24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38192

Akhirnya, Indonesia Siap Adopsi Rekomendasi ILO

Jakarta, Aktual.co — Indonesia akan mengadopsi rekomendasi kebijakan terkait pengembangan pekerjaan yang layak dan pembangunan yang berkesinambungan dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Organisasi Tenaga Kerja Internasional, ILO, di Jakarta, seperti yang dilansir CNN Indonesia. Pada pertemuan dua hari yang dimulai hari ini, Selasa (24/2), hadir perwakilan dari pemerintah, pengusaha, akademisi dan pemangku kepentingan lainnya dari Indonesia untuk meninjau pengalaman dan mengadopsi rekomendasi tersebut.

Dalam pernyataan ILO, pertemuan bertema “Mencapai Pembangunan Berkesinambungan melalui Penciptaan Tenaga Kerja dan Pekerjaan Layak untuk Semua” akan membahas beberapa masalah kunci pekerja dan pengusaha. Di antaranya adalah pembahasan soal kebijakan untuk meningkatkan industri manufaktur dan meningkatkan sektor pelayanan tingkat tinggi, peran upah minimal, penawaran kolektif dan reformasi lainnya untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan reformasi untuk meningkatkan kesempatan kerja layak.

Selain itu juga dibahas soal pelatihan pekerja untuk pekerjaan baru yang diperlukan perusahaan, sistem pensiun dalam mendorong pertumbuhan dalam negeri, perlindungan pekerja migran dan kebijakan menciptakan pekerjaan yang lebih baik untuk ekonomi perdesaan. Diskusi dan rekomendasi dalam pertemuan tersebut akan disampaikan dalam konferensi global di New York dan membantu pembentukan agenda pembangunan PBB pasca-2015 yang akan diadopsi dalam KTT global September mendatang.

“Pekerjaan yang layak dan pembangunan yang berkesinambungan juga merupakan masalah kunci bagi Indonesia dan isu ini sejalan dengan tema, agenda dan target pembangunan nasional di sektor tenaga kerja,” kata Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan Indonesia. Tomoko Nishimoto, Asisten Direktur Jenderal dan Direktur Regional Asia dan Pasifik ILO mengatakan pertemuan ini penting untuk menekankan Agenda Pembangunan Pasca-2015 dan mendukung Indonesia terutama dalam membentuk lapangan pekerjaan bagi generasi muda.

“Ini adalah kesempatan untuk menjelajahi kerja sama antara pekerjaan yang layak dan pembangunan yang berkesinambungan, dan untuk memberikan rekomendasi kebijakan berdasarkan pelajaran yang telah didapat di Indonesia,” kata Nishimoto.

2014, Permukiman Ilegal Israel Meningkat 40 Persen

Jakarta, Aktual.co —Permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, Palestina meningkat 40 persen sepanjang tahun lalu, menurut sebuah lembaga swadaya anti-permukiman, Senin (23/2), seperti yang dilanir Al JazeeraNews. Peace Now mengatakan 3.100 rumah dibangun di Tepi Barat tahun lalu. Sementara itu diluncurkan 4.485 lelang untuk pembangunan di tempat itu dan di daerah permukiman Yerusalem Timur pada tahun tersebut, “rekor tertinggi untuk setidak-tidaknya satu dasawarsa belakangan”.

Dari 3.100 rumah, menurut organisasi Israel itu, hanya 287 yang merupakan pemukiman liar karena tanpa otorisasi resmi dari pemerintah Israel. Masyarakat internasional tidak membedakan antara permukiman “sah” dan “gelap”, mengingat semua menjadi tidak sah jika dibangun di wilayah Palestina. Peace Now menambahkan 460 rumah baru dibangun setiap bulannya selama pemerintahan periode ketiga Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mulai menjabat pada 18 Maret 2013.

Disebutkannya bahwa selama periode yang sama, 66 proyek konstruksi diluncurkan untuk membangun 10.113 rumah di 41 permukiman. “Angka-angka ini membuktikan bahwa Benjamin Netanyahu melakukan segalanya” untuk meningkatkan sengketa di lapangan “dan membuat solusi dua negara tidak mungkin”, kata Hagit Ofran dari Peace Now. “Kami berharap para pemilih Israel akan mengingat fakta penting ini,” ketika mereka menuju tempat pemungutan suara pada 17 Maret, katanya.

Bulan lalu, Israel juga mengumumkan rencana untuk membangun 450 rumah pemukim baru di Tepi Barat, yang memicu kemarahan Washington yang mengecam hal itu sebagai “tidak sah dan kontraproduktif” untuk mencapai perdamaian dengan Palestina. Pengumuman itu, datang hanya beberapa minggu sebelum pemilihan umum dini, membuat hubungan dengan Amerika Serikat – mediator pembicaraan damai yang sekarang terhenti – dan sekutu utamanya Timur Tengah menegang.

Palestina mengecam rencana untuk pembangunan 450 rumah baru itu sebagai “kejahatan perang”. Peace Now mengatakan rumah itu akan dibangun dalam empat kawasan permukiman yang ada di Tepi Barat. Israel menduduki Tepi Barat dan Jerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967. Membangun pemukiman adalah ilegal berdasarkan hukum internasional dan ditentang oleh masyarakat internasional sebagai hambatan bagi kesepakatan perdamaian dengan Palestina.

Sobek dan Injak Al-Quran, Pria Ini di Arab Saudi Dihukum Mati

Jakarta, Aktual.co —Pengadilan Syariah di Arab Saudi menghukum mati seorang pria karena menyobek kitab suci Al-Quran dan menginjaknya dengan sepatu. Diberitakan harian Saudi berbahasa Inggris, Saudi Gazette pada Selasa (24/2), pria berusia 20-an tahun yang tidak dipublikasikan namanya tersebut mengunggah rekaman video yang memperlihatkan aksinya menyobek Kitab Suci umat Islam tersebut.

Pengadilan Arab Saudi kemudian menghukum pria tersebut atas dakwaan keluar dari keyakinan agama Islam, atau murtad. Di bawah interpretasi hukum Syariah Islam yang diterapkan Saudi, murtad merupakan tindak kriminal dan dapat dijatuhi hukuman mati. Di Saudi, hukuman karena murtad, sama halnya seperti hukuman pelanggaran agama lainnya, seperti mempraktikkan ilmu sihir.

Sementara, menghujat dan melontarkan kritik kepada ulama senior dapat dijatuhi hukuman penjara dan hukuman fisik.Eksekusi mati di Arab Saudi biasanya dilakukan dengan cara pemenggalan kepada di depan publik. Dilaporkan Reuters, Selasa (24/2), kelompok pemerhati HAM internasional menilai bahwa sistem peradilan di Saudi kurang transparan terkait dengan proses hukum. Pasalnya, terdakwa kerap kali tidak mendapat perwakilan hukum. Hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa pun terkesan sewenang-wenang.

Pemerintah Saudi telah melakukan beberapa langkah untuk mereformasi sistem peradilannya. Namun, Saudi selalu menyatakan bahwa sistem pengadilan yang diterapkan di negara tersebut telah adil. Tahun lalu sebuah pengadilan di Jeddah menghukum aktivis liberal Raif Badawi dengan hukuman cambuk 1.000 kali di muka publik. Badawi juga harus menjalani hukum 10 tahun penjara karena menerbitkan tulisan yang berisi kritik terhadap elit penguasa agama dan politik kerajaan. Badawi juga menyerukan reformasi dalam Islam.

Hukuman cambuk kepada Badawi sebanyak 50 kali dilakukan pada bulan Januari, di depan publik setelah shalat Jumat. Namun, hukuman cambuk berikutnya belum dilakukan karena kondisi kesehatan Badawi yang menurun dan desakan yang kuat dari sejumlah organisasi internasional.

Dicitrakan Negara Narkoba, Paus Fransiskus Diprotes Meksiko

Jakarta, Aktual.co —Meksiko mengatakan akan mengirimkan surat protes pada Vatikan terkait perkataan yang disampaikan Paus Fransiskus soal negara itu yang dicitrakan menderita akibat peredaran narkotika, seperti yang dilansir CNN. Pernyataan Paus ini disampaikan kepada organisasi HAM Argentina La Alameda melalui surat elektronik. Dalam surat itu, Paus mengatakan Argentina terancam mengalami “Meksikonisasi”, kata yang merujuk pada kekerasan kartel narkotika di Meksiko.

“Semoga kita tidak terlambat mencegah Meksikonisasi. Saya telah berbicara dengan beberapa uskup Meksiko di saat-saat sulit ini,” tulis La Alameda di situsnya, mengutip perkataan Paus kepada kepala lembaga HAM itu, Gustavo Vera. Menteri Luar Negeri Meksiko Jose Antonio Meade mengatakan pemerintahnya prihatin mendengar negara itu “dicitrakan” sebagai negara para pengedar narkotika.

“Kami telah bertemu dengan nuncio (perwakilan Vatikan) dan kami akan mengirimkan nota protes, dan yang paling membuat kami khawatir adalah tantangan pemberantasan narkotika adalah tantangan bersama. Meksiko melakukan upaya keras dalam menjawab tantangan ini,” kata Maede.

Juru bicara Gereja Katolik Roma di Meksiko mengatakan dia masih mencoba mengonfirmasi apakah benar Paus yang melontarkan komentar itu. Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa pihak Vatikan telah mengonfirmasi keabsahan surat elektronik tersebut.

Menurut Vera, pernyataan Paus asal Argentina itu disampaikan saat mereka berdua berbincang soal masalah kriminal. “Dalam surat itu dia memberikan kesan keprihatinan yang mendalam soal perdagangan narkotika yang kian parah dan mengakar di dalam Argentina,” kata Vera dalam wawancara dengan radio Argentina.

Lebih dari 100 ribu orang tewas akibat kekerasan kartel narkotika di Meksiko sejak awal tahun 2007. Penculikan dan pembantaian 43 mahasiswa di Meksiko yang melibatkan polisi yang bekerja sama dengan geng narkoba memperlakukan pemerintah negara itu yang bertekad memberantas narkotika.

Puluhan Umat Syiah Diculik Kelompok Bersenjata di Afganistan

Jakarta, Aktual.co —Sekelompok orang bersenjata menculik 30 umat Syiah yang sedang bepergian menggunakan bus di wilayah tengah Afganistan., seperti yang dilansir AFP. Demikian penjelasan sejumlah pejabat, Selasa (24/2). Para warga Syiah yang berasal dari etnis minoritas Hazara itu diculik pada Senin (23/2) malam di provinsi Zabul,  tepatnya di jalan raya yang menghubungkan kota Herat dan Ibu Kota Kabul.

Umit Syiah Hazara kerap menjadi target aksi kekerasan sektarian yang dilakukan kelompok ekstremis Sunni di Pakistan maupun Afganistan. “Pengemudi kami melihat sekelompok pria bertopeng mengenakan seragam militer Afganistan memberi tanda untuk berhenti. Pengemudi kami mengira mereka adalah tentara sehingga menghentikan bus,” kata Nasir Ahmad, pengurus perusahaan bus Ghazni Paima yang membawa 30 umat Syiah Hazara itu. “Selanjutnya, orang-orang bertopeng itu membawa ke-30 orang Hazara tersebut bersama mereka,” lanjut Ahmad.

Ahmad menambahkan, para penculik hanya membawa para pria Hazara yang mereka masukkan ke dalam dua buah bus dan membebaskan para perempuan serta anak-anak. Sejauh ini belum ada satu kelompokpun yang mengaku mendalangi penculikan itu, namun penculikan untuk mendapatkan tebusan yang dilakukan para bandit, milisi lokal dan Taliban kerap terjadi di Afganistan. Selain itu terdapat kekhawatiran pengaruh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang memiliki agenda anti-Syiah yang sangat kuat, sudah tumbuh di Afganistan.

Kapal Perancis Merapat ke Irak

Jakarta, Aktual.co — Perancis mengerahkan kapal induk Charles de Gaulle mendekati Irak, Senin (23/2), sebagai bagian misi serangan terhadap milisi Negara Islam di Irak dan Suriah, seperti yang dikutip AP.Pengerahan kapal induk ini bisa memangkas separuh waktu perjalanan jet-jet tempur Perancis dalam operasi serangan daripada menyerang dari Uni Emirat Arab.

Tujuh pekan setelah serangan kelompok ekstremis yang menewaskan 17 orang di Paris, Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian menegaskan tekad Perancis untuk menghadapi ancaman kelompok militan jihad dengan berhadapan langsung. ”Ancaman ini, terorisme militan jihad, ingin mencapai warga kami, kepentingan kami, nilai kami. Balasan Perancis bakal tegas secara total,” kata Le Drian saat meluncurkan operasi di atas kapal induk Charles de Gaulle.

Senin pagi, empat jet tempur Perancis lepas landas dari kapal induk itu saat kapal berlayar sekitar 200 kilometer dari pantai utara Bahrain menuju Irak. Sejak bergabung dengan pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS), September lalu, Perancis menamai misi mereka dengan Operasi Chammal. Kapal induk Charles de Gaulle meninggalkan pangkalannya di Toulon, 13 Januari, untuk menjalani misi lima bulan. Di kawasan Teluk, kapal itu bakal bekerja sama dengan kapal induk AS, USS Carl Vinson, menjadi basis serangan udara pada NIIS.

Mampu mengangkut 12 jet tempur Rafale dan sembilan pesawat penyerbu Super Etendard, kapal induk itu bakal meningkatkan secara signifikan kemampuan serangan udara Perancis. Perancis mempunyai sembilan jet Rafale di Uni Emirat Arab (UEA), 6 jet tempur Mirage di Jordania untuk misi serangan di Irak, patroli maritim, dan pesawat pengisi bahan bakar. Pengerahan kapal induk itu bakal menghemat separuh waktu perjalanan jet-jet tempur Perancis saat menyerang NIIS daripada terbang dari UEA. Bersama Australia, Perancis salah satu kontributor utama bagi koalisi berkekuatan 32 negara itu.

Sejak mengawali serangan, Agustus lalu, koalisi telah melancarkan 2.000 serangan. Perancis dan negara-negara Barat ambil bagian dalam serangan koalisi di Irak. Adapun beberapa negara Arab ikut menyerang target NIIS di Suriah. Khusus di Suriah, menurut Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), serangan udara pasukan koalisi menewaskan lebih dari 1.600 orang, yang sebagian besar milisi NIIS dan Front al-Nusra. Di antara korban, tercatat 62 warga sipil.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS yang baru, Ashton Carter, menggelar rapat bersama para komandan dan pejabat teras militer AS serta para diplomat di Kuwait. Mereka tidak hanya bakal membahas serangan terhadap NIIS di Irak dan Suriah, tetapi juga di seluruh kawasan. Beberapa hari yang lalu, pejabat militer AS mengungkapkan, saat ini serangan besar tengah dipersiapkan untuk merebut kota Mosul, Irak utara, dari NIIS. ”Tanpa ragu, kami akan menghadirkan kemenangan,” kata Carter. ”Koalisi bisa menekan NIIS dari Kuwait dan tempat lain.”

Berita Lain