Rupiah Semakin Terpuruk, Bukti Lemahnya Pemimpin Kita
Makasar, Aktual.co — Pemerhati ekonomi yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, La Tunreng mengatakan bahwa kondisi melemahnya rupiah terhadap USD akan sangat mungkin memicu lahirnya krisis ekonomi seperti yang terjadi pada era 1998.
Parahnya lagi, sambungnya, pelemahan rupiah saat ini sebelumnya dibarengi oleh kenaikan harga-harga dari berbagai sektor dan komoditas utama.
Ia menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) menjadi masalah berat bagi pelaku industri di dalam negeri. “Kondisi tersebut terutama dirasakan industri yang mengandalkan bahan baku impor,” ungkapnya.
Dari sisi dunia usaha lainnya kondisi ini akan memukul biaya operasional. Pasalnya, semua akan mengalami kenaikan dan akan berimplikasi kenaikan secara struktur di dunia usaha.
“Harga beras naik, BBM naik, gas naik, listrik naik, kini rupiah dalam posisi terpuruk sejak 98. Ini mengindikasikan bahwa pemimpin dan peran pemerintah kita sangat lemah, ” katanya kepada Aktual.co, Jumat (13/03).
Imbasnya, lanjut La Tunreng tentu bermuara pada konsumen. Konsumen dalam hal ini masyarakat akan menjadi korban.
“Kalau kondisi ini berlarut larut, pemerintah tidak cepat tanggap, tidak tegas pasti akan terjadi krisis ekonomi dan moneter,” papar dia.
La Tunreng mengatakan, semestinya pemerintah jauh-jauh hari telah melakukan langkah antisipatif, pasalnya di dunia usaha setiap awal tahun terjadi iklim yang kurang kondusif.
“Dollar naik berarti ada kebutuhan yang terlalu terlalu tinggi. Harusnya sebelumnya pemerintah sudah antisipasi ini,” paparnya.
La Tunreng berharap, pemerintah lebih intensif mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap USD, karena stabilitas mata uang sangat penting untuk meningkatkan daya saing dalam negeri.
Artikel ini ditulis oleh:
















