudah dievaluasi Kementerian Dalam Negeri. Yakni adanya item anggaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) untuk lima perusahaan yang disebut-sebut merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 
Pasalnya anggaran-anggaran itu ternyata ‘nyelonong’ di draf APBD versi Ahok yang digadang bebas anggaran siluman lantaran sudah pakai e-budgeting. Sedangkan anggaran yang kemudian masuk jadi item anggaran di APBD itu jelas-jelas tak pernah masuk dalam pembahasan dan disetujui Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Ketua Banggar DPRD, Prasetio Edi Marsudi mengakui temuan itu dalam rapat  hari ini, yang memang membahas evaluasi Kemendagri atas draf APBD DKI 2015 versi Ahok. “Ini ada beberapa permasalahan yang mungkin kita alami. Inilah yang dibilang ‘siluman’,” ujar Prasetio, usai rapat tertutup Banggar, di DPRD DKI, Jakarta, Kebon Sirih, Senin (16/3).
Politisi PDI-P itu mencontohkan masuknya anggaran PMP untuk PD Dharma Jaya. Padahal saat rapat dengan TAPD, DPRD tidak menyetujui pengucuran anggaran untuk BUMD DKI yang mengurusi pemotongan ternak itu. “Ini nggak kita kasih anggaran,” ucap dia. 
Belum lagi dengan adanya pengajuan anggaran untuk PT. Ratak dan PT Cemani Koka. “Itu nggak ada gunanya jadi kita coret juga. PT Cemani Koka ini ngga ada di pembahasan saat rapat Banggar dan TAPD,” ujar ketua DPRD DKI itu.
Tak hanya itu. Adalagi PT Grahasari Suryajaya yang dianggarkan Rp48 miliar. Lalu PT Rumah Sakit Haji yang juga tak pernah dibahas dewan dengan TAPD, yang juga bisa lolos di draf APBD versi Ahok. “Ini juga nggak terbahas, ini yang dianggap siluman juga ini,” ucap dia.
Padahal diketahui, di draf APBD yang disepakati di paripurna, hanya tiga BUMD saja yang disetujui dapat kucuran. Yakni PT Mass Rapid Transit (MRT), PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan PT Bank DKI. Dewan pun akan menanyakan ke TAPD mengenai lolosnya kelima perusahaan tersebut di APBD versi Ahok yang sudah dievaluasi Kemendagri.
“Besok kita pertanyakan kepada TAPD kemana ini, Besok kan kita rapat dengan TAPD, kalau tidak ada titik temunya, kita serahkan Kemendagri. Mudah-mudahan komunikasi terbentuk. Apapun ceritanya APBD 2015 harus terbentuk di DKI Jakarta,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain