29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37677

Rupiah Semakin Terpuruk, Bukti Lemahnya Pemimpin Kita

Makasar, Aktual.co — Pemerhati ekonomi yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel,  La Tunreng mengatakan bahwa kondisi melemahnya rupiah terhadap USD akan sangat mungkin memicu lahirnya krisis ekonomi seperti yang terjadi pada era 1998. 
Parahnya lagi, sambungnya, pelemahan rupiah saat ini sebelumnya dibarengi oleh kenaikan harga-harga dari berbagai sektor dan komoditas utama.
Ia menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) menjadi masalah berat bagi pelaku industri di dalam negeri. “Kondisi tersebut terutama dirasakan industri yang mengandalkan bahan baku impor,” ungkapnya.
Dari sisi dunia usaha lainnya kondisi ini akan memukul biaya operasional. Pasalnya, semua akan mengalami kenaikan dan akan berimplikasi kenaikan secara struktur di dunia usaha.
“Harga beras naik, BBM naik, gas naik, listrik naik, kini rupiah dalam posisi terpuruk sejak 98. Ini mengindikasikan bahwa pemimpin dan peran pemerintah kita sangat lemah, ” katanya kepada Aktual.co, Jumat (13/03).
Imbasnya, lanjut La Tunreng tentu bermuara pada konsumen. Konsumen dalam hal ini masyarakat akan menjadi korban.
“Kalau kondisi ini berlarut larut, pemerintah tidak cepat tanggap, tidak tegas pasti akan terjadi krisis ekonomi dan moneter,” papar dia.
La Tunreng mengatakan, semestinya pemerintah jauh-jauh hari telah melakukan langkah antisipatif, pasalnya di dunia usaha  setiap awal tahun terjadi  iklim yang kurang  kondusif.
“Dollar naik berarti ada kebutuhan yang terlalu terlalu tinggi. Harusnya sebelumnya pemerintah sudah antisipasi ini,” paparnya.
La Tunreng berharap, pemerintah lebih intensif mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap USD, karena stabilitas mata uang sangat penting untuk meningkatkan daya saing dalam negeri.

Artikel ini ditulis oleh:

Berdampak ke Masyarakat, Kepala Daerah dan DPRD Harus Jalin Komunikasi

Jakarta, Aktual.co — Lembaga eksekutif dan legislatif di daerah harus membangun komunikasi yang baik agar kejadian seperti di DKI tak menjalar ke daerah lain.
Hal ini dikarenakan yang paling merasakan dampak paling besar adalah masyarakat, dimana pembangunan dan kesejahteraan masyarakat jadi terhambat.
“Itu yang paling terasa akibat konflik gubernur dan DPRD. Bagi daerah lain tentu bagaimana eksekutif dan legislatif menjalin komunikasi,” kata Pengamat Politik Idil Akbar, Jumat (13/3).
Menurutnya, jika komunikasi kedua belah pihak tak baik, maka konflik seperti di DKI dimungkinkan terjadi.
Konflik yang terjadi di DKI tak banyak terjadi di daerah lain, dan biasanya kepala daerah dan DPRD di provinsi lain mampu membangun kominikasi. Meskipun ada riak kepentingan, hal itu dianggap wajar dalam politik.
“Itu dinamika. Di daerah lain belum ada yang seperti di DKI ini.”

Artikel ini ditulis oleh:

Polisi Janji Tidak Ada Main Mata Dalam Kasus Dugaan Korupsi UPS

Jakarta, Aktual.co — Tim Penyidik Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya hingga kini terus melakukan penyidikan terhadap kasus dugaan korupsi dalam pengadaan alat Uninterruptible Power Supply (UPS).  Bahkan dalam pemeriksaan tersebut banyak melibatkan pejabat-pejabat pemerintahan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan bahwa dalam pemeriksaan pihaknya tidak ada main mata dalam kasus ini.
“Tidak ada permainan, kami sudah tekankan itu kepada penyidik. Kami juga sudah melibatkan personel Bidpropam untuk mengawasinya,” katanya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (13/3). 
Martinus menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengusut hingga tuntas mengenai dugaan kasus dugaan korupsi ini. “Selain Bidpropam, kami juga ada tim dari Itwasda untuk melakukan antisipasi jika nantinya ada penyimpangan. Karena baik Bidpropam dan Itwasda sudah menjadi bagian tim untuk mengawasi kasus ini,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Imbas Rupiah Melemah, Harga Tempe-Tahu Merangkak Naik

Jakarta, Aktual.co — Tak hanya dirasakan oleh pelaku pasar modal, dampak melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun turut dirasakan oleh pengrajin tempe dan tahu. Hal tersebut dikarenakan harga bahan baku tempe-tahu yakni kedelai khususnya kedelai impor mulai melonjak. Tak heran mengapa komoditi ini begitu bergantung pada nasib nilai tukar rupiah , pasalnya bahan baku utama kedelai sebagain besar masih impor.

Berdasarkan hasil pantauan di sejumlah pasar di nusantara, harga kedelai mengalami kenaikan Rp 500 hingga Rp 1000 per kilogram. Para pengrajin di Tasikmalaya, Jawa Barat misalnya,  mulai mengeluhkan harga bahan baku tempe-tahu yang  merangkak naik hingga Rp 700 per kilogram. Biasanya perajin membeli kedelai dengan harga RP.6800 menjadi 7700 per kilogram.

Sementara itu di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harga kedelai naik Rp 1000 per kilogramnya. “Saat ini, harga kedelai per kilogramnya Rp 8.000, sebelumnya hanya Rp 7.000. Perkilogramnya naik Rp 1.000,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdangangan dan Koperasi Pemkab Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sulistiyanto kepada wartawan , baru-baru ini.

Di Jakarta sendiri, harga beli kedelai sama dengan di daerah lain, yakni berkisar antara 7.500 hingga 8 ribu rupiah per kilogram. Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia atau Gakoptindo, tahun 2014 lalu mengimpor lebih dari 30 ribu ton kedelai. Ketergantungan akan kedelai impor dirasakan, karena kedelai lokal, selain lebih kecil, juga kurang baik untuk diolah menjadi tahu tempe

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, bahwa gejala kenaikan harga tempe-tahu bisa dilihat dari mulai langkanya dua lauk nabati itu di pasaran.
“Secara otomatis, harga akan naik, tapi mungkin nanti, indikasinya sekarang adalah pasokan yang mulai langka. Karena kalau harga kedelai akan naik, ya memang begitu jadi langka,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (13/3)

Dalam hal ini, Aip memprediksikan kenaikan harga kedelai akan mencapai 10 hingga 15 persen.  “Kenaikan harga kedelai mungkin berkisar 5-10 persen. Tentu ini akan berpengaruh juga pada harga tempe dan tahu. Kenaikannya mungkin akan mengikuti kemudian,” imbuhnya.

Menurut beberapa pengrajin usaha tempe dan tahu, kenaikan harga bahan baku tersebut cukup mempersulit kondisi para pengusaha kecil menengah, sehingga beberapa rumah produksi tahu dan tempe memilih mengurangi jumlah tenaga kerja. Bahkan mereka bersiasat memperkecil ukuran produksi serta mengistirahatkan sebagian tungkunya guna menutup kekurangan biaya operasional setiap hari.

Dalam hal ini, Aip berharap pemerintah segera melakukan swasembada kedelai, agar Indonesia tidak terus bergantung pada kedelai impor.

Sementara itu, Kepala Tim  Advisory dan Asesmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, M Abdul Majid mengingatkan pemerintah agar melakukan langkah antisipatif terhadap ketersediaan kedelai untuk kebutuhan dalam negeri, mengingat Indonesia mengimpor kedelai hingga 80 persen dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Pakistan, dan Cina.

“Jika dolar AS terus menguat dan impor kedelai terus dilakukan, maka dipastikan akan terjadi kenaikan harga tahu dan tempe yang bisa jadi memicu inflasi,” tambah Abdul Majid.

Artikel ini ditulis oleh:

Kabareskrim: Kasus Novel Baswedan Sebentar Lagi Rampung

Jakarta, Aktual.co — Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso memastikan berkas kasus yang menjerat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hampir rampung. Dia menyatakan kasus milik bekas anggota Polri itu akan tuntas sebelum masa kadaluarsanya tiba.
“Sebelum masanya (kadaluarsa) selesai. Sebentar lagi juga selesai,” kata Budi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/3).
Budi memastikan, berkas perkara Novel akan segera dilimpahkan kepada kejaksaan. “Iya dong. Saya pastikan semua prosesnya berjalan,” katanya.
Jenderal bintang tiga ini menjamin Polri akan serius menangani kasus tersebut. Apalagi, kata dia, dalam kasus itu ada nyawa orang yang dihilangkan. “Kita pasti akan menuntaskan,” tandas Mantan Kapolda Gorontalo itu.
Diketahui, Novel dijadikan tersangka dugaan penganiayaan saat menjabat Kasatreskrim Polresta Bengkulu pada 2004.
Tahun depan, kasusnya dikabarkan akan masuk kadaluarsa. Kasus ini sempat mencuat ketika KPK menetapkan mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo sebagai tersangka korupsi. Namun, kasus yang menjerat Novel sempat menghilang dan kini mencuat kembali.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Filosofi Kehidupan di dalam Nasi Tumpeng, Penasaran?

Jakarta, Aktual.co — Mungkin banyak dari Anda yang belum mengetahui terkait makna kehidupan dari sebuah tumpeng.
Bentuknya yang kerucut terkait dengan kondisi geografis Indonesia, terutama di pulau Jawa, yang dipenuhi oleh gugusan gunung berapi.

Ternyata nasi tumpeng zaman dulu terbuat dari nasi putih, bukan nasi kuning seperti tumpeng jaman sekarang. Pada masa kolonial, sesepuh yang memimpin doa selamatan biasanya akan menguraikan terlebih dahulu makna yang terkandung dalam sajian tumpeng.

Berikut filosofi kehidupan dari hidangan nasi tumpeng.
1. Ayam
Ayam yang dimasak utuh dengan bumbu kuning merupakan simbol menyembah Tuhan YME, dengan khusyuk dengan hati yang tenang. Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk.

2. Ikan teri
Makanan ini melambangkan kebersamaan dan kerukunan.

3. Nasi Putih
Nasi putih melambangkan tangan merapat menyembah kepada Tuhan YME. Bentuk gunungan ini juga bisa diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan hidup kita semakin ‘naik’ dan ‘tinggi’.

4. Sayuran dan urap
Sayuran yang melambangkan banyak makna, sseperti tumbuh, ayem tentren, keinginan tercapai. Dan bumbu urap berarti hidup atau urip atau mampu menghidupi (menafkahi) keluarga.

5. Telur
Telur yang direbus pindang bukan didadar atau mata sapi. Disajikan utuh dengan cangkangnya. Syaratnya, harus dikupas dahulu sebelum dimakan yang melambangkan semua tindakan kita harus direncanakan (dikupas), dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan. (Laporan: Dikutip Dari Berbagai Sumber)

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain