31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38180

Spanyol Tangkap Perekrut ISIS

Jakarta, Aktual.co —Garda sipil Spanyol menahan seorang pria yang diduga menggunakan media sosial untuk merekrut orang untuk kelompok-kelompok terkait kekerasan seperti Negara Islam, di Melilla, Spanyol, kemarin, seperti yang dilansir BBCNews. Polisi Spanyol menahan empat orang yang diduga menggunakan media sosial untuk melakukan cuci otak dan merekrut orang untuk bergabung dengan kelompok-kelompok kekerasan seperti Negara Islam, kata Kementerian Dalam Negeri Spanyol.

Dua dari mereka ditangkap di Melilla, wilayah Spanyol di Afrika Utara, dimana mereka menjalankan situs-situs web yang mempromosikan tujuan dari sejumlah kelompok, terutama Negara Islam, serta menerjemahkan bahan tulisan ke bahasa Spanyol. Kedua tersangka yang kini ditahan, yang menyebarkan strategi dari kelompok teroris DAESH (Negara Islam) merekrut sejumlah perempuan, yang setelah terkena indoktrinasi akhirnya bergabung dengan kelompok teroris tersebut,” kata kementerian Spanyol.

Masjid di Tepi Barat Dibakar Yahudi

Jakarta, Aktual.co — Serangan pembakaran terjadi di sebuah masjid milik Palestina yang berlokasi di kawasan Tepi Barat pada Rabu (25/2). Wali Kota No’man Hamdan menyatakan terdapat graffiti dalam bahasa Ibrani di tembok masjid tersebut, menandakan serangan ini kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok sayap kanan Israel. Hamdan menduga pembakaran ini terjadi bersamaan dengan serangan lain di desa Al-Jaba’ah dekat Bethlehem. Pada saat serangan tersebut terjadi, jendela masjid di rusak dan sebuah benda yang terbakar dilempar ke dalam masjid tersebut. Tidak ada korban luka akibat serangan.

“Kemurahan Allah dan kewaspadaan masyarakat membuat api tidak membakar seluruh gedung masjid. Sebagian karpet masjid terbakar,” kata Hamdan kepada Reuters. Hamdan menyatakan salah satu slogan Ibrani tertulis di dinding, termasuk “Balas dendam untuk Tanah Zion”. Selain itu, terdapat tulisan “Price Tag” atau  “Label Harga”, sebuah frase yang digunakan oleh kelompok ultra-nasionalis Yahudi yang telah melakukan sejumlah serangan terhadap gedung milik Palestina sejak tahun 2008. Frase “Label Harga” mengacu pada harga yang harus dibayarkan untuk setiap penolakan pembangunan pemukiman Yahudi di Palestina, atau untuk usaha Palestina mendirikan sebuah negara.

Kelompok Price Tag telah melakukan sejumlah serangan sejak tahun 2008. Kelompok ini menyerang warga Palestina, Arab Israel, dan beberapa properti gereja di daerah Tepi Barat dan di dalam teritori Israel. Oktober lalu, kelompok Price Tag membakar sebuah masjid di Aqraba, sebuah desa sebelah timur kota Nablus, Tepi Barat. Desa Al-Jaba’ah berlokasi dekat dengan Gush Etzion, sebuah area pemukiman besar di luar Betlehem. Polisi Israel menyatakan mereka tengah menyelidiki serangan tersebut lebih lanjut.

Amnesty International Semprot Israel

Jakarta, Aktual.co —Amnesty International mengecam Israel yang mereka sebut telah melakukan kejahatan perang terhadap warga Gaza, seperti dilansir Al JazeeraNews.  Mereka juga mengutuk sikap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional yang dianggap gagal melindungi nyawa warga sipil.

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Shalil Shetty, membuat pernyataan itu dalam laporan tahunan setebal 415 halaman yang dirilis Rabu (25/2). Laporan tersebut difokuskan pada kejahatan Israel terhadap warga Palestina dan kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata di dunia, khususnya Suriah, Irak, dan Nigeria.

Shetty mengatakan serangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 2.000 jiwa, mayoritas warga sipil, “ditandai dengan sikap ketidakpedulian yang sangat kejam dan merupakan kejahatan perang”. Laporan Amnesty International juga mengkritik DK PBB yang disebutnya telah “gagal total” melindungi warga sipil.

Lima anggota tetap DK PBB—Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, dan China—”secara konsisten menyalahgunakan” hak veto mereka dan meletakkan “kepentingan politik atau geopolitik mereka di atas kepentingan melindungi warga sipil”, katanya.

Polisi AS Menolak Minta Maaf terkait “Down Syndrome:

Jakarta, Aktual.co —Sebuah video pengakuan dua orang polisi California, Amerika Serikat, yang diungkap dalam pemberitaan televisi ABC 10 pada Ahad (23/2) menggemparkan dunia maya Amerika Serikat. Kedua polisi tersebut mengaku memukuli pria down syndrome tanpa alasan dan menolak meminta maaf.

Rekaman audio visual ini menyorot kasus seorang pria pengidap penyakit down syndrome bernama Antonio Martinez. Ia dan adiknya sedang berjalan menuju toko kue milik orang tuanya ketika tiba-tiba dua polisi menyergapnya dan menyemprotkan merica ke matanya.

Setelah kepalanya dibenturkan ke trotoar dan dipukuli, Martinez diborgol. Adik Martinez sontak berteriak dan mengatakan bahwa abangnya memiliki penyakit down syndrome. Alih-alih dibebaskan, Martinez malah dipenjara atas tuduhan menolak penahanan.

Keluarga Martinez mengajukan gugatan dengan tuduhan kekuatan berlebihan, pelanggaran hak konstitusional Martinez, dan pertanyaan mengenai kebijakan penegakan hukum tentang penyandang cacat mental. Deputi Polisi Jeffrey Guy dan Kapten Joe Rod akhirnya mengaku bersalah, tapi menolak meminta maaf.

Dalam cuplikan video, kuasa hukum keluarga Martinez bertanya, “Apa kesalahan yang ia lakukan?” Rodi menjawab, “Ia tidak memiliki kesalahan yang bisa membuatnya dihentikan dan dipukuli.” Kuasa hukum Martinez, Jude Basile, menjelaskan bahwa keluarga mau mencapai kesepakatan jika kepolisian menuruti tiga tuntutan, yaitu harus meminta maaf kepada Martinez dan keluarga, merilis kebijakan untuk menangani penyandang cacat mental, dan petugas harus menjadi sukarelawan dalam olimpiade khusus.

Namun, jawaban mengecewakan keluar dari mulut kedua polisi. “Mereka berkata, ‘Ya, kami tidak tahu bagaimana mengatakannya, itu yang pertama. yang kedua, kami tidak memiliki kebijakan dan prosedur, dan hal ketiga, tentu saja tidak. Kami tidak bisa menjadi sukarelawan,'” papar Basile.

Terkait Teroris, Agen MI-5 Bersaksi Mengenakan Topeng

Jakarta, Aktual.co —Selama beberapa bulan pada musim semi tahun 2009, badan intelijen Inggris MI-5 diam-diam mengawasi empat orang terduga teroris yang diyakini merencanakan serangan yang mengancam keamanan nasional Inggris, seperti yang dilansir CNN. Dengan memberikan mereka nama julukan, yaitu Small Panel, Glass Pendant, Happy Skater dan Regional Difference, agen MI-5 mengamati empat tersangka teroris yang disebut-sebut termasuk dalam “jaringan teroris sangat besar” oleh mantan perdana menteri Inggris, Gordon Brown.

Salah satu dari empat tersangka tersebut adalah Abid Naseer, 28 tahun, pria asal Pakistan yang mendapat nama julukan Small Panel atau panel kecil, yang diadili di pengadilan New York pada Selasa (24/2). Sejumlah agen MI-5 bersaksi mereka mengawasi Naseer dan tiga terduga teroris lainnya dalam operasi yang disebut Operasi Pathway. Namun, agar identitas asli para agen tidak terbongkar, mereka harus mengenakan topeng, make-up tebal, dan bahkan rambut palsu.

Para agen mengungkapkan bagaimana mereka telah mengamati para tersangka termasuk pergi ke serangkaian lokasi di Cheetham Hill di daerah Manchester, termasuk ke sejumlah alamat pribadi, kafe dan masjid. Jaksa di AS menyatakan bahwa Naseer, sedang merencanakan untuk meledakkan Manchester Arndale Shopping Centre sebagai bagian dari rencana al-Qaidah.

Dia mengaku tidak bersalah dan membela diri. Satu agen, seorang wanita berkulit putih muda yang diidentifikasi sebagai Saksi 1488, memakai kacamata tebal, lipstik merah terang dan dengan rambut ikal tebal. Sang agen bersaksi di pengadilan bahwa dia telah mengamati Naseer yang bepergian ke beberapa lokasi di Manchester dan Liverpool selama beberapa minggu.

Sang agen wanita menyatakan suatu hari dia mengamati Naseer ketika Naseer tengah bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah bangunan. “Dia mengenakan jaket yang gampang terlihat. Lokasi itu dekat dengan Bandara Manchester,” kata sang agen, dikutip dari The Independent, Selasa (24/2).

Agen MI-5 lainnya adalah seorang pemuda yang tampaknya berasal dari Asia Selatan dan diidentifikasi sebagai Saksi 1498. Sang agen tersebut bersaksi di pengadilan dia juga bekerja sebagai pengawasan operasi. “Tugas saya adalah untuk melaksanakan pengawasan terhadap tindakan yang diduga mengancam keamanan nasional,” katanya.

Jaksa di AS menyatakan bahwa Naseer berencana untuk meledakkan Pusat Perbelanjaan Manchester Arndale sebagai bagian dari rencana serangan al-Qaidah. Namun, Nasser mengaku tidak bersalah dan membela diri. Pengadilan juga memutar rekaman pengawasan yang direkam oleh agen MI-5 saat mereka mengamati para tersangka di berbagai lokasi.
“(Rekaman) ini menunjukkan Glass Pendant dan Small Panel tengah berjalan bersama-sama,” kata seorang agen jaksa pemerintah.

Namun, dalam rekaman tersebut, tidak terlihat para tersangka membawa atau merancang bahan peledak. Salah satu agen, yang diidentifikasi sebagai Saksi 1161 menyatakan tidak pernah melihat Nasser melakukan tindakan kriminal. “Gerak-geriknya tidak menunjukkan tindakan yang perlu mendapat perhatian (khusus),” kata sang agen.

Naseer adalah salah satu dari 12 orang yang ditangkap di Inggris atas kecurigaan tuduhan bergabung dengan sel teroris yang didukung al-Qaidah. Setelah tidak ada bahan peledak yang ditemukan, para tersangka dibebaskan tanpa dikenakan hukuman apapun, namun mereka diminta untuk meninggalkan Inggris. Nasser akhirnya dideportasi ke AS dua tahun lalu.

Sejumlah jaksa federal menuduh Naseer merencanakan serangan di pusat perbelanjaan Manchester dan sistem kereta bawah tanah New York. Pengadilan ini menunjukkan senyawa yang berasal dari tempat persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan yang ditemukan oleh pasukan khusus AS pada musim semi 2011. Pemerintah Inggris khawatir identitas asli para agen akan terungkap, karena mereka masih aktif menjalani tugas intelijen.

Pengadilan tersebut tidak dapat dihadiri oleh awak media. Hakim Agung Dearie mengatakan kepada seniman sketsa pengadilan bahwa mereka bisa menggambar para agen Inggris yang memberikan kesaksian, namun mereka harus digambarkan dengan “wajah kosong dan potongan rambut yang umum”.

Para agen bahkan harus berbicara dengan aksen yang berbeda, namun terkesan dipaksakan. Agen wanita yang dijuluki Saksi 1488, menggunakan aksen masyarakat papan atas di Surrey. Sedangkan agen keempat, Saksi 8842, tampaknya mencoba menghilangkan aksen Skotlandia, dan menggunakan aksen Geordie.

Proyek Kolam Tangerang Baru Sampai Pembebasan Tanah

Jakarta, Aktual.co —Rencana Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, untuk membangun lima kolam penampungan air untuk mencegah banjir masih berjalan lambat.
Sekretaris Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pemkab Tangerang Mulyadi mengatakan baru satu kolam yang segera terealisasi.
“Yakni di Kecamatan Solear,” kata dia, di Tangerang, Rabu (25/2).
Prosesnya saat ini sudah memasuki memasuki tahap pembebasan lahan, sehingga perlu koordinasi dengan aparat Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.
Kolam di Solear akan dikerjakan mulai pertengahan April tahun ini, untuk menahan genangan air di badan jalan dan perkampungan penduduk.
Dia mengklaim pembuatan kolam itu sudah melalui perencanaan matang dengan melibatkan pihak swasta serta tenaga teknis dari perguruan tinggi.
Pembuatan kolam itu, ujar dia, juga disesuaikan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanceuri dan DAS Ciranjieun yang sering meluap saat musim hujan.
Kolam dibuat dengan berbagai pertimbangan teknis, ekonomis, serta konservasi sungai, agar air yang melimpah ketika hujan dapat ditampung.
Diakui Mulyadi, rencananya kolam akan dibangun di lima lokasi. Yakni di Kecamatan Solear, Jambe, Tigaraksa, Gunung Kaler dan Cikupa.
Nantinya, kolam yang dibangun memiliki luas bervariasi, dengan kedalaman mencapai 10 meter agar menampung air hujan lebih banyak. Kolam juga akan difungsikan untuk objek wisata, dan sumber air baku pertanian tanaman palawija bagi warga sekitar.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain